Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota Depok mengakui bahwa terjadi kenaikan angka kematian bayi. Tercatat angka kematian bayi mencapai 92 kasus sepanjang tahun 2022.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, Pemerintah Kota Depok berusaha berupaya meminimalisir angka kematian ibu dan bayi. Namun pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya terjadi peningkatan angka kematian ibu dan bayi.
Baca Juga
“Iya memang ada peningkatan kematian ibu dan bayi yang terjadi pada 2022,” ujar Idris kepada Liputan6.com, Kamis (12/1/2023).
Advertisement
Idris menjelaskan, peningkatan angka kematian bayi dikarenakan terjadi perubahan perhitungan. Sebelumnya perhitungan angka kematian bayi dihitung selama 28 minggu, namun kini perhitungan menjadi 20 minggu.
“Jadi peningkatan itu sebenarnya perhitungannya berubah, kalau dulu 28 minggu sekarang hitungnya jadi 20 minggu,” jelas Idris.
Berdasarkan perhitungan tersebut pada 2022 terjadi 92 kasus angka kematian bayi. Berdasarkan data pada 2021 angka kematian bayi mencapai 59 kasus.
“Ya itu tadi perubahan perhitungan maka di 2022 jumlah kasus lebih banyak,” terang Idris.
Luncurkan Program Panic Emergency
Idris mengungkapkan, terjadinya kematian bayi rata-rata karena kurangnya penanganan pertama. Sehingga untuk meminimalisir angka kematian bayi, Pemerintah Kota Depok berencana membuat program panic emergency.
“Jadi rumah sakit sekarang harus memakai panic emergency,” ungkap Idris.
Tidak hanya itu, Idris meminta sinergi rumah sakit di Kota Depok dapat ditingkatkan.
“Semuanya harus berjalan dalam penanganan kasus, sinergi rumah sakit hingga peningkatan profesi kebidanan,” pungkas Idris.
Advertisement