HEADLINE: Partai Ummat Resmi Jadi Peserta Pemilu 2024, Kontestasi Parpol Kian Ketat?

Partai Ummat resmi menjadi pendatang baru di Pemilu 2024. Partai besutan Amien Rais itu akhirnya dinyatakan lolos sebagai peserta pemilu setelah melalui verifikasi faktual perbaikan. Lantas seberapa besar peluang Partai Ummat di kontestasi 2024 mendatang?

oleh Delvira HutabaratMuhammad Radityo PriyasmoroLizsa Egeham diperbarui 04 Jan 2023, 00:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2023, 00:00 WIB
Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan Partai Ummat sebagai peserta Pemilu 2024.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan Partai Ummat sebagai peserta Pemilu 2024. (Foto: Muhammad Radityo Priyasmoro/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya menyatakan Partai Ummat (PU) memenuhi syarat sebagai partai politik (Parpol) peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Dengan begitu, maka Partai Ummat menjadi parpol ke-18 peserta Pemilu 2024.

Partai Ummat yang lolos setelah melakukan verifikasi faktual perbaikan ini mendapatkan nomor urut 24. Hal ini lantaran nomor urut 18 hingga 23 telah digunakan oleh partai-partai lokal Aceh.

Setelah ketetapan ini, Partai Ummat pun segera memanaskan mesin partainya untuk menyambut Pemilu 2024. Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengatakan, partainya akan menggelar roadshow silaturahmi dengan menyambangi parpol lain, termasuk yang menjegalnya di proses verifikasi KPU.

Menurut dia, Partai Ummat membutuhkan 'teman' agar kuat dalam menghadapi kontestasi demokrasi pada 2024. Selain parpol, Partai Ummat juga akan menemui sejumlah organisasi kemasyarakatan (Ormas).

"Jadi kita butuh teman sebanyak-banyaknya, dengan siapapun semua yang ingin melihat keadilan tegak di negeri ini," ujar Ridho saat ditemui usai acara Tasyakuran Partai Ummat di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Minggu (1/1/2023).

Partai Ummat juga akan menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) sebagai salah satu langkah awal memanaskan mesin politik di 2023. Rakernas digelar untuk merapatkan dan memperkuat barisan menuju Pemilu 2024.

"Insyallah kita mulai dengan konsolidasi nasional, kita akan melakukan Rakernas. Mohon doanya Insyaallah bulan depan, tempatnya juga Insyaallah di sini (Asrama Haji Pondok Gede)," tutur menantu Amien Rais ini.

Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago mengatakan bahwa Partai Ummat memiliki tantangan yang besar dalam menghadapi Pemilu 2024. Sebagai partai pendatang baru, parpol besutan Amien Rais ini harus bekerja keras untuk memperkuat infrastrukturnya.

"Walau banyak figur eks PAN (Partai Amanat Nasional), tapi kan semua tetap dibangun dari awal yang harus berjuang memperkuat inftastrukturnya. Jadi ini tantangan Partai Ummat, khususnya segmentasinya yang bersaing dengan partai Islam lain, sehingga tentu akan berbagi suara. Apalagi dengan partai Islam yang sudah lebih dulu ada dan memiliki kursi di parlemen," ujar Arifki saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (3/1/2023).

Dia mengakui bahwa basis pemilih Partai Ummat dan PAN sangat beririsan. Sebab, tak sedikit figur di Partai Ummat merupakan mantan tokoh di PAN.

"Ini menjadi kekhawatiran bagi PAN, sebab bisa saja menggerus suaranya. Apalagi ada tokoh identiknya yaitu Amien Rais dengan latar Muhammadiyah. Bisa saja dua hal itu menggerus suara PAN, juga terhadap partai Islam lainnya karena narasi politiknya menguntungkan gerakan kanan, maka akan menjadi kontestan pemilu yang cukup ketat," katanya.

Namun begitu, Arifki melihat bahwa peluang Partai Ummat kali ini sama seperti Partai Perindo atau Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada pemilu sebelumnya. Sebab, tantangan terbesar partai baru adalah soal infrastruktur.

"Apalagi Partai Ummat memiliki narasi oposisi, jadi akan berseberangan dengan pemerintah. Jadi peluangnya menurut saya di level DPRD dengan basis suara kelompok-kelompok yang antipati dengan Jokowi di daerah, karena berat kalau langsung (target lolos) di DPR RI)," ucapnya.

Sementara terkait koalisi, Partai Ummat berpeluang besar bekerja sama dengan PKS. Kedua parpol dinilai memiliki banyak kesamaan, mulai dari sikap politik hingga brandingnya.

"Partai ummat juga dimungkinkan akan mendukung calon presiden yang punya coattail effect (efek ekor jas) di Pileg dengan latar belakang yang sama dengan isu-isu yang dimainkan oleh Partai Ummat," katanya.

Infografis Partai Ummat Resmi Jadi Peserta Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Partai Ummat Resmi Jadi Peserta Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Lebih lanjut, Arifki juga menyoroti sikap Amien Rais yang cenderung melunak setelah partainya dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilu 2024. Setelah pengumuman pertama KPU, Amien Rais sempat menuding Istana menjegal Partai Ummat agar tidak lolos jadi peserta Pemilu 2024.

Sikapnya kemudian nyaris berubah 180 derajat setelah Partai Ummat dinyatakan memenuhi syarat sebagai peserta Pemilu 2024 usai verifikasi faktual perbaikan. Puja-puji dilontarkan Amien Rais kepada Presiden Jokowi dan KPU.

"Saya curiga ada deal-deal, sebab sebelumnya ada kritik yang disampaikan sebelum lolos. Tapi usai partai lolos bisa saja seperti ada utang budi terhadap yang menolongnya di alur verifikasi."

Meski begitu, Partai Ummat harus tetap konsisten memainkan narasinya sebagai oposisi. "Karena kalau tidak begitu, Partai Ummat akan sulit menggaet elektoral. Oleh sebab itu, Partai Ummat saya rasa harus terus kritis (terhadap pemerintah) untuk mendongkrak suaranya," ujar Arifki menandaskan.

Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menuturkan, Partai Ummat baru saja melalui tantangan pertama yakni berhasil menjadi parpol peserta Pemilu 2024. Namun, perjuangan sebenarnya baru dimulai.

Partai Ummat dan parpol baru lainnya harus bekerja keras agar bisa lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold dengan memperoleh minimal 4 persen dari total suara nasional.

"Itu artinya partai-partai baru harus lebih bekerja keras lagi untuk memastikan lolos di ambang batas. Karena yang paling sulit itu bukan sebagai peserta pemilu, tapi bagaimana lolos di ambang batas parlemen," ujar Pangi saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (3/1/2023).

Bicara peluang di Pemilu 2024, dia menilai Partai Ummat cukup sulit menggaet suara jika hanya mengandalkan basis pemilih Islam. Memang pemilih Islam di Indonesia sangat besar, namun kolam itu diperebutkan oleh banyak parpol, bahkan tidak hanya partai Islam. 

Partai Ummat juga harus berhadapan dengan parpol nasionalis religius lainnya yang infrastrukturnya sudah kuat, seperti PAN, PKB, PPP, dan PKS.

"Tidak mudah memang kalau Partai Ummat hanya mengharapkan pemilih Islam, itu akan jadi dilema problematik kompleksitas, karena orang Islam juga ada di partai nasionalis dan segmennya terbatas. Itu yang membuat mereka agak kesulitan," tutur Pangi.

Jika melihat segmentasi pemilihnya, keberadaan Partai Ummat dinilai dapat memecah suara PAN. Menurut Pangi, PAN setidaknya menjadi parpol yang paling terancam eksistensinya dengan lolosnya Partai Ummat sebagai peserta Pemilu 2024.

"Itu sudah pasti, karena irisan pemilihnya Partai Ummat adalah basis-basis PAN, kader-kader PAN, orang yang pernah menjadi politisi di PAN. Bisa juga mereka menggaet pemilih-pemilih dari Muhammadiyah," ujarnya.

Partai Ummat Bisa Jadi Momok PAN?

20160820-Pembukaan-Kongres-BM-PAN-Jakarta-Amien-Rais-Zulkifli-Hasan-JT
Ketua Dewan Pertimbangan PAN, Amien Rais (kiri) di dampingi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Barisan Muda PAN Yandri Susanto (kanan), saat menghadiri acara Pembukaan Kongres BM PAN di Jakarta, Sabtu, (20/8). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Namun seberapa besar Partai Ummat bisa merebut suara PAN bergantung pada Amien Rais. Sebagai tokoh Muhammadiyah dan mantan pendiri PAN, pengaruh Amien Rais di level akar rumput tidak bisa dipandang sebelah mata. 

Mantan Ketua MPR RI itu bisa masuk ke basis-basis Muhammadiyah dan merangkul tokoh dan veteran-veteran PAN untuk berjuang bersama Partai Ummat. Menurut Pangi, setidaknya Partai Ummat punya peluang cukup besar di Sumatera Barat dan Yogyakarta yang menjadi basis Muhammadiyah.

"Tinggal sejauh mana Amien Rais bisa meyakinkan atau pengaruhi, sejauh mana pengaruh Amien Rais effect itu mendongkrak elektabilitas Partai Ummat," katanya.

Sebab, menurut Pangi, pemilu di Indonesia yang menganut sistem proporsional terbuka ini cenderung membuat masyarakat lebih melihat figur ketimbang partai. Karena itu, Partai Ummat harus pandai merekrut calon anggota legislatif (Caleg) agar bisa mendulang suara partai hingga mencapai ambang batas parlemen. 

"Jadi bagaimana kemampuan Partai Ummat merekrut caleg yang betul-betul punya bibit bobot bebet, artinya layak jual. Kalau nanti caleg DPR-nya kekurangan logistik, tidak punya popularitas, bukan tokoh dari manapun, itu akan kesulitan," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini.

"Masalah partai baru itu memang kesulitan di dalam mencari bibit-bibit caleg potensial untuk DPR RI, itu hampir dialami semua partai baru tidak hanya Partai Ummat," sambungnya.

Namun begitu, bukan tidak mungkin Partai Ummat akan bernasib seperti PSI dan Partai Perindo yang masih memiliki anggota dewan di tingkat daerah, kendati tidak lolos ambang batas parlemen. Sebab kursi DPRD tidak bergantung pada perolehan minimal 4 persen suara nasional. 

"Bisa saja berjaya di daerah-daerah tertentu, basis-basis tertentu. Bisa juga mereka punya kemampuan lolos ambang batas parlemen, karena justru PAN enggak lolos, itu juga mungkin. Dalam politik kan mungkin-mungkin saja."

"Itulah kemudian diuji daya tahan kemampuan mereka melakukan penetrasi untuk memastikan lumbung-lumbung elektoral yang akan mereka rebut, yang akan mereka dapatkan kursi, minimal itu mereka bisa target," ucap Pangi menandaskan.

PAN Tak Merasa Terancam

Partai Amanat Nasional tak menganggap Partai Ummat sebagai ancaman di Pemilu 2024. Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi menyatakan, ideologi dan basis suara kedua partai berbeda. 

“PAN dan Partai Ummat itu dari perspektif ideologi partainya berbeda. PAN itu nasionalis religius, sedangkan PU itu Islam. Perbedaan ideologi partai akan menyebabkan adanya perbedaan basis massa partai. Masing-masing memiliki ceruk sendiri, atau basis konstituen sendiri,” kata Viva kepada Liputan6.com, Selasa (3/1/2023). 

Menurut Viva, kesamaan antara pemilih PAN dan Partai Ummat tidak besar. Hal itu biasa terjadi dengan partai lain juga.

“Meskipun ada interseksi atau irisan, tapi hal itu sangat non-signifikan dan tidak khas antara PAN dan PU saja. Seluruh partai politik di antara mereka juga dipastikan akan ada irisan massa dengan derajat yang berbeda-beda dan variatif,” ungkapnya.

Terkait ambisi parpol besutan Amien Rais itu mengalahkan PAN, Viva mengajak Partai Ummat untuk berkompetisi secara positif. 

“Dengan konteks ini, PAN mengajak Partai Ummat dan seluruh peserta Pemilu 2024 untuk berkompetisi di arena demokrasi sebagai jalan fastabihul khairat, yaitu berlomba-lomba untuk membawa kebaikan bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat, kemajuan bangsa, dan keutuhan negara,” kata dia.

Viva memastikan, PAN telah siap bertarung dan menang di Pemilu 2024. PAN juga siap melakukan pelatihan kepada caleg-caleg terbaik untuk bertarung di pesta demokrasi lima tahunan itu.

“PAN telah siap menyongsong pemilu. Mesin partai melalui struktur organisasi sudah bergerak, saksi per TPS sedang melakukan pelatihan, banyak bakal caleg potensial mengisi setiap dapil, dan semakin tingginya soliditas pengurus dan kader serta semangat juang yang ideologis untuk dapat meraih kemenangan di Pemilu 2024,” ujarnya memungkasi.

Perjuangan Partai Ummat Lolos Jadi Peserta Pemilu 2024

Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi,
Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi. (Merdeka.com/ Alma Fikhasari)

Partai Ummat sempat dinyatakan tidak lolos saat KPU menggelar rekapitulasi nasional hasil verifikasi parpol calon peserta Pemilu 2024. Dalam rapat itu, Pimpinan KPU Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) membuka data bahwa Partai Ummat hanya memenuhi syarat 12 wilayah dari syarat minimal 17 wilayah.

"Kesimpulan tidak memenuhi syarat," tutur pimpinan KPU Provinsi NTT di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2022).

Sama halnya dengan NTT, KPU Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) juga mengungkapkan bahwa dari syarat minimal 11 wilayah, Partai Ummat hanya memenuhi syarat di 1 wilayah.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Ummat, Nazaruddin menyatakan keberatan atas hasil tidak memenuhi syarat di dua provinsi tersebut. KPU kemudian meminta Partai Ummat menyampaikan keberatannya secara tertulis setelah pembacaan rekapitulasi selesai.

Untuk dapat menjadi peserta Pemilu 2024, parpol harus memenuhi berbagai persyaratan sesuai Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Beberapa di antaranya adalah kepengurusan 100 persen di seluruh provinsi, 75 persen provinsi di tingkat kota/kabupaten, dan 50 persen kota/kabupaten di tingkat kecamatan, serta keanggotaan minimum 1.000 orang atau 1/1.000 di tingkat kota/kabupaten.

Partai Ummat kemudian mengadu ke Badan Pengawas Pemlihan Umum (Bawaslu) RI setelah dinyatakan KPU tidak lolos sebagai peserta Pemilu 2024. Gugatan sengketa Pemilu ini dilayangkan pada Jumat 16 Desember 2022.

Bawaslu kemudian memfasilitasi mediasi antara Partai Ummat dengan KPU dan mencapai kesepakatan. Hasilnya, Partai Ummat diberi waktu tiga hari untuk memenuhi jumlah kekurangan syarat keanggotaan partai pada 5 kabupaten/kota di NTT dan 10 kabupaten/kota di Sulut.

Partai Ummat pun berhasil memenuhi persyaratan tersebut. KPU secara resmi mengumumkan Partai Ummat lolos sebagai peserta Pemilu 2024.

Pengumuman disampaikan lewat rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil verifikasi faktual dalam rangka melaksanakan putusan Bawaslu di Kantor KPU, Jakarta pada Jumat 30 Desember 2022. Partai Ummat dinyatakan memenuhi syarat di NTT dan Sulut.

"Hasil rekapitulasi verifikasi faktual Partai Ummat, untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur memenuhi syarat dengan syarat minimal memenuhi syarat 17 wilayah dan Partai Ummat memiliki 19 wilayah dengan status akhir memenuhi syarat. Dan Provinsi Sulawesi Utara syarat minimal memenuhi syarat 11 wilayah dan Partai Ummat memiliki 11 wilayah," kata Anggota KPU Idham Kholik.

Infografis Nomor Urut 18 Parpol Peserta Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Nomor Urut 18 Parpol Peserta Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Siap Kalahkan PAN di 2024

Partai Ummat optimistis mampu mengambil hati rakyat untuk memenangkan Pemilu 2024. Meski menyatakan kehadirannya tak akan menggerus suara pemilih PAN, Partai Ummat akan bekerja keras agar bisa mengalahkan perolehan suara bekas parpol Amien Rais tersebut.

"Kita berjuang untuk lebih besar dari itu. Insyaallah tidak terlalu melihat hal-hal yang kecil, Insyaallah," ujar Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi saat ditemui usai acara tasyakuran di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (1/1/22023).

Ridho menyatakan Partai Ummat telah mempersiapkan strategi untuk merebut hati rakyat. Salah satunya dengan memperkuat konsolidasi, baik di internal maupun ekternal. Dalam waktu dekat, Partai Ummat akan menggelar Rakernas untuk merapatkan dan memperkuat barisan menuju Pemilu 2024.

"Program pertama tentu kita fokus pada pencalegan dan juga nanti pilkada dan juga pencapresan," tambah Ridho.

Selain itu, Partai Ummat juga akan memanaskan mesin partainya dengan menggelar roadshow silaturahmi menyambangi parpol lain. Silaturahim juga akan dilakukan dengan menyambangi sejumlah ormas di Indonesia.

Ridho menuturkan, Partai Ummat membutuhkan 'teman' agar kuat dalam menghadapi kontestasi demokrasi pada 2024. "Jadi kita butuh teman sebanyak-banyaknya, dengan siapapun semua yang ingin melihat keadilan tegak di negeri ini," ucap menantu Amien Rais ini.

Lebih lanjut, Ridho mengaku partainya belum memutuskan siapa yang akan didukung sebagai Calon Presiden (Capres) untuk Pilpres 2024 nanti. Sebab, menurut dia, sikap menentukan dukungan saat ini masih terlalu dini.

"Terkait pencapresan, kita mengikuti sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Amien kemarin, too early to tell, terlalu dini untuk mengatakan siapa yang kita dukung," kata Ridho.

Dia mengajak seluruh kader Partai Ummat dan masyarakat Indonesia untuk mendiskusikan terlebih dahulu kriteria-kriteria capres, ketimbang langsung menunjuk nama. Menurut dia, kriteria paling mendasar figur capres adalah harus mengetahui kebutuhan bangsa.

"Mengapa kita tidak berpikir, dan lihat di kanan-kiri kita sendiri, jangan-jangan capres dengan kriteria-kriteria yang kita cari tersebut ada pada kader kita sendiri," tuturnya.

Tidak menutup kemungkinan, Partai Ummat akan mengajukan kadernya sendiri sebagai Capres. "Mengapa tidak, kita dengan segenap rasa percaya diri, mengatakan inilah kader Partai Ummat, dengan kriteria A-Z, dan insyaallah layak menjadi Capres Republik Indonesia?," kata Ridho menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya