Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh jajaran menterinya mengantisipasi potensi bencana alam ekstrem. Kepala negara berkaca dari sejumlah negara yang mengalami bencana alam seperti kekeringan dan banjir bandang.
"Antisipasi potensi bencana alam karena cuaca ekstrim harus juga dihitung, gelombang panas di eropa, banjir bandang di Pakistan badai di Florida kekeringan panjang di Afrika di Kenya. saya kira kita lihat semuanya itu harus menjadi Apa bahan kita, evaluasi kita," kata Jokowi dalam sidang kabinet paripurna dilihat dari tayangan youtube Sekretariat Presiden, Rabu (12/10/2022).
Baca Juga
Jokowi tidak ingin para pembantunya tidak punya persiapan untuk mengantisipasi bencana ekstrem. Dia juga sudah memerintahkan Menteri PUPR membangun titik-titik pompa guna mengatasi banjir.
Advertisement
"Jangan sampai kita tidak punya persiapan untuk hal-hal seperti ini. saya kira saya sudah perintahkan ke Menteri PU kemarin meskipun sekarang hari hujan, tapi yang namanya persiapan titik-titik pompa yang harus dibangun itu harus mana kira-kira air itu akan enggak ada, di mana yang namanya gelombang panas kering. itu nanti kalau saya," tuturnya.
Persiapan Mitigasi
Jokowi khawatir setelah musim hujan usai, akan masuk musim kering yang panjang. Maka, persiapan mitigasi mesti dilakukan. Contohnya, giat membangun embung-embung di desa.
"Yang saya takutkan adalah ini kita sudah mendapatkan hampir 3 tahun musim basah. musim basah panjang. yang saya takutkan ada yang nanti musim kering juga yang panjang, tapi kalau kita udah punya siap-siap embungnya diperbanyak," ungkapnya.
"Yang kecil-kecil enggak usah bukan Bendungan bukan dam dan lain-lain. yang kecil-kecil urusan pompa-pompa di desa-desa, urusan Embung yang kecil-kecil itu segera bisa disiapkan secara cepat. Sekali lagi persiapan mitigasi bencana itu harus," pungkasnya.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement