Jokowi Bertemu PM Albanese, Moeldoko Pastikan Indonesia - Australia Semakin Erat

Indonesia sangat mengapresiasi kunjungan Perdana Menteri Albanese ke Indonesia beberapa waktu lalu.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 21 Jul 2022, 09:43 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2022, 09:41 WIB
Moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menerima kunjungan Dubes Australia untuk Indonesia, Penny Williams, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (21/7). (Tim Media Kantor Staf Kepresidenan)

 

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko memastikan, hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia semakin erat. Menurut dia, Indonesia sudah berkomitmen dengan Australia di berbagai sektor, khususnya melalui pendekatan sosial-budaya, ekonomi dan perdagangan serta ketahanan pangan.

“Indonesia sangat mengapresiasi kunjungan Perdana Menteri Albanese ke Indonesia beberapa waktu lalu. Kami tentu berharap hubungan kedua negara bisa terus meningkat,” kata Moeldoko saat menerima kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, di Gedung Bina Graha Jakarta, Kamis (21/7/2022).

Moeldoko mengatakan, dinamika politik di kedua negara adalah hal umum, termasuk dengan adanya pergantian kepemimpinan kepala negara. Namun demikian, Moeldoko meyakini poros kerja sama keduanya tidak berubah.

"Kedua negara tetap harus meningkatkan hubungan bilateral, terutama melalui penguatan hubungan people to people baik melalui bisnis dan budaya," imbuh Moeldoko.

Diketahui, pada 5-7 Juni 2022 Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengunjungi Indonesia dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk membahas hubungan bilateral kedua negara. Kunjungan tersebut menandai kunjungan bilateral pertama Albanese semenjak dilantik sebagai Perdana Menteri Australia pada 23 Mei lalu. Hal ini menandakan pentingnya posisi Indonesia bagi Australia.

Moeldoko menambahkan, Australia merupakan mitra penting Indonesia di berbagai bidang, salah satunya dalam isu kesehatan dan ketahanan pangan. Australia berkomitmen untuk bekerjasama dengan Indonesia untuk mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda ternak sapi, kerbau dan kambing di Indonesia.

 

Kembangkan Industri Pangan Sorgum

 

Sementara itu, dalam isu ketahanan pangan, Moeldoko mengajak Australia untuk bekerja sama dengan Indonesia mengembangkan industri pangan sorgum.

“Di tengah ancaman krisis pangan global, Indonesia sudah mulai mencoba mengembangkan beberapa alternatif pangan, salah satunya sorgum di NTT. Akan sangat bagus kalau Australia punya pengalaman tentang ini dan bisa mengembangkan tanaman sorgum bersama Indonesia,” tambah Moeldoko.

Tawaran Purnawirawan Jenderal TNI ini bukan tanpa alasan. Sebab, sebagian wilayah utara Australia, misalnya di kota Darwin, memiliki kesamaan kondisi geografis dan iklim dengan wilayah NTT di Indonesia. Sehingga memungkinkan tanaman bijian-bijian sorgum untuk dikembangkan bersama.

“Saya mengerti bahwa Indonesia sedang mencari sumber-sumber pangan alternatif atau melihat peluang untuk memperluas komoditasnya. Saya tentu akan menyampaikan pada mereka [kepada komunitas ahli dan industri di Australia] terkait sorgum,” respon Dubes Penny Williams.

Duta Besar Penny juga menegaskan, pemerintah Australia terus berupaya meningkatkan hubungan bilateral dengan Indonesia, salah satunya ditunjukkan melalui komitmen PM Albanese untuk hadir dalam KTT G20 di bulan November mendatang, terlepas krisis politik global karena konflik Rusia dan Ukraina.

“PM Albanese berkomitmen akan hadir ke KTT G20 karena beliau sudah menyampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo,” Penny menutup.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya