NasDem soal Reshuffle Kabinet: Kami Sudah Siap

Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi membenarkan memang ada kabar reshuffle kabinet di internal partainya. Meski demikian, dia mengungkapkan hal tersebut tak masalah.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jan 2023, 00:14 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2023, 00:04 WIB
Presiden Jokowi Umumkan 6 Calon Menteri Baru, Ini Profil Singkatnya
Presiden Jokowi dan Wapres Ma'aruf Amin umumkan menteri baru dalam reshuffle kabinet. (Sumber: YouTube/ Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi membenarkan memang ada kabar reshuffle kabinet di internal partainya. Meski demikian, dia mengungkapkan hal tersebut tak masalah.

"Bagi NasDem enggak ada masalah, di NasDem ya kabar itu kabar bukan kabar angin, memang kabar beneran," kata Gus Choi di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Sabtu (7/1/2023).

Menurut dia, NasDem sudah siap jika kadernya dicopot dari kabinet. Gus Choi berkata, partainya sudah memikirkan untung dan ruginya.

"Kita sudah siap semua, kita diajak siap setiap mengambil keputusan, itu kita sudah memikirkan risikonya, keuntungannya, itu sudah, sudah dihitung plus minusnya jadi enggak masalah," ucapnya.

Lebih lanjut, NasDem tak merasa sakit hati bila menterinya dicopot. Namun, Gus Choi menilai cara itu kurang dewasa dalam berpolitik.

"Enggak perlu sakit hati, enggak perlu baper, biasa aja hanya meskipun biasa saja tetap ada catatan 'oh begini cara berpolitiknya' 'oh ini kurang dewasa' jadi tetap ada penilaian tapi kesiapan mah tetap harus ada," jelas dia.

Diketahui, tiga menteri NasDem yang berada di kabinet Indonesia Maju adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya.

 

 

 

Disindir PDIP

Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga menyindir Partai NasDem yang tidak berani keluar dari kabinet. Eriko berbicara soal etika NasDem sudah mendukung Anies Baswedan sebagai capres dan dinilai menjadi antitesa Jokowi.

"Kalau soal dikatakan antitesa itu kan sebenarnya itu kan etika. Kalau kita sudah misalnya mau mengambil sesuatu yang berlawanan antitesa ya," kata Eriko di kawasan Pakubuwono, Jakarta, Sabtu (7/1/2023).

Eriko mengungkit ketika PDIP menjadi oposisi kala rezim Susilo Bambang Yudhoyono berkuasa. Menurutnya, menjadi oposisi juga bisa bermanfaat untuk rakyat.

"Etikanya sebenernya kami dulu juga pernah menjadi oposisi, enggak ada masalah juga kan, kalau di luar pemerintahan kan sah sah saja. Kita hidup kan pilihan, kami pernah menjadi di luar pemerintahan ternyata juga bermanfaat," ucapnya.

"Lebih bisa mengakomodir kepentingan rakyat dan pada akhirnya kami bersyukur kehadirat Tuhan kami memenangkan (pemilu 2014 dan 2019)," tambahnya.

 

Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya