Liputan6.com, Jakarta - Relawan TIK Bagian Komunikasi Publik A A Ngurah Bagus Aristayudha mengatakan, cakap bermedia digital adalah seseorang yang dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencari, aplikasi, dan transaksi digital.
"Kita perlu menguasai kecakapan digital untuk menjawab tantangan di masa sekarang," ujar Bagus saat diskusi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) "Hentikan Cyber Bullying di Kalangan Pelajar", Jumat (26/8/2022)
Menurut Bagus, banyak peluang yang bisa diambil di dunia digital ini. Hal tersebut, tentunya akan memberikan manfaat finansial dan manfaat positif lainnya, dibandingkan harus membuat sesuatu hal negatif seperti cyberbullying.
Advertisement
"Cyberbullying akan menimbulkan jejak digital dan berdampak negatif bagi korban, maka perbanyaklah kegiatan positif untuk mencegah terjadinya perbuatan cyberbullying," tutur Bagus.
Baca Juga
Pengurus Relawan TIK Bidang Program dan APTIKA Muhammad Riza Hilmi mengatakan, cyberbullying lebih mudah dilakukan daripada kekerasan konvensional karena si pelaku tidak perlu berhadapan muka dengan orang lain yang menjadi targetnya.
"Namun cyberbullying meninggalkan jejak digital, suatu rekaman atau catatan yang dapat berguna dan memberikan bukti ketika membantu menghentikan perilaku salah ini," kata Muhammad.
RTIK Bidang Komunikasi Publik Ni Nyoman Pudak Sari menuturkan, marak terjadi pembulian di sosial media. Karena itu, peran orang tua sangat penting untuk mempelajari seluk beluk media sosial.
"Dan membimbing anak khususnya remaja muda dengan benar dalam menggunakan internet dan media sosial. Terutama dengan cara yang sehat serta membentuk remaja dengan nilai nilai empati, rasa hormat," kata Pudak Sari.
Pahami Fitur Media Sosial
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) pada Senin 15 Agustus 2022 menggelar webinar bertajuk #MakinCakapDigital tentang Fitur dan Komunitas Standar Media Sosial untuk siswa SMPS Ternate dan SMAS Sorong.
Webinar yang berlangsung selama kurang lebih 120 menit dihadiri oleh Patria Prathama sebagai moderator, serta narasumber, yaitu Kaprodi STTI Chris Jatender, CEO Satmaka Raharja Ilham Faris B, dan Sutradara Sondang Pratama.
Disampaikan Kaprodi STTI Chris Jatender, pada 2022 ini, ada lebih dari 200 juta pengguna internet di Indonesia.
"Berarti setara dengan 73 persen dari populasi penduduk Indonesia. Hal ini menyatakan bahwa data pengguna internet tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya," ujar Chris melalui keterangan tertulis, Kamis (18/8/2022).
Dalam paparannya Chris juga menjelaskan tentang masyarakat Indonesia yang dipandang perlu dalam mengakses, mencari, dan memanfaatkan setiap data serta informasi yang diterima dan didistribusikan ke berbagai platform digital yang dimiliki.
"Media sosial yang lumrah dipakai anak-anak milenial bahkan orang dewasa, ternyata berpayung pada Facebook. Tidak hanya individu, tapi komunitas pun mulai menggunakan sosial media dalam publikasi kegiatannya," papar Chris.
Uniknya, menurut dia, cara Facebook meninjau konten untuk komunitas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, selain dari sudut pandang indeks informasi dan literasi data.
Â
Advertisement