Alasan Penuh, Satu Keluarga Korban Gempa Cianjur Mengungsi di Kandang Sapi

Olid warga desa Talaga, Kampung Kabanungan, Cugenang, bersama empat anggota keluarganya memilih untuk mengungsi bersama beberapa sapi milik majikannya yang tiap hari ia rawat

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2022, 05:15 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2022, 05:15 WIB
Warga Korban Gempa Cianjur Memilih Mengungsi di Kandang Sapi
Olid warga desa Talaga, Kampung Kabanungan, Cugenang, bersama empat anggota keluarganya memilih untuk mengungsi bersama beberapa sapi milik majikannya yang tiap hari ia rawat. (Foto: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com).

Liputan6.com, Jakarta Olid warga desa Talaga, Kampung Kabanungan, Cugenang, bersama empat anggota keluarganya memilih untuk mengungsi bersama beberapa sapi milik majikannya yang tiap hari ia rawat. Dia memilih akibat imbas Gempa Cianjur.

Namun, bukan tanpa alasan dirinya mengungsi di kandangan sapi, lantaran sejumlah posko sudah penuh.

"Dari awal belum ngungsi di kandang sapi, awalnya di tempat yang beda terus pindah kesini karna tempat yang lain udah penuh," ungkap Olid ketika diwawancara merdeka.com, Rabu (23/11/2022).

Terhitung sudah selama dua hari bersama istri dan dua anak yang salah satunya masih balita harus bertahan. Hari-harinya harus saling berbagi dengan bau sapi yang cukup menyengat.

Sebelum menjadi pengungsi di kandang sapi, Olid menceritakan detik-detik gempa yang menggegerkan warga Cianjur, Jawa Barat dan sekitarnya.

Keseharian Olid dimulai dengan tengah mengumpulkan rumput-rumput untuk makanan sapi yang dijaganya. Layaknya hari-hari sebelumnya, mengistirahatkan badan sejenak sambil menyeruput kopi hangat yang baru saja diseduh di sebuah saung.

Seketika, dirinya merasa ada guncangan besar dan langsung bergegas pulang. Hingga sesampai dirumah yang dilihat hanyalah rumah yang sudah tak berbentuk seperti sebelumnya.

"Kalau kemarin pas setengah 2 siang (lagi di saung) tau-tau ada gempa pas pulang-pulang liat rumah sudah hancur," ceritanya.

 

Mengais Puing

Tidak banyak yang dapat diselamatkan usai mengais-ngais ditimbunan puing-puing rumahnya. Seperti beberapa baju dan beberapa alat dapur yang masih layak pakai.

"Kalau bansos makanan mie, air selain itu belum, bahkan obat-obat belom ada," tutur Olid.

Dirinya hanya berharap bahwa baik dari pihak desa, kecamatan maupun kelurahan dapat segera memberikan bantuan yang layak. Kondisi malam yang dirasa Olid cukup sulit belum lagi apabila turun hujan yang justru menambah beban.

"Kalo malem sulit dijelaskan, kalo malem ya kehujanan deh," ucapnya sambil mengeskpresikan wajah yang pasrah.

 

Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya