Kemenkes Tambah 3 Varian Baru Vaksin dalam Program Imunisasi Dasar Anak

Menurut dia, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis selama masa pandemi Covid-19 sehingga terjadi kesenjangan imunitas.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Agu 2022, 17:14 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2022, 17:14 WIB
Menkes Budi Gunadi
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin soal Dexa Award Science Scholarship 2022. Foto: Dexa

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya menambah 3 varian baru vaksin dalam program imunisasi dasar anak. Ketiga varian baru itu yakni, HPV untuk pencegahan kanker serviks bagi para ibu, PCV untuk pneumonia pada balita, dan Rotavirus untuk pencegahan diare pada Balita.

"Penambahan 3 varian vaksin ini merupakan salah satu program baru transformasi kesehatan pilar pertama terkait layanan kesehatan primer," kata Budi dikutip dari siaran persnya, Rabu (3/8/2022).

Menurut dia, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis selama masa pandemi Covid-19 sehingga terjadi kesenjangan imunitas.

Budi menuturkan apabila kesenjangan imunitas ini tidak segera dikejar, maka akan terjadi peningkatan kasus dan kejadian luar biasa (KLB) yang akan menjadi beban ganda di tengah pandemi.

"Dampak dari penurunan cakupan imunisasi dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), dan terjadinya KLB PD3I seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah," jelasnya.

Berdasarkan data Kemenkes, ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021. Dari jumlah tersebut, ada lebih dari 600 ribu atau sekitar 37,5 persen bayi berasal dari wilayah Jawa dan Bali.

Untuk mengejar cakupan imunisasi yang rendah, Kementerian Kesehatan menggelar Bulan Imunisasi Anak Nasional yang berlangsung dua tahap. Tahap I telah dilaksanakan di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua sejak 18 Mei 2022.

Vaksin yang diberikan berupa imunisasi campak rubela untuk usia 9 sampai 15 tahun, serta imunisasi kejar untuk anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Vaksinasi Tahap II

Imunisasi Anak dengan Protokol Kesehatan
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin polio kepada balita di sebuah posyandu di Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/10/2020). Pemberian vaksin polio dan vaksin campak secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi COVID-19 bertujuan memperkuat imunitas anak. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Sementara tahap II dilaksanakan mulai saat ini di seluruh wilayah Jawa dan Bali. Vaksin yang diberikan adalah vaksin campak rubella yang menyasar usia 9 sampai 59 bulan, dan imunisasi kejar pada anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.

Budi mengingatkan para orang tua untuk menyertakan anaknya dalam program imunisasi. Dia menekankan bahwa imunisasi merupakan upaya pencegahan yang aman, berbiaya rendah dan berdampak besar dalam melindungi masyarakat dari berbagai penyakit menular berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi.

"Jangan lupa bapak/ibu anak-anak nya untuk divaksinasi supaya anak sehat," tegas Budi.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Infografis Semua Merek Vaksin Covid-19 Aman dan Efektif Lawan Varian Baru. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Semua Merek Vaksin Covid-19 Aman dan Efektif Lawan Varian Baru. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya