OPM Klaim Bunuh dan Rampas Senjata Anggota Brimob di Napua Jayawijaya Papua

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) mengklaim bertanggung jawab atas penganiayaan personel Brimob Bripda Diego Rumaropen di Napua, Jayawijaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jun 2022, 12:15 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2022, 12:14 WIB
Sejumlah senjata dan amunisi yang disita TNI dari kelompok separatis usai terlibat baku tembak di Intan Jaya, Papua. (dok TNI)
Sejumlah senjata dan amunisi yang disita TNI dari kelompok separatis usai terlibat baku tembak di Intan Jaya, Papua. (dok TNI)

 

Liputan6.com, Jakarta Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) mengklaim bertanggung jawab atas penganiayaan personel Brimob Bripda Diego Rumaropen di Napua, Jayawijaya. Mereka juga mengaku sebagai perampas dua senjata milik Brimob Polri. 

Jubir Komnas TPNPB OPM Sebby Sambom mengatakan penyerangan yang menyasar Bripda Diego Rumaropen dilakukan oleh Kodap III Darakma Ndugama, di bawah pimpinan Egianus Kogeya cs.

"Saya (Egianus Kogeya) yang lakukan, dan saya bertanggung jawab atas peristiwa penyerangan Brimob dari Wamena, Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya," kata Sebby dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/6/2022).

Serangan yang dilakukan pada Sabtu 18 Juni di Wamena, Distrik Napua itu, kata dia, telah dilaporkan Egianus Kogeya melalui sambungan telepon. Egianus melaporkan, pasukannya berhasil mengambil dua senjata dan menyerang satu personel Brimob.

"Di Distrik Napua itu kami dari anak buah Egianus Kogeya, yang lakukan dan dua senjata milik Brimob itu sudah menjadi milik TPNPB KODAP III DARAKMA Ndugama," ujar Sebby menirukan laporan yang diterimanya.

Dia juga turut menantang pihak TNI/Polri untuk kembali mengambil dua pucuk senjata di jalan besar Habema Ndugama.

"TNI/POLRI silakan kejar kami, kami menuju Ndugama, jalan besar Habema Ndugama. Di mana ketemu kami disitu, siap lawan menggunakan dua pucuk senjata ini," tutur Sebby.

"Kami yang rampas senjata ini, jadi jangan cari orang sembarang, tetapi silakan kejar kami TPNPB Kodap III Ndugama Darakma," sambung dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Indikasi KKB

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri belum mengungkap identitas pelaku penganiayaan yang berujung meninggalnya anggota Brimob Bripda Diego Rumaropen.

"Untuk identitas dari Kelompok OTK yang menjadi pelaku penyerangan akan disampaikan kembali setelah penyelidikan lebih lanjut dari Dit Krimum Polda Papua,"katanya dalam siaran pers yang diterima, Minggu (19/6).

Namun ada indikasi bahwa pelaku penyerangan yang menewaskan anggota Brimob adalah anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"Namun untuk memastikannya, anggota masih menyelidiki," katanya di Jayapura, Minggu.

Minggu (19/6) pagi, Tim Penegakan Hukum dari Satgas Damai Cartenz dan 32 anggota Brimob diberangkatkan ke Wamena.

"Saya dan Dirkrimum, Senin (20/6) akan ke Wamena untuk melihat langsung sekaligus mengevaluasi apa yang terjadi dan apakah sudah sesuai standar operasi (SOP) di daerah rawan, " jelas Fakhiri.

Kapolda berharap senjata api yang dirampas ditemukan. Selain itu, dia meminta anak buahnya meningkatkan pengawasan. Personel Polri juga diinstruksikan menerapkan body system (anggota polisi yang bertugas didampingi aparat bersenjata dari Polri/TNI).

"Saya sudah sampaikan bahwa setiap anggota Polri yang bertugas di Provinsi Papua harus menerapkan body system minimal sebanyak 5 orang untuk kewaspadaan serta keamanan personel saat bertugas," ucapnya.

 


Tingkatkan Pengawasan

 

Insiden penganiayaan itu terjadi di Napua atau sekitar 5 kilometer dari Wamena. Penganiayaan tersebut menewaskan seorang anggota Brimob. 

Para pelaku juga mengambil senjata organik Polri yang dibawa dua petugas. Dua senjata api organik Polri yang dibawa lari pelaku yaitu AK101 dan SSG08 (sniper).

Insiden tersebut berawal saat AKP R dimintai tolong warga untuk menembak sapi miliknya di Napua. AKP R bersama Bripda Diego Rumaropen, Sabtu (18/6) ke Napua.

Setelah menembak sapi, AKP R menitipkan senjata yang dibawanya kepada korban. Beberapa saat kemudian datang sekelompok warga dan menyerang korban hingga meninggal kemudian mengambil kedua dua senjata api tersebut.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka


Dimakamkan di Wamena

Jenazah Bripda Diego Rumaropen, anggota Brimob Polda Papua yang menjadi korban penganiayaan orang tak dikenal (OTK) di Napua, Kabupaten Jayawijaya, akan dimakamkan di Taman Makam Bahagia (TMB) Wamena.

Kapolres Jayawijaya AKBP Syafeii mengaku belum mengetahui waktu pemakaman korban karena masih menunggu informasi dari keluarga. Dia mengatakan, keluarga maupun kepolisian tengah mengurus pemakaman Diego.

"Keluarga berharap agar jenazah Bripda Diego dimakamkan di TMB sehingga saat ini sedang diurus segala sesuatunya," kata Syafeii, seperti dilansir Antara, Minggu (19/6/2022).

Menurut dia, kepolisian belum bisa memastikan pelaku penyerangan yang menyebabkan korban tewas. Pelaku pun mengambil dua pucuk amunisi organik Polri.

"Saat ini kami sedang meminta bantuan tokoh masyarakat dan tokoh agama agar masyarakat yang membawa senjata api tersebut dapat mengembalikan," ujar Syafeii.

Infografis Baku Tembak TNI Vs KKB Papua
Infografis Baku Tembak TNI Vs KKB Papua. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya