Kapolri Ajak Kaum Muda Kawal Pancasila dan NKRI

Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar Stadium General bertema Pemuda dan Dinamika Kebangsaan, Sabtu (29/10/2022).

oleh Fachrur Rozie diperbarui 29 Okt 2022, 15:59 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2022, 15:46 WIB
Polri Tetapkan 6 Orang Tersangka Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang
Kapolri Jenderal Listyo Sigit memberikan keterangan resmi di Mapolres Malang Kota pada Kamis, 6 Oktober 2022 terkait penetapan enam orang tersangka dalam tragedi Stadion Kanjuruhan Malang (Liputan6.com/Zainul Arifin)  

Liputan6.com, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar Stadium General bertema Pemuda dan Dinamika Kebangsaan, Sabtu (29/10/2022). 

Kegiatan kuliah umum ini dirangkai dengan pembacaan teks Sumpah Pemuda dan deklarasi Muda Kawal NKRI. Hadir sebagai pembicara kunci, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang datang bersama jajaran.

Kapolri disambut tarian tradisional selamat datang dari mahasiswa UIN. Jenderal Sigit pun menyapa ramah mahasiswa yang sudah menunggu kedatangannya di Auditorium II, Kampus III UIN Walisongo ini.

Dengan penuh senyum, Jenderal Sigit mulai memaparkan isi kuliahnya. Sebelum menyampaikan berbagai tantangan bangsa dan refleksi Sumpah Pemuda, Kapolri merasa suasana keakraban yang luar biasa dari civitas UIN Walisongo.

"Terima kasih atas kehangatan dan keakraban ini. Semoga mahasiswa UIN, adik-adikku, anak-anakku jadi orang yang hebat dan berprestasi. Mari bersatu padu menjadi generasi yang tangguh agar tercipta Indonesia Emas 2045," Kata Jenderal Sigit.

Sigit lantas memaparkan refleksi Sumpah Pemuda. Diungkap Sigit, Presiden Soekarno di hari peringatan Sumpah Pemuda ke-35 mengatakan, jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda. Kalau sekedar mewarisi abu, bangsa ini hanya akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa, dan satu Tanah Air. Kepuasan ini bukan tujuan akhir.

Sejarah, lanjut Kapolri, harus dijadikan pelajaran. Selama lebih kurang 350 tahun, Indonesia dijajah oleh berbagai bangsa. Seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang. Yang dihadapi saat itu juga bukan hanya penjajah, tetapi bangsa sendiri. Karena ada politik pecah belah.

Siapa yang mempersatukan? Kata Kapolri, adalah para pemuda dengan berbagai pergerakan dan kelompok organisasinya. Dasarnya muncul musuh dan kepentingan bersama. Gerakan persatuan ini ditabuh pada 28 Oktober, Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Pemuda terus berjuang dan berhasil memanfaatkan situasi hingga memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 45. Perumusan falsafah negara, Pancasila, juga terjadi alot. Saat itu, untuk menjaga persatuan yang telah dibangun kaum muda, pendiri bangsa memutuskan jalan tengah, Pancasila.

"Semangat toleransi, bersatu, dan semangat perjuangan ini yang harus dijaga dan digelorakan. Ini jadi pengingat ke depan menghindari politik pecah belah," imbau Kapolri.

 

Tantangan Indonesia Setelah Merdeka

Kapolri Umumkan Mutasi 25 Polisi Terkait Kasus Brigadir J
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan keterangan saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (4/8/2022). Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bakal mengeluarkan TR khusus untuk memutasi sejumlah polisi yang diduga melanggar kode etik terkait penanganan kasus tewasnya Brigadir J. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Setelah merdeka, lanjut Jenderal Sigit, Indonesia terus menghadapi tantangan. Seperti upaya mengganti Pancasila dan NKRI. Dari pemberontakan PKI Madiun, DI TII, G30S PKI, Permesta PRRI, GAM, RMS, dan berbagai kelompok yang ingin lepas dan mengganti dasar negara.

Tantangan ini, katanya, akan terus ada. Namun, pengalaman sejarah membuktikan, upaya apa pun yang dilakukan, Pancasila tak tergantikan dan akan terus dipertahankan.

"Karena Pancasila dilahirkan lewat sejarah panjang dan NKRI yang paling cocok dengan bangsa kita," kata dia.

Tantangan berikutnya, adalah paham radikal yang tidak cocok dengan masyarakat dan budaya Indonesia yang terus bertumbuh. Dikatakan, langkah preventif dan humanis untuk menumpas ini, terus dilakukan Polri. Penegakan hukum dipilih jadi alternatif terakhir. Karenanya, upaya moderasi beragama jadi sangat penting.

"Moderasi beragama mari kita sebarkan untuk menjaga dan mempertahankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," ajaknya.

Tantangan lainnya yakni krisis kesehatan, resesi ekonomi yang belum bangkit pasca-pandemi, hingga perang Rusia-Ukraina yang memunculkan krisis pangan, energi, ekologi, hingga sosial. Untuk menghadapi ini, seluruh pihak wajib kolaborasi dan sinergi.

"Belum lagi, ada varian baru. Masalah enggak habis-habis. Rusia-Ukraina tidak selesai-selesai. Situasi dunia yang tak menentu ini harus diantisipasi dengan persatuan," tambahnya.

Ancaman terhadap generasi juga terus terjadi. Seperti penyalahgunaan narkoba yang bahkan sudah masuk dan melibatkan oknum Polri tingkat tinggi. Jenderal Listyo berjanji akan menindak tegas.

"Apakah ini perang menghancurkan generasi, atau bisnis, apa pun itu harus waspada. Belum lagi ancaman Pemilu 2024, akan muncul politik identitas, black campaign dan polarisasi, juga ancaman keamanan dan ketertiban. Konflik Papua, bencana alam, perubahan iklim. Mari hadapi tantangan ini bersama," tandasnya.

 

2022, Tahun Terberat Kapolri

FOTO: Polisi Gagalkan Penyelundupan 1,1 Ton Sabu Jaringan Timur Tengah
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan keterangan saat rilis kasus narkoba jaringan Timur Tengah di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (14/6/2021) (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dalam sambutannya, Rektor UIN Walisongo Imam Taufiq gembira dan berterima kasih atas kehadiran Kapolri pada acara ini. Imam memuji sederet kiprah dan kinerja Kapolri. Dari mulai penegakkan hukum, pelayanan publik, hingga mengawal penanganan Pandemi Covid-19 dengan memberi perlindungan yang terbaik kepada rakyat selama wabah.

Dikatakan, tahun 2022 menjadi tahun terberat Kapolri. Namun, dia memuji keteguhan dan semangat Jenderal Listyo di tengah musibah yang menimpa tubuh Polri.

"Semoga Pak Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo senantiasa diberi kesehatan mengemban amanah ini," doanya diamini hadirin.

Imam lantas membeberkan makna dan refleksi Sumpah Pemuda. Kata dia, Sumpah Pemuda intinya upaya untuk mempersatukan seluruh anak bangsa Indonesia. Sehingga memiliki kebanggaan sekaligus punya tanggung jawab menjaga keutuhan NKRI.

"Mahasiswa, pemuda, jadilah agen perubahan. Ubah masa depan bangsa ini lebih baik, cerah, dan bermartabat," tuturnya.

Dia mengatakan, kegiatan deklarasi Muda Kawal NKRI adalah bentuk apresiasi civitas akademik dan para pemuda kepada pemerintah dan Polri dalam menjalankan tugas. Sekaligus membangun jiwa kebangsaan anak muda yang rentan terbelah akibat fragmentasi politik kepentingan.

Selain itu, acara ini juga komitmen UIN Walisongo mendukung penuh Presiden Republik Indonesia dan Kapolri dalam memperkuat wawasan kebangsaan agar menjadi bekal generasi muda menjaga NKRI sekaligus menghadapi ancaman krisis global.

 

Membangun Silaturahmi Kapolri dan Pemuda

Dikatakan, UIN Walisongo sebagai lokasi kegiatan memiliki peran penting dalam pergerakan khazanah Islam Nusantara. UIN Walisongo terlibat dalam pergulatan meneruskan tradisi dan cita-cita Islam inklusif ala Walisongo.

"Semangat inilah yang ingin kita perlihatkan, menunjukkan kepada publik bahwa Polri dan pemuda dapat berkolaborasi menyelesaikan persoalan kebangsaan saat ini," jelasnya.

Koordinator acara Mahbub Zaki menyatakan, acara ini adalah upaya membangun silahturahmi antara Kapolri dengan pemuda, bertepatan dengan Sumpah Pemuda.

Pria yang akrab disapa Gus Boby itu menerangkan, acara tersebut merupakan bentuk dukungan para pemuda terhadap kepemimpinan Kapolri.

"Agar dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang mengancam keharmonisan dan keberagaman serta upaya lain yang mengancam integrasi bangsa," kata Boby.

Selain di UIN Walisongo, Semarang, Kapolri diagendakan berkunjung ke sejumlah Pondok Pesantren di Rembang Minggu (30/10/2022).

Langkah ini bentuk semangat Polri untuk memperkuat silaturahmi dengan ulama dan bersama-sama merawat NKRI karena ulama dan Polri merupakan aset bangsa. Terlebih, ulama memiliki peran besar dalam perjuangan republik ini.

Infografis Fenomena Tagar No Viral No Justice dan Respons Kapolri. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Fenomena Tagar No Viral No Justice dan Respons Kapolri. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya