Jubir R20: Agama Jadi Panggung Resmi dalam Geopolitik Saat Ini

Juru bicara Forum Agama G20 atau Religion of Twenty (R20) Najib Azca meyakini, R20 akan berpengaruh besar dalam masa depan agama dalam membangun perdamaian dunia.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 18 Okt 2022, 23:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2022, 23:00 WIB
Juru bicara Forum Agama G20 atau Religion of Twenty (R20) Najib Azca
Juru bicara Forum Agama G20 atau Religion of Twenty (R20) Najib Azca meyakini, R20 akan berpengaruh besar dalam masa depan agama dalam membangun perdamaian dunia. (Radityo Priyasmoro/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Juru bicara Forum Agama G20 atau Religion of Twenty (R20) Najib Azca meyakini, R20 akan berpengaruh besar dalam masa depan agama dalam membangun perdamaian dunia.

Menurut dia, Indonesia adalah pencetus lahirnya forum yang membahas hal itu sebagai pemangku presidensi G20.

"Agama itu sekarang menjadi panggung forum resmi dunia dalam geopolitik saat ini, ini perubahan yang baru. Karena dunia tengah bergerak, sebab banyak hal imposible di masa lalu kini terjadi, jadi ini yg namanya takdir," kata Najib saat jumpa pers di Kantor Pusat PBNU Jakarta, Selasa (18/9/2022).

Dia mengamini, masih banyak persoalan agama dalam mengiringi keseharian kehidupan manusia. Dia mencontohkan, konflik agama seperti di India dan sejumlah negara lain, adalah salah satunya yang mengemuka dan menjadi perhatian dunia internasional.

"R20 akan menghadirkan para pemimpin agama yang akan berpengaruh besar, karena prakteknya (agama) masih menjadi persoalan dalam pergaulan global. Maka pemimpin agama diminta duduk bersama dan menjajaki soal itu," jelas Najib.

Dia menjelaskan, hadirnya R20 adalah sebuah gagasan yang dicetuskan PBNU kepada Presiden Joko Widodo atau Jojowi. Mendengar tujuan dan harapan lahirnya R20, kepala negara pun mengamini dan PBNU langsung bergerak dalam menyusun tema-tema diskusi dalam forum yang akan dihelat pada 2-3 November 2022 di Bali.

"PBNU mencoba merumuskan tema-tema penting dalam R20. Empat tema tersebut diantaranya Historical Grievances (Kepedihan Sejarah), Pengungkapan Kebenaran, Rekonsiliasi, dan Pengampunan," urai Najib.

 

Bisa Melahirkan Kesepakatan

Najib berharap, dengan empat tema besar itu, maka dapat dihasilkan sebuah kesepakatan antar umat agar kehadiran agama bukan untuk perbedaan dan menciptakan polarisasi.

Melainkan sebaliknya, agama dapat menciptakan identitas yang merekatkan antar pemeluknya.

"Agama bukan untuk memecah tapi sebagai identitas merekatkan dengan sesama yang lain, ini harapan untuk mewarnai diskusi kita menjadikan agama sebagai kekayaan Indonesia bisa menjadi kekuatan yg berkeadilan," dia menutup.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya