Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK), mengakui bahwa dirinya menelepon Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani agar tidak menakut-nakuti masyarakat perihal adanya ancaman krisis ekonomi pada 2023 mendatang.
"Saya bilang pada Sri Mulyani jangan takut-takuti orang tahun depan akan kiamat. Saya telepon jangan begitu, jangan kasih takut semua orang," kata JK dalam acara HUT ke-70 Kalla Group di Hotel Kempinski, Jakarta, Jumat (28/10).
Baca Juga
Sebab, menurut dia, krisis yang melanda sebuah negara tidak hanya membawa masalah belaka, namun di sisi lain ada pula yang membawa manfaat.
Advertisement
"Krisis itu ada yang (membawa) masalah, ada yang bermanfaat," ucapnya.
Dia pun menyampaikan, bahwa Indonesia merupakan negara yang luas, sehingga belum tentu semua wilayah akan diterpa krisis yang sama.
Jusuf Kalla mengimbau agar pemerintah lebih optimistis menghadapi ancaman krisis yang terjadi, bukan justru menakuti masyarakat.
"Ini negeri luas tidak semuanya (krisis), kalau ada masalah, hadapi, kita jangan takut," tegas JK.
Belum Krisis
Lebih lanjut, dia mengatakan, Indonesia belum tidak mengalami krisis energi dan pangan sebagaimana yang dialami negara lain. Karena, Indonesia merupakan negara kaya yang memiliki banyak komoditas.
"Beda kita dengan negara lain yang enggak punya energi. Jadi kita harus optimis, ada masalah hadapi," imbuhnya.
Advertisement
Prospek 'Gelap'
Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan, prospek ekonomi global yang diprediksi 'gelap' oleh Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) bukan menakut-nakuti. Namun, itu bentuk suatu kewaspadaan.
Menkeu menyebut, tahun depan Indonesia diperkirakan masih bisa menjaga pertumbuhan ekonomi. Namun, di sisi lain tekanan akan muncul bertubi-tubi karena seperti apa yang disampaikan IMF bahwa tahun 2023 akan gelap.
"Itu yang disebutkan gelap, kalau saya mengatakan begitu saya dianggap menakut-nakuti, tapi sebetulnya enggak, hanya ingin menyampaikan bahwa risiko itu sangat ada dan oleh karena itu kita harus waspada," kata Menkeu dalam Leaders Talk Series #2 dengan tema ‘Indonesia Energy Investment Landscape’, Rabu (26/10).
Sumber: Alma Fikhasari/Merdeka.com