Liputan6.com, Makkah - Jemaah haji asal Indonesia yang meninggal dunia bertambah menjadi 81 orang. Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menyebut, jemaah yang wafat setelah puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) memang lebih tinggi.
"Kematian setelah Armuzna disebabkan kelelahan cukup tinggi. Terutama masa Arafah, Muzdalifah, Mina sehingga menyebabkan jemaah kita punya komorbid setelah kelelahan cukup tinggi di masa Armuzna ini menyebabkan kekambuhan," ucap Kepala Seksi Kesehatan KKHI Daker Makkah Muhammad Imran di KKHI Makkah, Minggu (31/7/2022).
Advertisement
Baca Juga
Imran menerangkan, jemaah yang mendapat perawatan di rumah sakit termasuk KKHI adalah mereka yang mengalami perburukan penyakit karena dipicu oleh kelelahan dan dehidrasi. "Sehingga memang kematian pasca-Armuzna ini bisa dikatakan disebabkan karena kelelahan ataupun dehidrasi," katanya.
Dia membeberkan, penyebab kematian terbanyak pada jemaah haji karena cardio vaskular. Pemicunya bukan hanya karena punya komorbid jantung atau hipertensi dan diabetes.
"Tapi karena kelelahan dan juga karena usia, sehingga terkena serangan jantung," ucap Imran.
Â
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Masa Kritis Hampir Selesai
Dia menuturkan, berdasarkan data beberapa tahun sebelumnya masa kritis ibadah haji terjadi sampai hari ke-60. Setelah itu masalah kesehatan dan kematian melandai.
Namun sekarang, masa kritis bisa dikatakan sudah hampir selesai. Imran optimistis, jemaah haji tetap sehat setelah masa kritis ini.
Karena, fase Armuzna sudah berlalu, lalu pasca-Armuzna jemaah kelelahan sudah banyak yang kembali ke Tanah Air dan bisa dikatakan kondisi kesehatannya masih bisa dikendalikan.
Advertisement