Liputan6.com, Jakarta Tim Inafis dan Puslabfor Polri kembali melakukan prarekonstruksi terkait kasus tewasnya Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Kali ini, prarekontruksi digelar di Rumah Dinas Irjen Pol Ferdy Sambo.
Pantauan Liputan6.com, prarekonstruksi dilaksanakan pada pukul 11:18 WIB, Sabtu (23/7/2022). Garis polisi terpasang melingkari tembok luar sampai pintu pagar Rumah Dinas (Rumdin) Ferdy Sambo.
Advertisement
Baca Juga
Sementara, awak media hanya diizinkan menyorot aktivitas prarekontruksi dari jarak 30 meter. Terlihat, beberapa kepolisian masuk ke kediaman Irjen Ferdy Sambo melalui pintu samping.
Ada beberapa koper yang dibawa masuk diduga itu merupakan alat penunjang untuk melakukan prarekontruksi.
Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi dan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi dan Kasat Reskrim Polres Metro Jaksel, AKBP Ridwan Solpanit memantau jalannya prarekontruksi.
Terkait hal ini, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo membenarkan penyidik Polda Metro Jaya sedang melakukan kegiatan prarekontruksi di Kediaman Irjen Pol Ferdy Sambo. Turut terlibat di dalamnya Tim Inafis dan Puslabfor Polri, Dokpol.
"Betul dilaksanakan renkontruksi oleh penyidik Polda Metro Jaya juga melibatkan inafis, labfor, dokpol, gabungan penyidik agar case tersebut dapat dibuktikan secara ilmiah (SCI)," ujar dia dalam keterangan tertulis, Sabtu.Â
Dedi menyebut, ini terkait dengan dua laporan polisi (LP) yang sedang diusut oleh Polda Metro Jaya.
"Dua laporan yang disidik Polda Metro Jaya pertama, dugaan pencabulan dan kedua pengancaman dan percobaan pembunuhan," ujar dia.
Â
Prarekonstruksi di Mapolda Metro Jaya
Sebelumnya, Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat ditemukan tewas bersimbah darah di dekat tangga di sebuah rumah dinas Irjen Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli lalu sekitar pukul 17.00 WIB.
Ada barang bukti berupa senjata, selonsong serta proyektil peluru ditemukan. Berdasarkan hasil penyelidikan, Brigadir J tewas usai terlibat baku tembak dengan Bharada E.
Polisi yang menyelidiki kasus ini menyebut, peristiwa ini diawali dari dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri dari Irjen Pol Ferdy Sambo.
Tak cuma itu, Brigadir J juga disebut menodongkan menggunakan pistol ke kepala istri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Aksi Brigadir J diketahui oleh Bharada RE yang juga berada di dalam rumah. Bharada RE bertanya baik-baik apa yang sebenarnya terjadi kepada Brigadir J. Namun, tak dijawab Brigadir J malah melepaskan tembakan.
Sebelumnya, polisi menggelar prarekontruksi terkait kasus tewasnya Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Kegiatan prarekontruksi diadakan di Gedung Balai Pertemuan Polda Metro Jaya (BPMJ), hari ini, Jumat malam, 22 Juli 2022.Â
Prarekonstruksi terpantau digelar secara tertutup. Awak media hanya memantau jalanannya prarekontruksi dari jarak 40 meter dari Gedung BPMJ. Sementara pintu masuk Gedung BPMJ dijaga sejumlah anggota polisi berpakaian bebas.
Tampak, dua orang berdiri tangga lantai dua sambil mengacungkan pistol laras pendek.
Salah seorang pemeran perlahan-lahan menuruni anak tangga sambil menodongkan pistol ke arah lantai dasar.
Belum ada konfirmasi terkait kegiatan di BPMJ Polda Metro Jaya. "Coba saya tanyakan dahulu," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi awak media, Jumat, 22 Juli 2022.
Advertisement
Mereka yang Terlibat Dalam Autopsi Ulang Brigadir J
Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut, ada 7 orang yang akan terlibat dalam autopsi ulang jenazah Brigadir J atau Yoshua yang tewas diduga usai baku tembak dengan Bharada E. Kejadian itu terjadi di rumah Irjen Ferdy Sambo di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) sore.
"Kalau dari perhimpunan kedokteran Forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada 7 orang," kata Dedi di Jakarta, Jumat, 22 Juli 2022.
Kendati demikian, Dedi belum mengetahui siapa saja nama-nama dari tujuh orang tersebut. Namun ia memastikan, 7 orang tersebut ahli dalam bidang forensik.
"Namanya saya tidak hafal ada beberapa guru besar disitu yang memang ekspert dibidang terutama forensik itu akan hadir ya, termasuk nanti dari kedokteran Forensik dari Polri yang juga sudah memiliki pengalaman," ujarnya.
Selain itu, saat disinggung apakah akan melibatkan pihak TNI dalam melakukan autopsi ulang terhadap Brigadir J di Jambi. Menurutnya, semua akan dibutuhkan jika memang ahli dalam bidangnya.
"(Keterlibatan TNI) Bapak Kapolri sudah menyampaikan bahwa kita terbuka dan kita transparan dan tentunya tetap semua pekerjaan kita harus akuntabel. Oleh karenanya, keterlibatan para ahli ekspert dibidangnya ini tentunya dibutuhkan dalam rangka untuk membuat kasus ini terang benderang," tutupnya.
Â