Ribuan Suporter di Bogor Nyalakan Lilin Duka untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Ribuan suporter bola yang ada di Kota Bogor, Jawa Barat, menggelar doa bersama dengan menyalakan lilin solidaritas untuk Aremania dan Aremanita yang menjadi korban Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 04 Okt 2022, 10:13 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2022, 10:13 WIB
Ribuan suporter bola yang ada di Kota Bogor, Jawa Barat, menggelar doa bersama dengan menyalakan lilin solidaritas untuk Aremania dan Aremanita yang menjadi korban Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022.
Ribuan suporter bola yang ada di Kota Bogor, Jawa Barat, menggelar doa bersama dengan menyalakan lilin solidaritas untuk Aremania dan Aremanita yang menjadi korban Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022.

Liputan6.com, Jakarta Ribuan suporter bola yang ada di Kota Bogor, Jawa Barat, menggelar doa bersama dengan menyalakan lilin solidaritas untuk Aremania dan Aremanita yang menjadi korban Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022.

Ribuan suporter dari The Jakmania, Bobotoh, Kabo Mania, Aremania, dan PSB berkumpul di Alun-alun Kota Bogor pada Senin (3/10/2022) malam.

Suasana begitu khidmat meski sempat gerimis. Lantunan doa dikirim mereka, diiringi cahaya lilin yang menyala.

"Kami prihatin atas tragedi 1 Oktober 2022 di Kanjuruhan Malang. Ini tragedi kemanusiaan bukan tragedi biasa," kata Kibil, koordinator aksi.

Kibil mengatakan meski Bonek dan Aremania, The Jakmania dan Bobotoh selama ini dikenal sebagai rival, namun ia ingin hal itu disingkirkan sementara.

"Karena ini kemanusiaan. Siapapun mereka, kita sebagai umat manusia harus prihatin. Nyawa tidak sebanding dengan apa itu sepak bola," kata dia.

Ia pun meminta ribuan suporter dari beberapa klub bola yang hadir untuk menundukkan kepala, memberikan penghormatan kepada seratusan lebih Aremania yang telah mendahului mereka.

Kibil juga berharap tragedi ini merupakan yang terakhir dan tak lagi terulang di kemudian hari. Ia juga ingin seluruh suporter bersatu untuk bersolidaritas.

"Harapannya tragedi ini yang terakhir. Tidak ada lagi selanjutnya. Sepak bola ini hiburan rakyat, kita ga mau lagi ada suporter yang menjadi korban," harapnya.

Kementerian PPPA: 33 Anak Meninggal Dunia dalam Tragedi Kanjuruhan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat ada 33 anak yang meninggal dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Tiga puluh tiga anak meninggal dunia (terdiri atas) delapan anak perempuan dan 25 anak laki-laki, dengan usia antara empat tahun sampai 17 tahun," kata Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin, 3 November 2022. 

Menurut Nahar, jumlah tersebut merupakan bagian dari 125 korban meninggal dunia berdasarkan data yang dirilis Polri.

Sementara untuk jumlah anak yang dirawat di rumah sakit setempat masih terus dikonfirmasi.

"Kami masih terus melengkapi datanya," kata Nahar.

Pihaknya bersama Dinas PPPA Provinsi dan Kabupaten/Kota Malang masih terus berkoordinasi dan berupaya menyediakan data khusus anak yang menjadi korban, sebagai bahan pihak-pihak terkait melakukan intervensi layanan. 

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta Pemerintah supaya tragedi Kanjuruhan Malang ditetapkan menjadi Hari Berkabung Nasional. Apalagi anak-anak turut menjadi korban meninggal atas kericuhan usai laga Arema FC dan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).

Komisioner KPAI Retno Listyarti mengusulkan pada Hari Berkabung Nasional sebagai pengingat tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur dapat dilakukan dengan mengheningkan cipta selama tiga menit.

Tetapkan Hari Berkabung

"Saya mendorong Pemerintah tetapkan Hari Berkabung Nasional Atas Tragedi Tewasnya Ratusan Supporter di Kanjuruhan, termasuk korban usia anak dan mengheningkan cipta serentak selama 3 menit," ujar Retno melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 3 Oktober 2022.

Selain itu, Retno mendesak Pemerintah untuk segera melakukan penyelidikan terhadap tragedi yang mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa dan korban luka, termasuk anak-anak dengan membentuk tim penyelidik independen.

Berdasarkan data sementara dari Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri sampai siang ini, jumlah korban dalam tragedi Kanjuruhan luka berat 24 orang, korban luka ringan 304 orang. Total korban meninggal dan luka-luka berjumlah 455 orang. Evaluasi juga didorong demi mengusut tuntas kasus.

"Kami mendorong Kapolri untuk melakukan evaluasi secara tegas atas tragedi yang terjadi yang memakan korban jiwa baik dari masa supporter maupun kepolisian," tegas Retno.

Infografis Tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya