Sekjen Senapati Nusantara Harap Pemerintah Segera Tetapkan Hari Keris Nasional

Pemerintah diharap segera mengeluarkan keputusan terkait penetapan Hari Keris Nusantara, sehingga makin meneguhkan falsafah tosan aji Nusantara, aspek pendidikan, hingga aspek ekonominya.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2022, 20:32 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2022, 18:30 WIB
Sekretaris Jenderal Senapati Nusantara periode 2022-2026, Hasto Kriatiyanto (Istimewa)
Sekretaris Jenderal Senapati Nusantara periode 2022-2026, Hasto Kristiyanto (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah diharap segera mengeluarkan keputusan terkait penetapan Hari Keris Nusantara, sehingga makin meneguhkan falsafah tosan aji Nusantara, aspek pendidikan, hingga aspek ekonominya. Menurut Sekretaris Jenderal Dewan Kesekretarian Nasional Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara (Senapati Nusantara/SN), Hasto Kristiyanto, pihaknya sudah mengusulkan penetapan tersebut. Hal itu dilakukan setelah badan dunia, UNESCO, menjaidkan keris sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2005.

“Berdasarkan penetapan dari UNESCO karena ini bagian dari identitas kebudayaan nusantara, maka kami terus memperjuangkan penetapan Hari Keris Nasional tersebut,” kata Hasto menjawab wartawan usai Pelantikan pengurus Senapati Nusantara periode 2022-2026 di Pendopo Kabupaten Sumenep, Pulau Madura, Jumat (14/10/2022),

Hari Keris Nasional diusulkan untuk dilakukan pada 25 November. Menurut Hasto, pihaknya sudah melakukan berbagai komunikasi kepada Pemerintah. Khususnya kepada Sekretaris Negara dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim.

“Dalam waktu dekat keputusan terkait Hari Keris Nusantara dapat diterima oleh pemerintah. Itu harapan kami,” kata Hasto.

Hasto menjelaskan, bahwa kajian akademis sudah dilakukan sehingga tanggal 25 November diusulkan menjadi Hari Keris Nasional itu. Sejauh ini, pihak pemerintahan memberikan respons yang sangat positif. Pihaknya meyakini Pemerintah sedang menunggu momentum tepat sebelum akhirnya mengeluarkan keputusan mengenai hal tersebut.

Yang jelas, dengan penghormatan dari UNESCO terhadap budaya tosan aji seperti keris ini, menunjukkan pentingnya penguatan keris dari aspek falsafah, pendidikan budi pekerti, dan manfaatnya dalam membangun jati diri bangsa. Serta bagaimana aspek ekonominya.

“Misalnya, Sumenep ternyata kabupaten pengekspor terbesar keris ke Malaysia, Brunei dan itu juga menunjukkan bagiamana budaya tosan aji itu memiliki perspektif ekonomi dam menggerakkan dan memberikan manfaat bagi perekonomian rakyat,” ujar Hasto.

Simbol Kemajuan Teknologi Metalurgi Nusantara

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko, mengatakan keris adalah simbol dari kemajuan teknologi metalurgi Nusantara. Hal itu sama seperti Jepang yang punya katana, dan negara-begara Barat yang juga punya ilmu metalurgi pedang.

“Keris adalah penanda kemajuan metalurgi Nusantara. Bahwa para ahli logam-logam Nusantara itu sudah mewarisi hal luar biasa, dengan ketangguhan dan kekuatan keris serta keindahan. Berbagai macam ukiran, jumlah lekukan dalam keris,” kata Budiman.

Baginya, keris mencerminkan filsafat kehidupan orang di Nusantara, menunjukkan dinamika psikologis dan hubungan manusia Nusantara dengan alam.

“Keris itu menunjukkan harapan bahwa orang Jawa bisa menggenggam alam. Dan keris menunjukkan teknologi mengelola alam dari logam. Entah itu logam dari bumi maupun dari logam meteor. Ada meteor jatuh dipakai bahan membuat keris juga oleh orang jaman dulu, itu dari meteor,” katanya.

Bagi orang muda sekarang, Budiman menilai keris bisa bermakna. Karena ada sebuah semangat dan visi akan kemajuan yang bisa dilihat dari teknologi keris tersebut. Baginya, keris bisa memberikan tantangan baru bagi anak muda jaman sekarang, untuk melakukan berbagai riset pengembangan.

“Sekarang sudah ada teknologi brain computer interface yang dibuat Elon Musk. Itu bisa saja dengan bentuk keris. Jadi bisa saja dibuat teknologi komunikasi di dalam kerisnya,” kata Budiman.

Hasto hadir di Sumenep bersama Ketua DPD PDIP yang juga Ketua DPRD Provinsi Jatim Kusnadi, dan Sekretarisnya Sri Untari. Begitupun mantan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Tampak juga fungsionaris PDIP Pulung Agustanto.

Infografis Kader PDIP Tidak Loyal dan Sentilan Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kader PDIP Tidak Loyal dan Sentilan Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya