Liputan6.com, Jakarta Penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Bukan hanya petugas kesehatan dan peternak, melainkan juga pihak luar seperti masyarakat umum dan Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Supaya penanganan PMK tepat sasaran, petugas lapangan wajib mengetahui prosedur yang benar. Kementerian Pertanian menyebutkan terdapat sejumlah prosedur yang perlu diikuti.
Baca Juga
Pertama, petugas perlu melewati biosecurity spraying. Kedua, mengganti pakaian dengan alat lengkap seperti seragam, sepatu bot, dan masker.
Advertisement
Ketiga, petugas tidak boleh mengunjungi peternakan lain minimal 1x24 jam. Keempat, mencelupkan kaki dan mencuci tangan di tempat disinfektan yang tersedia.
Kenali Jenis Penularan Tidak Langsung
Untuk memahami prosedurnya, petugas lapangan perlu memahami beragam jenis penularan kontak tidak langsung. PMK dapat tertular secara tidak langsung dari udara, kendaraan, peralatan, kendang, sisa makanan atau sampah yang terkontaminasi.
Namun, hal yang terpenting, PMK secara tidak langsung dapat tertular dari manusia melalui sepatu, permukaan kulit, tenggorokan, atau pakaian yang terkontaminasi.
Adapun cara untuk menghentikan produksi virus ada dua. Pertama, disposal dengan memusnahkan seluruh barang yang terkontaminasi. Dekontaminasi berupa membersihkan semua alat, kendaraan, kandang, dan bahan lainnya dengan disinfektan, detergen, atau lampu ultra violet.
(*)
Advertisement