Liputan6.com, Jakarta - Masa libur Natal dan Tahun Baru 2023 sudah di depan mata. Sebagian masyarakat pun akan memanfaatkan periode libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 atau Nataru dengan beribadah, bersilaturahmi maupun berwisata.
Lantaran itulah, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi peringatan kepada jajaran menterinya. Terutama, terkait mobilitas masyarakat saat Nataru 2023.
Advertisement
Baca Juga
"Saya hanya ingin memberikan peringatan. Hati-hati terhadap survei Badan Kebijakan Transportasi, ada potensi pergerakan 44 juta orang di Natal dan Tahun Baru ini," ucap Jokowi di Jakarta, Senin 19 Desember 2022.
Jokowi meminta para pemangku kepentingan di berbagai sektor untuk mengantisipasi gangguan dan masalah saat Nataru. Presiden ingin masyarakat tetap merasa aman dan nyaman.
Adapun Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan atau Menko PMK Muhadjir Effendy merinci pernyataan Presiden Jokowi. Rinciannya, ada 44,17 juta orang melakukan mobilisasi untuk libur.
"Itu berarti ada 16,53 persen penduduk yang akan menggunakan memanfaatkan libur nanti untuk perjalanan. Angka ini lebih tinggi sedikit dibandingkan Nataru 2021, karena Nataru 2021 itu hanya 13 persen. Tetapi lebih rendah dibandingkan Nataru 2019, karena 2019 yang melakukan libur sekitar 55 persen," ujar Menko PMK.
Sejauh ini, sejumlah kementerian telah siap melaksanakan sesuai arahan presiden untuk melakukan antisipasi libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Termasuk, Polri dan seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan.
Apa saja strategi pengamanan libur Natal dan Tahun Baru 2023? Bagaimana kesiapan dan strategi mengurai kemacetan lalu lintas saat periode libur Nataru? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:
Infografis Prediksi Arus Mudik Natal dan Perayaan Tahun Baru 2023
Advertisement
Infografis Strategi Pengamanan Libur Natal dan Tahun Baru 2023
Infografis Kesiapan dan Strategi Urai Kemacetan Saat Periode Libur Nataru
Advertisement