Liputan6.com, Jakarta - Warga Perumahan Bekasi Timur Regensi (BTR) 1, Cimuning, Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan kondisi air Kali Jambe yang sudah sangat tercemar. Pencemaran disebut berasal dari air lindih TPA Sumur Batu dan TPST Bantargebang.
Kondisi air Kali Jambe yang hitam pekat, kerap mengeluarkan bau busuk menyengat yang sangat mengganggu kenyamanan warga sekitar. Tak sedikit pula warga yang mengalami gatal-gatal akibat pencemaran air tersebut.
Mirisnya, keluhan yang dialami warga sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Selama itu pula belum ada upaya serius dari pihak-pihak terkait untuk menangani masalah ini.
Advertisement
"Sudah bertahun-tahun begini, air sudah tercemar dari dulu. Jadi dikirim atau enggak (air lindih), airnya memang sudah tercemar," kata Ketua RW 15 Perumahan BTR l, Rusdi Bahalwan di lokasi reses Anggota DPRD Kota Bekasi, Tumai, Minggu (5/2/2023).
Menurutnya, warga sudah sangat jenuh dengan masalah pencemaran Kali Jambe yang tak kunjung mendapat penanganan. Pasalnya, bau tak sedap hingga air tanah yang ikut tercemar, berdampak tak langsung terhadap kesehatan warga.
"Sebenarnya bukan sumber air yang ada di Kali Jambe, tapi limpahan dari air lindih TPA, mengalir ke sana. Baunya itu luar biasa, kadang sampai tembus ke Jamrud. Air tanah yang di sekitarnya otomatis lah tercemar," ujarnya.
Dia mengaku sempat mengadukan masalah ini ke pengelola TPA Sumur Batu bersama beberapa ketua RW lainnya. Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil karena air lindih masih terus merembes ke Kali Jambe.
"Paling tidak jangan sampai airnya itu belum tersaring betul, langsung dilepas. Jadi pekat dan hitam dan baunya juga lumayan menyengat, walaupun itu tidak setiap hari," ungkapnya.
Berharap Aspirasi dapat Diperhatikan
Warga berharap aspirasi warganya dapat ditampung sehingga ada perhatian serius dari pemerintah daerah terkait penanganan Kali Jambe.
"Syukur-syukur ada kompensasi, entah itu dalam bentuk fasilitas maupun barang yang bermanfaat untuk di lingkungan, seperti baktor. Saya rasa itu hal yang lumrah karena dampaknya itu sampai ke kita," imbuhnya.
Sementara Anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI Perjuangan, Tumai berujar akan memperjuangkan aspirasi konstituennya agar Kali Jambe mendapatkan pembenahan.
"Memang kita lihat disinyalir tercemar air lindih. Ini mudah-mudahan ada suatu upaya perbaikan dari pemerintah. Karena di situ kan yang besar itu TPST Bantargebang, walaupun ada TPA Kota Bekasi juga," ujar Tumai.
Menurutnya, Pemkot Bekasi sepatutnya mulai berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk memperbaiki kebocoran air lindih di dua tempat penampungan sampah tersebut.
"Bagaimana pemerintah DKI itu mengamankan untuk turap yang diganti semacam box cover gitu. Kali Jambe itu supaya tidak ada rembesan yang memengaruhi sumur milik warga," imbuh Tumai.
Advertisement
Berharap Tuntutan dapat Ditindaklanjuti
Ia berharap tuntutan warga yang mayoritas seputar pencemaran Kali Jambe, dapat segera ditindaklanjuti. Terlebih banyak permukiman warga di bantaran kali yang aktivitas sehari-harinya sangat terganggu dengan pencemaran tersebut.
"Sebetulnya warga oke-oke saja dengan masalah TPA karena disadari bahwa itu urgensi dari aktivitas kehidupan. Hanya yang menjadi masalah pencemaran itu, bagaimana supaya bisa diupayakan seminim mungkin, bila perlu sampai tidak ada pencemaran, ini tuntutan warga," tandas Tumai.