Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi akan adanya potensi cuaca ekstrem hingga awal tahun 2023. Untuk itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Tangerang mengambil langkah antisipatif untuk mencegah adanya dampak cuaca ekstrem di wilayahnya.
Kepala DPUPR Kota Tangerang, Ruta Ireng Wicaksono mengatakan pihaknya telah mengerahkan 780 petugas lapangan untuk siap siaga melakukan beberapa langkah pencegahan dari dampak cuaca ekstrem.
Baca Juga
“Sudah terlihat dua tiga hari belakangan ini hujan terus menyelimuti Kota Tangerang. Langkah pertama, menyiapsiagakan petugas lapangan 24 jam, untuk melakukan pembersihan drainase dan jalur jalan pagi hingga malam, sekitar 780 petugas dikerahkan,” ungkap Ruta, Rabu (28/12/22).
Advertisement
Lalu, DPUPR juga memperketat pengecekan kondisi 233 unit pompa air yang tersebar di Kota Tangerang, serta pemantauan seluruh pintu air di Kota Tangerang. Baik pintu air lintas pemukiman hingga lintas wilayah, semua dicek secara intens.
“DPUPR juga melakukan pengurasan atau pengeringan 25 embung di Kota Tangerang, untuk lebih siap menampung datangnya air hujan. Sedangkan untuk embung yang di bawah kewenangan provinsi, kami telah berkoordinasi untuk dibuka diturunkan muka airnya," katanya.
Jika embung yang tidak pakai pintu, maka dilakukan penyedotan dengan pompa untuk menurunkan permukaan airnya.
Banjir Lintas Daerah
Menurutnya, banjir di Kota Tangerang merupakan banjir lintas daerah provinsi, dengan itu DPUPR berupaya menguatkan koordinasi kepada seluruh pihak. Selalu monitoring prediksi dan kondisi hujan di wilayah Bogor, Jakarta dan Depok yang dimana tiga jam kemudian banjirnya akan mempengaruhi Kota Tangerang.
“Maka, koordinasi dan update kondisi dari berbagai wilayah dan pihak harus diperkuat, untuk dapat segera memetakan penanganan apa yang tepat dilakukan di Kota Tangerang. Sehingga, hal-hal terburuk atau yang tidak diinginkan dapat diminimalisir sebaik mungkin,” ujarnya.
Advertisement