Kembangkan Desa Cerdas, Kemendesa Genjot Kapasitas Duta dan Kader Digital

Para duta dan kader digital ini dijaring dari berbagai elemen baik dari kalangan ASN lintas kementerian, elemen perguruan tinggi, hingga aktivis NGO.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Okt 2022, 18:51 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2022, 16:26 WIB
Kemendes
Acara Peningkatan Kapasitas Master of Training (MoT) Desa Cerdas, di Jakarta, Selasa, (4/10/2022). Bersama Bank Dunia, Kemendes terus memperbanyak duta dan kader digital yang menjadi fasilitator pengembangan Desa Cerdas di seluruh Indonesia. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus mengembangkan program Desa Cerdas. Bersama Bank Dunia, Kemendesa PDTT terus memperbanyak duta dan kader digital yang menjadi fasilitator pengembangan Desa Cerdas di seluruh Indonesia.

Upaya meningkatkan para duta dan kader digital ini dilakukan dengan memperbanyak forum pelatihan peningkatan kapasitas para fasilitator Desa Cerdas. Para duta dan kader digital ini dijaring dari berbagai elemen baik dari kalangan ASN lintas kementerian, elemen perguruan tinggi, hingga aktivis NGO.

“Kita terus melakukan peningkatan kapasitas para fasilitator yang akan melakukan bimbingan teknis bagi duta dan kader digital di berbagai desa di Indonesia,” ujar Kepala Badan Pengembangan Informasi Desa, Kemendesa PDTT Ivanovich Agusta, usai acara Peningkatan Kapasitas Master of Training (MoT) Desa Cerdas, di Jakarta, Selasa, (4/10/2022).

Dia menjelaskan para duta dan kader digital desa sangat dibutuhkan untuk mengimplementasikan konsep Desa Cerdas di Indonesia. Menurutnya salah satu kendala terbesar dalam penggunaan teknologi informasi di level pedesaan adalah minimnya sumber daya manusia yang mampu mengelola berbagai layanan berbasis teknologi informasi.

“Maka dibutuhkan duta dan kader digital desa yang memastikan penggunaan teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing desa,” katanya.

Ivanovich mengungkapkan Desa Cerdas merupakan salah satu program Kemendesa PDTT untuk merespons kian masifnya penggunaan teknologi informasi berbasis internet di Indonesia. Diharapkan adanya Desa Cerdas ini mampu meningkatkan kualitas belanja pembangunan desa melalui peningkatan akuntabilitas sosial maupun pemberdayaan masyarakat.

“Selain itu dengan Desa Cerdas diharapkan terjadi peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan teknologi informasi di berbagai aspek kehidupan desa,” katanya.

Saat ini, lanjut Ivanovich peningkatan kapasitas para fasilitator Desa Cerdas ini telah memasuki fase kedua. Kegiatan ini diikuti oleh 223 orang duta digital, dan 1.115 orang kader digital. Sedang untuk fase 3 akan dilaksanakan bimbingan teknis kepada sekitar 330 orang duta digital dan 1.650 orang kader digital.

“Adapun peserta kegiatan ini dari berbagai elemen antara lain perwakilan UKE I di lingkungan Kemendesa PDTT, Kemendagri, Kemenko PMK, 78 Dinas PMD Lokus Desa Cerdas, 11 PTN dan PTS, 78 Koordinator Kabupaten P3MD, dan 6 NGO”, katanya.

 

Penggunaan Teknologi Informasi

Sementara itu Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengatakan penggunaan teknologi informasi berbasis internet sangat dibutuhkan dalam upaya mempercepat capaian pembangunan desa berbasis SDGs Desa. Menurutnya dengan penggunaan teknologi informasi berbasis internet ini, perencanaan pembangunan desa berbasis data mikro akan lebih mudah dilakukan.

"Penggunaan teknologi informasi ini juga akan memudahkan proses pembangunan, mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga evaluasi pembangunan. Di sinilah letak penting pengembangan Desa Cerdas bagi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan, termasuk untuk percepatan pencapaian tujuan-tujuan SDGs Desa", katanya.

Gus Halim-sapaan akrab Abdul Halim Iskandar-juga berharap keberadaan Desa Cerdas akan membantu peningkatan inovasi pengembangan potensi dan peluang lokal. Dengan Desa Cerdas maka upaya untuk memasarkan berbagai produk unggulan desa akan lebih mudah dilakukan.

“Program ini diharapkan dapat menciptakan solusi lokal yang inovatif untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa, dengan mengembangkan potensi lokal, dan memanfaatkan peluang yang dimiliki desa”, ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya