Satgas Pangan Polri dan Polda Metro Bergerak Usut Kasus Bansos Dikubur

Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Whisnu Hermawan mengatakan, pihaknya bakal turun tangan untuk mendalami temuan paket bansos Presiden Jokowi atau banpres yang dikubur di sebuah lahan dekat gudang JNE, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 02 Agu 2022, 17:43 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2022, 17:43 WIB
Whisnu Hermawan
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Pol Whisnu Hermawan (Liputan6.com/Herman Zakharia)

 

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Whisnu Hermawan mengatakan, pihaknya bakal turun tangan untuk mendalami temuan paket bantuan sosial (bansos) Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau banpres yang dikubur di sebuah lahan dekat gudang JNE, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

"Kami masih pendalaman," kata Whisnu Hermawan saat dikonfirmasi, Selasa (2/ 8/2022).

Whisnu menuturkan, proses pendalaman yang dilakukan Satgas Pangan Polri ini dilakukan selain membantu kasus yang telah ditangani Polda Metro Jaya. Juga bakal menentukan penanganan kasus tersebut apakah ditangani Bareskrim atau Polda.

"Kita akan lakukan proses pendalaman apakah ditangani Bareskrim atau Polda Metro begitu," kata Whisnu.

Adapun proses pendalaman itu dilakukan tim penyidik dari Satgas Pangan Polri langsung pada Senin 1 Agustus 2022 malam. Hanya saja, dia enggan menjelaskan lebih lanjut soal temuan Satgas Pangan tersebut.

"Sudah sejak tadi malam. Mulai kemarin malam sudah kesana," kata dia.

Wisnu menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi terkait, termasuk pemilik lahan yakni Rudi Samin. Hanya saja, belum disebutkan kapan pemeriksaan itu akan dilaksanakan.

"Pendalaman semua bisa, mulai dari Mensos, Bulog, JNE. Semua akan kita lakukan pendalaman," kata Whisnu.

Sementara Polisi juga memeriksa pejabat Bulog untuk mendalami temuan bantuan sosial (bansos) yang dikubur di lahan bekas parkir mobil perusahaan jasa ekspedisi JNE di Jalan Raya Tugu, Tirtajaya Sukmajaya Depok. Pemeriksaan berlangsung di Polres Metro Depok, hari ini.

"Iya (Orang Bulog diperiksa)," jawab Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan kepada wartawan, Selasa (2/8/2022).

Zulpan menerangkan, pemeriksaan lanjutan juga dilakukan penyidik Polres Metro Depok terhadap PT JNE.

Pihaknya meminta JNE membawa data-data pendukung berupa dokumen dan lain-lain. Sebagaimana pada keterangan pihak JNE yang diwakili oleh Samsul Jamaludin menyampaikan, menimbun beras yang diklaim sudah tak layak distribusikan dan beras tersebut telah mendapatkan pergantian dengan paket setara.

Zulpan menyatakan, Polres Metro Depok akan mendalami kesesuaian keterangan saksi dengan kondisi di lapangan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Temuan Bansos di Depok Berbeda dengan Milik Kemensos

Kemensos cek lokasi penimbunan bansos presiden
Kementerian Sosial (Kemensos) mengecek langsung lokasi penemuan paket sembako bansos presiden yang ditimbun tanah di lahan kosong kawasan KSU, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Penemuan Bantuan Presiden (Banpres) berupa sembako dan beras menarik perhatian semua pihak. Kementerian Sosial mendatangi lokasi untuk memastikan beras Banpres yang dipendam di lahan kosong, kawasan KSU, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos), Dadang Iskandar mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan untuk memastikan penemuan Banpres tersebut. Kemensos menduga beras tersebut bukan milik Kemesos, hal itu dilihat dari kemasan bansos.

“Dilihat dari kemasannya sama, tapi ada ciri yang berbeda, itu seinget saya zaman Pak Menteri Juliari Batubara (Mensos sebelum Tri Rismaharini-red), karena kita minta sama Bulog untuk disalurkan ke masyarakat dengan memiliki ciri,” ujar Dadang kepada Liputan6.com di Sukmajaya, Depok, Selasa (2/8/2022).

Dadang mengungkapkan, pengadaan beras menggunakan dana dari Kemensos kepada Bulog dengan memiliki label Bantuan Presiden melalui Kemensos. Label tersebut untuk mengantisipasi apabila terjadi suatu hal terhadap bantuan yang bersumber Kemensos.

“Kalau di lokasi penemuan ini ada bedanya, disini tidak ada tulisan bantuan dari Presiden melalui Kemensos, kalau ini polos saja,” ungkap Dadang.

Berdasarkan pengamatan Kemensos di lokasi beras yang ditemukan diduga bukan milik Kemensos. Diakuinya pada saat penanganan bantuan Covid-19, Kemensos memberikan bantuan salah satunya beras.

“Tapi kan bantuan yang diberikan berupa beras bukan hanya Kemensos, tapi Kementerian lain maupun Pemda pada saat itu ikut membantu memberikan bantuan,” ucap Dadang.

Dadang Iskandar memastikan, setiap bantuan yang diberikan Kemensos memiliki label sendiri, salah satunya bantuan Presiden melalui Kemensos. Selain itu, Kemensos pada penyaluran Banpres tidak bekerjasama dengan JNE.

“Penyaluran bantuan melalui Bulog pada pengadaan beras, lalu bekerjasama dengan SSI,” terang Dadang.

Dadang menduga, pada saat penyaluran kemungkinan SSI bekerjasama kembali dengan JNE pada saat penyaluran. Namun dirinya tidak dapat memastikan hal tersebut dan diduga beras yang ditemukan lokasi di Depok bukan milik Kemensos.

Dadang menambahkan, Kemensos melakukan penyaluran berupa beras seberat 25 kilogram, kepada 1,9 juta penerima manfaat di wilayah Jabodetabek. Selain itu, Kemensos sempat mendatangi JNE meminta klarifikasi data daerah bantuan yang dikirim dari JNE.


JNE Klaim Beras Bansos yang Dikubur Sudah Tidak Layak Disalurkan

Barang Diduga Bansos Presiden Ditemukan Tertimbun di Depok
Barang diduga bansos presiden ditemukan tertimbun di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Minggu (31/7/2022). Penemuan barang diduga bansos presiden untuk warga terdampak COVID-19 yang tertimbun dalam tanah itu terungkap setelah ahli waris pemilik lahan melakukan penggalian menggunakan alat berat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

PT JNE mengklaim bantuan sosial (Bansos) Presiden Jokowi yang ditimbun dinilai tak layak disalurkan pemerintah. Bansos ditemukan di lahan bekas parkir mobil perusahaan jasa ekspedisi JNE di Jalan Raya Tugu, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok.

Perwakilan dari JNE telah dimintai keterangan penyidik Polres Metro Depok, Senin 1 Agustus 2022. Kepada penyidik, pihak JNE mengakui menimbun bansos Presiden Jokowi berupa beras.

"Yang kita lihat di media sosial yang viral beras yang ditimbun adalah beras yang rusak. Jadi beras yang telah basah dalam perjalanan pengambilan gudang BULOG. Ini pengakuan pihak JNE," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan saat konferensi pers, Senin 1 Agustus 2022.

Zulpan menerangkan, PT JNE dikontrak oleh PT DNR untuk menditribusikan bantuan sosial secara door to door atau pintu ke pintu kepada masyarakat yang berhak menerima bantuan dari pemerintah. Diketahui, PT DNR sebagai vendor pemenang proyek Bansos Presiden tahun 2020.

"BULOG kerja sama dengan PT DNR sebagai pemenang lelang tahun 2020. PT DNR kerja sama dengan PT JNE untuk salurkan door to door," ujar dia.

Sebelumnya, Samsul juga mengklaim bansos yang ditimbun milik pihak JNE. Keterangan itu disampaikan oleh Samsul saat diperiksa oleh penyidik Polres Metro Depok, hari ini Senin 1 Agustus 2022.

"Mereka menganggap beras itu sudah jadi milik PT JNE karena telah mengganti kepada pihak pemerintah. Ini keterangan belum didukung dokumen. Jadi baru keterangan secara lisan tentu akan dalami tentunya dari pihah JNE," ujar Zulpan.

Zulpan menerangkan, PT JNE bekerja sama dengan PT DNR, selaku pemenang tender diarahkan untuk mengantarkan bantuan sosial (bansos) ke masyarakat yang berhak sesuai dengan data pemerintah pada 2020.

Dalam hal ini, PT JNE mengambil bantuan sosial berupa beras di Gudang BULOG, Pulogadung, Jakarta Timur sesuai intruksi dari PT DNR.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

Infografis Heboh Puluhan Ribu PNS Terdata Terima Bansos. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Heboh Puluhan Ribu PNS Terdata Terima Bansos. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya