6 Fakta Usai Insiden Adu Tembak Polisi hingga Tewaskan Brigadir Joshua

Diduga aksi baku tembak polisi di rumah dinas pejabat Polri kawasan Duren Tiga dipicu adanya pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jul 2022, 18:46 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2022, 18:46 WIB
Penembakan Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kasus adu tembak antara 2 polisi terjadi di rumah dinas pejabat Polri, kawasan Duren Tiga Pancoran, Jakarta Selatan pada Jumat, 8 Juli 2022 sekitar pukul 17.00 WIB. Dari peristiwa tersebut menewaskan Brigadir J atau Joshua, personel satuan Divisi Propam Polri.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, membenarkan peristiwa tersebut saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan.

"Ajudan (Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo) atau siapa, tapi yang jelas tadinya personel Bareskrim kemudian mengemban tugas di Propam. Belum tahu ajudan atau bukan," tutur Ahmad Senin, 11 Juli 2022.

Ahmad juga turut menjelaskan kronologi singkat bagaimana persitiwa adu tembak antara anggota polisi dapat terjadi.

"Peristiwa singkatnya saat itu saudara Brigadir J berada atau memasuki rumah pejabat mabes Polri di Perumahan Dinas Duren Tiga. Kemudian ada anggota lain atas nama Bharada E menegur, dan saat itu yang bersangkutan mengacungkan senjata, kemudian melakukan penembakan," tambahnya.

"Barada E itu menghindar dan membalas tembakan terhadap Brigadir J. Akibat penembakan yang dilakukan mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia," sambung Ahmad.

Diduga aksi baku tembak polisi di rumah dinas pejabat Polri kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan tersebut dipicu adanya pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Hingga kini kasus tersebut masih terus diselidiki lebih lanjut. Lantas apa saja fakta terbaru yang ditemukan dari peristiwa adu tembak antaranggota polisi tersebut?

 

1. Saat peristiwa terjadi, Kadiv Propam Sedang Tidak di Lokasi

Pelaku Penembakan Sesama Polisi di Ciamis Terancam Dipecat
Ilustrasi

Ketika peristiwa terjadi, Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sedang tidak berada di rumah. Hal ini dijelaskan oleh Karopenmas Divhumas Mabes Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan.

"Sedang tidak ada di rumah, lagi test PCR menurut keterangan yang kami dapat,” kata Ramadhan kepada awak media di Mabes Polri Jakarta, Senin, 11 Juli 2022 

Ramadhan menambahkan, Irjen Ferdy Sambo mengetahui insiden baku tembak ini setelah ditelepon oleh istrinya yang histeris akibat kasus ini.

“Kadiv Propam pulang ke rumah karena dihubungi istrinya yang histeris. Kadiv Propam sampai di rumah dan mendapati Brigadir J sudah meninggal dunia," tutur Ramadhan.

Atas kejadian tersebut, Irjen Ferdy Sambo langsung menghubungi kapolres Selatan. Hingga akhirnya dilakukan olah TKP oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.

Untuk diketahui bahwa kedua polisi yang terlibat kasus adu tembak merupakan anggota polri yang memang bertugas di Kadiv Propam, keduanya mengemban tugas yang berbeda.

“Brigadir J driver Ibu, Bharada E ADC (Aide De Camp atau asisten pribadi) dari pak Kadiv,” tutur Ahmad di Mabes Polri, jakarta Selatan, Senin.

Ahmad juga menerangkan bahwa sebelumnya merupakan personel Bareskrim yang kemudian mengemban tugas di Propam.

 

2. Total 12 Tembakan yang Dilepaskan

Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi Penembakan (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Adu tembakan tidak bisa dihindari, Bharada E yang menerima tembakan dari Brigadi J langsung menghindar sehingga tidak mengenai tubuhnya.

"Bharada E itu menghindar dan membalas tembakan terhadap Brigadir J," jelas Ramadhan.

Ia memastikan adanya hasil visum dari Brigadir J yang tewas karena luka tembak, salah satunya ada timah panas yang menembus dua bagian tubuh sekaligus.

Adapun Brigadir J melepaskan tujuh tembakan, sementara Bharada E diketahui meletuskan lima tembakan.

"Jadi walaupun lima tembakan, jadi ada satu tembakan yang mengenai misalnya tangan kemudian tembus kena badan. Jadi kalau ada tujuh lubang, itu ada lima tembakan, satu tembakan kena dua. Jadi hasil keterangan maupun olah TKP, tembakan yang dilakukan Bharada ada lima,” Ahmad menandaskan.

Sementara, tujuh tembakan yang telah diletuskan oleh Brigadir J tidak satu pun mengenai Bharada E. Hal itu disebut lantaran perbedaan posisi saat terjadi baku tembak antara keduanya.

“Tidak ada (yang kena), kan posisi dia lebih tinggi dan dia posisisnya dalam keadaan yang terlindung," Ahmad menambahkan.

 

3. Keluarga Sebut Ada Luka Memar di Perut Brigadir Yoshua

Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi Penembakan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Keluarga angkat bicara atas kematian Brigadir J atau Yoshua dalam peristiwa adu tembak anak buah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di rumah pejabat Polri daerah Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022. Kejanggalan yang disoroti adalah adanya luka lebam atau memar di jasad Brigadir Yoshua.

"Kalau kami itu keterangan dari Mabes Polri itu Bapak Leonard Simatupang kan dibilangnya adanya tembak-menembak. Jadi kami merasa kurang puas begitu," tutur salah seorang keluarga, Rohani Simanjuntak berdasarkan video yang dikutip, Selasa (12/7/2022).

Rohani menyampaikan, awalnya pada Minggu 10 Juli 2022, keluarga melihat adanya darah segar yang merembes melalui jari kelingking jasad Brigadir J atau Yoshua. Sebab itu, keluarga berinisiatif untuk membuka pakaian jenazah tersebut.

"Cuma celananya nggak kami buka sih. Yang kami buka bajunya, kaos kakinya, tenyata di sana ada luka-luka sama biru memar di bagian perutnya. Terus di matanya ini ada kayak luka sayatan ini, trus di bibirnya juga, di hidungnya ada jahitan. Trus di dada sebelah kanan itu ada tembakan dua, di leher satu. Tapi yang lebih besar lubang tembakannya di dada sebelah kanan," jelas dia.

Menurut Rohani, luka tembakan juga terlihat di tangan sebelah kiri. Adapun jari kelingking dan jari manis tangan kiri Brigadir J atau Yoshua tampak patah.

"Terus luka di kaki sebelah kanan ada juga. Jadi kalau dugaan dari sana itu ada tembak-menembak. Kalau ada tembak menembak nggak mungkin sampai ada luka-luka memar, luka di kaki seperti benda tajam," Rohani menandaskan.

 

4. Pemicu Baku Tembak Versi Polisi

Ilustrasi Tembakan
Ilustrasi Tembakan (Steve Buissinne/Pixabay).

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan bahwa peristiwa adu tembak antar personel di rumah dinas pejabat Polri kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, dipicu adanya pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

"Peristiwa itu terjadi ketika Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam, di mana saat itu istri dari Kadiv Propam sedang istriahat. Kemudian Brigadir J melakukan tindakan pelecehan dan juga menodongkan menggunakan pistol ke kepala istri," tutur Ahmad di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 11 Juli 2022.

Menurut dia, istri Irjen Ferdy Sambo kemudian berteriak minta tolong. Aksinya tersebut membuat Brigadir J kaget dan bergegas keluar kamar.

"Mendengar teriakan ibu, Bharada E yang berada di lantai atas dari atas tangga kurang lebih 10 meter, bertanya ada apa. Namun direspon dengan tembakan oleh Brigadir J. Akibat tembakan itu, terjadi saling tembak dan mengakibatkan Brigadir J meningggal dunia," jelas dia.

Sejauh ini, diketahui Brigadir J melepaskan tujuh tembakan. Sementara, Bharada E meletuskan sebanyak lima tembakan.

"Perlu kami sampaikan bahwa tindakan yang dilakukan Bharada E adalah untuk melindungi diri dan membela diri karena ancaman dari Brigadir J," Ahmad menandaskan.

 

 

5. 1 Peluru Bersarang di Tubuh Brigadir Joshua

Ilustrasi penembakan.
Ilustrasi penembakan.

Peristiwa polisi tembak polisi itu terjadi di Rumah Dinas (Rumdin) Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo. Polisi menyebut ada satu peluru bersarang di tubuh korban.

Kapolres Metro Jaksel, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto menjelaskan, kedua anggota Polri menggunakan senjata berbeda.

Brigadir Joshua menggunakan senjata HS 16 dengan magazen boks 16 butir peluru. Sementara Bharada RE menggunakan senjata Glock 17 dengan magazen box 17 butir.

Budhi menyebut, Brigadir J memuntahkan tujuh peluru. Namun, tak ada satupun yang mengenai Bharada RE. Bekas tembakan hanya terlihat pada tembok dekat tangga.

Sedangkan, Bharada RE melepaskan 5 peluru ke arah Brigadir J. Budhi mengungkapkan berdasar hasil otopsi sementara yang dirilis RS Polri.

Dipaparkan, terdapat 7 luka tembak masuk dan 6 luka tembak keluar serta satu proyektil bersarang di dada. Budhi memberikan penjelasan luka-luka tersebut.

"Ada beberapa luka tembak pertama pada jari manis di sini itu sempat (terkena peluru) karena posisi saudara RE mengenggam senjata dengan dua tangan. Peluru yang ditembakan saudara RE mengenai kelingking dan tembus sampai ke badannya sehingga itu dihitung dua," kata dia.  

"Ada juga peluru yang mengenai lengan sebelah dalam juga tembus ke tubuhnya jadi itu dihitung dua. Begitu pula ada enam tembak luar dan satu bersarang. Jadi yang kelingking satu masuk, satu keluar. Kemudian dari telapak tangan, satu masuk satu keluar, itu meninggalkan luka seperti sayatan," sambung Budhi.

 

6. DPR Akan Panggil Kapolri

Buntut baku tembal antaranggota tersebut, Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul berencana memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Komisi III tentu akan mengundang Pak Kapolri, ini clear ya. Nanti Pak Kapolri kita undang, kemudian Paminal kita undang, untuk bisa lebih memberikan penjelasan lebih rinci, supaya kita bisa didengar oleh rakyat," kata Bambang Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (12/7/2022).

Menurut Politikus PDIP ini, kasus tersebut adalah kecelakaan yang harus ada penjelasan detail dan transparan dari Polri.

"Ini adalah accident yang perlu penjelasan lebih lanjut. Kita tidak boleh membuat pertanyaan yang istilahnya sangat spekulatif, jangan," ungkap Bambang Pacul.

Dia juga menyebut, kasus adu tembak ini merupakan kasus internal Polri lantaran tak ada korban dari pihak masyarakat. Meski demikian, Bambang Pacul meminta masyarakat bersabar dan biarkan Propam Polri bekerja.

"Itu ada pengawasan internal. Jadi menurut saya, ini kita tunggu pengawasan internal bekerja, kita tunggu pengawasan internal bekerja. Ada Paminal di sana, kemudian ada Propam di sana," tuturnya.

"Ini masih internal, belum ada korban masyarakat. Jadi kita beri kesempatan polri untuk menjelaskan lebih rinci," sambung Bambang Pacul.

 

Belinda Firda

Infografis Mantan PM Jepang Shinzo Abe Meninggal Dunia Usai Ditembak. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Mantan PM Jepang Shinzo Abe Meninggal Dunia Usai Ditembak. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya