Liputan6.com, Jakarta Komisoner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Choirul Anam mengungkapkan, pihaknya kembali mendapatkan fakta baru dalam penyelidikan kasus baku tembak sesama polisi yang menewaskan Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat.
Adapun, kematian Brigadir Yoshua menjadi sorotan publik. Hal ini setelah ditemukannya banyak dugaan bentuk kekerasan, seperti luka bekas sayatan, jari dan bahu yang patah, kemudian rahang yang bergeser dan yang lainnya. Ini setelah adanya insiden baku tembak di kediaman mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo beberapa waktu lalu.
Advertisement
Baca Juga
Choirul Anam menyampaikan, temuan pertama adalah dokumentasi foto di Magelang, Jawa Tengah. Di mana titik keberangkatan rombongan Putri Chandrawathi, istri Irjen Ferdy Sambo, Bharada E, dan Brigadir J untuk menuju Jakarta
"Terkait apa yang terjadi di Magelang. Kami ditunjukkan dokumen foto," kata Anam kepada wartawan, Senin (1/ 8/2022).
Kendati demikian terkait foto dokumentasi di Magelang siapa saja dan momennya yang terpotret seperti apa, Anam belum bisa menjelaskannya, karena perlu didalami lebih lanjut. Pasalnya dia mengatakan jika temuan itu masih harus dikonfirmasi ulang.
"Tidak bisa kamu tampilkan, karena itu harus kami verifikasi. Terus kami juga diperkaya dengan cerita-cerita yang terkait di Magelang," kata Anam.
Namun demikian, fakta dokumentasi disebutkan usai memeriksa terhadap asisten rumah tangga (ART) dan satu ajudan Ferdy Sambo yang sebelumnya tidak memenuhi agenda pemeriksaan.
Sementara untuk temuan baru lainnya, Anam mengatakan jika pihaknya telah berhasil mengantongi hasil PCR. Adapun diketahui jika proses PCR itu dilakukan sebelum baku tembak yang terjadi pada Jumat 8 Juli 2022 sore.
"Memang kami mendapatkan hasil PCR walaupun petugas PCR-nya pada kesempatan tadi belum sempat untuk datang. Kami hubungi memang dia swasta, bukan anggota kepolisian," kata Anam.
Layanan tes PCR Covid-19 yang dipakai oleh istri Irjen Pol Ferdy Sambo, Brigadir J, Bharada E serta ART di lakukan di rumah pribadi Jalan Saguling, yang masih berada di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Tes PCR mereka lakukan, usai perjalanan mereka dari Magelang
Adapun Hasil PCR tersebut dianggap penting karena diklaim menguatkan waktu demi waktu konstruksi peristiwa yang telah didapat Komnas HAM.
"Yang pasti membuktikan semua sekuens-sekuens yang ada dalam konstruksi peristiwa, konstruksi peristiwa dalam kasus ini salah satunya muncul juga terkait ada tidaknya pcr, dan kita memang atensi publik juga ngomong soal itu, dan kita memang melacak sampai situ," jelas Anam.
Akan tetapi saat dicecar pertanyaan, hasil tes PCR apakah termasuk dalam hasil yang dimiliki Irjen Ferdy Sambo. Anam enggan menjawab, dan meminta agar yang berkaitan dengan Jenderal Bintang Dua itu bakal dijelaskan usai Komnas HAM memeriksanya.
"Soal Pak Ferdy Sambo nanti ketika pemeriksaan Pak Ferdy sambo," kata Anam.
Perlu diketahui jika dari hasil penyelidikan pihak kepolisian diketahui bahwa Irjen Ferdy Sambo disebutkan tengah melangsungkan tes PCR ketika terjadinya insiden baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di rumah dinasnya atau tempat kejadian perkara (TKP) di Komplek Perumahan Polri, Duren Tiga, Jaksel.
Kemajuan Signifikan
Di samping itu, Komnas HAM menegaskan jika dalam pemeriksan Seni 1 Agustus 2022 telah mendapatkan kemajuan yang signifikan atas pengusutan kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir J. Dengan hasil pengambilan keterangan satu ajudan atau adc dan sejumlah asisten rumah tangga (art) Irjen Pol Ferdy Sambo.
"Kira-kira proses hari ini kemudian memang kami mendapatkan kemajuan yang cukup signifikan," ucap Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara saat jumpa pers, Senin 1 Agustus 2022.
Beka mengatakan kemajuan itu didapat dari keterangan perihal tes PCR yang dilakukan Brigadir J, Bharada E, Istri Irjen Pol Ferdy Sambo, yakni Putri Chandrawathi dan sejumlah art setibanya dari Magelang ke rumah pribadi yang ada di Jalan Saguling yang tak jauh dari rumah dinas tempat baku tembak.
"Pertama adalah adc dari Irjen Ferdy Sambo, kedua adalah asisten rumah tangga dari Ferdy Sambo dan Bu Putri. Terus satunya itu gak datang yaitu petugas kesehatan yang pada hari Jumat melakukan tes PCR kepada beberapa orang yang ada di rumah pribadi yang ada di Jalan Saguling," ucapnya.
Meski dalam pemeriksaan hari ini petugas PCR tak datang, namun Beka memastikan jika hasil dari tes pcr tersebut telah berhasil diketahui sebagai bukti penyelidikan Komnas HAM.
Sehingga berkaitan kronologi waktu setiap kejadian sebelum insiden baku tembak yang terjadi pada pukul 17.00 Wib di rumah dinas usai jalani tes PCR di rumah pribadi telah semakin lengkap.
"Artinya sudah ada hasilnya dari Tes PCR yang dilakukan di rumah Saguling. Yang lain juga soal kerangka kerangka waktu yang dikerjakan atau dilakukan oleh orang orang tersebut, pihak pihak yang sudah kami periksa," ucapnya.
Â
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kapolri Ajak Masyarakat Awasi Penanganan Kasus Kematian Brigadir J
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta kepada masyarakat untuk mengawasi penanganan kasus kematian Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Sigit pun berkomitmen menuntaskan misteri kematian Brigadir J hingga terang-benderang ke publik.
"Saya kira semua kegiatan-kegiatan tersebut tentunya menjadi perhatian publik, kita minta semuanya ikut mengawasi sehingga transparansi, akuntabilitas, dari hasil yang kita harapkan yang tentunya kita pertanggungjawabkan ke publik betul-betul bisa berjalan dengan lancar, dengan baik, dan memenuhi rasa keadilan yang ditunggu publik," tutur Kapolri Listyo di The Tribrata Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu 27 Juli 2022.
Menurut Listyo, saat ini seluruh tim yang terlibat, baik dari internal Polri dan eksternal yakni Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) masih terus bekerja mengusut kasus tersebut.
"Rekan-rekan melihat ada kegiatan-kegiatan dari Timsus yang presenstasikan, apa yang didapat Komnas, demikian juga hari ini akan telah dilaksanakan autopsi ulang, demikian juga akan disampaikan ke publik," jelas dia.
Listyo pun meminta publik dapat bersabar menunggu hasil dan kesimpulan dari penyidikan yang telah dilakukan Polri dan pihak ekstenal lainnya.
"Saya kira kita tunggu hasilnya dan mudah-mudahan semua berjalan dengan baik," Listyo menandaskan.Â
Sekedar informasi jika kasus baku tembak yang terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo pada Jumat 8 Juli 2022. pukul 17.00 WIB. Turut melibatkan Brigadir J yang tewas akibat tembakan dari Bharada E.
Adapun baku tembak itu ditengarai adanya dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada istri Irjen Pol Ferdy Sambo. Untuk saat ini kasus yang ditangani Polda Metro Jaya berkaitan dugaan pelecehan, dan pengancaman serta percobaan pembunuhan terhadap Istri Ferdy Sambo telah ditarik ke Bareskrim Polri
Alhasil, kini Bareskrim Polri turut mengusut tiga kasus dengan tambahan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J yang dilaporkan kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak. Di mana ketiga kasus ini telah dinyatakan naik penyidikan.
Â
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com
Â