Nonton Film Dokumenter, Anies Baswedan Singgung soal Pelemahan Demokrasi

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membagikan momen saat dirinya menonton dokumenter The Edge of Democracy (2019) saat menyambut pergantian tahun baru bersama anaknya, Mikail Azizi.

oleh Winda Nelfira diperbarui 02 Jan 2023, 16:15 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2023, 16:15 WIB
Ekspresi Anies Baswedan Usai 11 Jam Diperiksa KPK
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan seusai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (7/9/2022). Pemeriksaan terhadap Anies terkait dugaan korupsi di penyelenggaraan Formula E Jakarta diketahui berjalan sekitar 11 jam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membagikan momen saat dirinya menonton dokumenter The Edge of Democracy (2019) saat menyambut pergantian tahun baru bersama anaknya, Mikail Azizi.

Anies mengatakan film dokumenter politik itu bercerita tentang erosi demokrasi dan perjalanan politik Presiden Brazil Lula da Silva. Adapun dokumenter tersebut dibuat oleh Petra Costa.

Momen itu dibagikan Anies melalui unggahannya di akun resmi Instagram resmi @aniesbaswedan, Senin (2/1/2023). Anies membagikan total enam foto pada unggahan media sosialnya itu.

"Menghabiskan awal tahun bersama Mikail dengan menonton The Edge of Democracy (2019) di Netflix. Dokumenter yang dibuat oleh Petra Costa, sineas perempuan milenial dari Brazil, bercerita tentang erosi demokrasi dan perjalanan politik Lula da Silva sebagai Presiden," kata Anies.

Calon Presiden yang diusung Partai NasDem itu bercerita bahwa dokumenter tersebut juga berisi upaya penyingkiran terhadap Lula da Silva. Kejatuhan Lula da Silva, kata Anies bersamaan dengan erosi demokrasi di Brazil.

"Dokumenter ini lalu bercerita tentang upaya penyingkiran terhadapnya melalui pengadilan yang kontroversial atas tuduhan korupsi walau pada 2021 Mahkamah Agung membatalkan hukumannya," jelas Anies.

"Kejatuhan Lula dan erosi demokrasi di Brazil membuka jalan bagi Jair Bolsonaro," sambungnya.

Lebih lanjut, Anies menyampaikan usai menyaksikan film dokumenter itu dia teringat buku How Democracies. Dia menyebut bahwa pada film itu ada tiga tahap untuk melemahkan demokrasi.

"Menonton dokumenter ini mengingatkan pada buku How Democracies Die, bahwa ada tiga tahap untuk melemahkan demokrasi secara perlahan dan tak disadari," katanya.

"Pertama, 'kuasai wasitnya'. Ganti para pemegang kekuasaan di lembaga negara netral dengan pendukung status quo. Kedua, 'singkirkan pemain lawan'. Singkirkan lawan politik dengan cara kriminalisasi, suap, atau skandal. Ketiga, 'ganti aturan mainnya'. Ubah peraturan negara untuk melegalkan penambahan dan pelanggengan kekuasaan," jelas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pelemahan Demokrasi

Menurut Anies pelemahan demokrasi secara perlahan seperti yang ada dalam film dokumenter itu dapat menyebabkan shifting baseline syndrome, yaitu perubahan secara bertahap dan perlahan hingga publik menjadi terbiasa dengan kondisi barunya yang sebenarnya buruk.

"Kondisi yang penuh oleh praktik yang dulunya dipandang tidak normal dan tidak boleh dinormalkan dalam demokrasi, tapi karena perburukannya berlangsung perlahan maka tanpa disadar dianggap kewajaran baru," ungkapnya.

Dia menyebut dari film dokumenter ini dunia belajar bahwa demokrasi tidak boleh taken for granted atau diterima apa adanya, tapi harus terus dirawat. Penyimpangan, ujar Anies walau hanya kecil namun kontinyu terhadap etika dan praktik demokrasi akan menjadi lebar bila dibiarkan.

Anies menuturkan bahwa pesan pentingnya ialah bila terlambat maka penyimpangan yang dibiarkan akan menjadi terlalu berat untuk dikembalikan pada relnya.

"Kemarin, Lula da Silva dilantik menjadi presiden setelah mengalahkan Jair Bolsonaro dalam pemilu tahun lalu. Ia berjanji hadirkan kembali program sosial dan hentikan deforestasi. Komitmen yang tentu harus dbuktikan dan harus dikawal oleh rakyatnya," ucap Anies.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya