Liputan6.com, Jakarta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berpandangan Anies Baswedan sebaiknya dipasangkan dengan tokoh bakal calon wakil presiden dari internal koalisi.
PKS berpandangan koalisi bersama NasDem dan Demokrat hanya membahas nama-nama cawapres potensial untuk maju di Pilpres 2024 dari internal saja.
Advertisement
Baca Juga
"Kami punya pandangan, baiknya koalisi bahas calon-calon yang di internal koalisi," ujar Juru Bicara PKS Muhammad Kholid kepada wartawan, dikutip Rabu (2/11/2022).
PKS mengaku tidak mengetahui soal tokoh eksternal yang tengah dijodohkan dengan Anies.
Kata dia, sebaiknya perjodohan ini ditanyakan langsung sebagai NasDem sebagai pihak yang membocorkan informasi tersebut.
"Silahkan tanyakan ke NasDem," kata Kholid.
PKS sendiri saat ini masih mendorong Ahmad Heryawan sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies. Mantan gubernur Jawa Barat itu dinilai telah terbukti dalam kontestasi karena menang di Pilgub Jabar dua kali.
"Kang Aher tingkat keterpilihannya terbukti dua kali menang di Pilgub Jawa Barat. Ini modal dasar beliau karena elektabilitas Aher teruji di kontestasi bukan hanya di survei," jelas Kholid.
Â
Dari Luar Koalisi
Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengungkap, Anies Baswedan tengah dijodohkan dengan tokoh yang elektabilitasnya tinggi dalam hasil survei capres-cawapres. Nama ini berasal dari luar koalisi NasDem, Demokrat dan PKS.
"Ada beberapa nama yang terus menerus dikomunikasikan, terus menerus dibangun chemistry, baik lahir maupun batin," ujar Willy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Willy belum mau menyebut siapa nama tokoh yang sedang dijodohkan dengan Anies. Ia akan membuka nama tersebut bila perjodohan sudah mencapai 90 persen.
"Jangan sekarang lah, nanti kalau kita buka semua, kalau sudah 90 persen baru kita buka," katanya.
Â
Advertisement
Berdasarkan Elektabilitas Survei
Dia memberikan sinyal nama yang sedang dijodohkan Anies tidak jauh dari 10 besar yang muncul di elektabilitas capres survei. Serta tidak juga keluar dari radar koalisi.
"Teman-teman tahu lah siapa yang ada di dalam radar, dan tidak terlalu jauh. Ya namanya tidak mungkin nama yang bukan hanya populer tapi tidak mungkin keluar dari radar itu sendiri," ujar Willy.
Nama cawapres ini juga harus memenuhi kriteria menyolidkan partai-partai di koalisi. Serta punya hubungan yang baik dengan Anies. NasDem tidak ingin terjadi kawin paksa.
"Masih cukup waktu membangun chemistry di dua ranah, dengan capres sendiri dan chemistry dengan Parpol. Seperti yang disampaikan pak Anies tentu kehadiran cawapres bisa menyolidkan partai koalisi, bukan justru membuat retak koalisi. Nah itu yang kemudian terus menerus kami matangkan," kata Willy.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com