Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada Senin pagi, 6 Februari 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang. Selain korban jiwa, gempa Turki tersebut meratakan bangunan dan getarannya terasa hingga pulau Siprus dan Mesir.
Akibat gempa Turki yang terjadi pada Senin pagi 6 Februari 2023, 2.828 bangunan runtuh. Demikian mengutip Channel News Asia.
Baca Juga
Presiden Turki Tayyip Erdogan menuturkan, sekitar 912 orang tewas dan 5.000 orang terluka akibat gempa. Ia menuturkan, itu adalah bencana terbesar di Turki sejak 1939.
Advertisement
Di Suriah, sekitar 326 orang tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka, demikian dilaporkan Kantor Berita SANA. Korban yang dilaporkan oleh media pemerintah diperkirakan hanya mencakup yang tinggal di daerah yang dikuasai pemerintah.
Kepala Pusat Gempa Nasional Suriah, Raed Ahmed menuturkan, menurut catatan, gempa bumi ini terbesar yang tercatat dalam sejarah. Gempa tersebut menyapu seluruh bagian kota-kota besar di wilayah yang dipenuhi jutaan orang yang melarikan diri dari perang saudara di Suriah dan konflik lainnya.
Adapun penyelamatan terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju. Pada tayangan televisi menunjukkan orang-orang yang terkejut di Turki berada di atas salju dengan piyama mereka, menyaksikan penyelamat menggali puing-puing rumah yang rusak.
Ujian Pemilu untuk Erdogan
Berdasarkan the US Geological Survey, gempa terjadi pada pukul 04.17 waktu setempat pada kedalaman sekitar 17,9 KM di dekat kota Gaziantep, Turki yang dihuni sekitar 2 juta orang.
Pusat layanan darurat AFAD Turki menyebutkan gempa pertama bermagnitudo 7,4 menambahkan, gempa tersebut diikuti lebih dari 40 gempa susulan.
AS Bakal Beri Bantuan
Erdogan yang akan berada di bawah tekanan kuat untuk mengawasi tanggapan yang efektif terhadap bencana jelang pemilihan umum (Pemilu) pada 14 Mei 2023.
"Kami berharap dapat melewati bencana ini bersama-sama secepat mungkin dan dengan kerusakan paling sedikit,” cuit Erdogan.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, Washington “sangat prihatin”. “Kami siap memberikan bantuan apa pun dan semua yang dibutuhkan,” ujar dia.
Sementara itu, menurut laporan Channel News Asia, gempa bumi melanda daerah bergejolak, mayoritas Kurdi di Turki dekat Suriah.
Gubernur Kahramanmaras Omer Faruk Coskun menuturkan, masih terlalu dini untuk memperkirakan jumlah korban tewas karena begitu banyak bangunan yang hancur. “Tidak mungkin memberikan jumlah korban tewas dan luka-luka saat ini karena begitu banyak bangunan yang hancur. Kerusakannya serius.” Ujar Coskun.
Di sisi lain, sebuah masjid terkenal yang berasal dari abad ke-13 sebagian runtuh di Maltaya, dengan sebuah bangunan 14 lantai dengan 28 apartemen juga runtuh. Di kota-kota lain, penyelamat berjuang untuk menjangkau korban yang terjebak di bawah puing-puing.
"Kami mendengar suara-suara di sini, dan di sana juga,” ujar salah seorang penyelamat di depan sebuah bangunan yang rata dengan tanah di kota Diyarbakir.
"Mungkin ada 200 orang di bawah reruntuhan,” kata dia.
Advertisement
Rentetan Gempa Bumi di Turki
Wilayah Turki Duzce mengalami gempa berkekuatan magnituo 7,4 pada 1999 yang terburuk melanda Turki dalam beberapa dekade. Gempa itu menewaskan lebih dari 17.000 orang, termasuk sekitar 1.000 orang di Istanbul.
Para ahli telah lama memperingatkan gempa besar dapat menghancurkan Istanbul yang memungkinkan bangunan luas tanpa tindakan pencegahan keamanan. Gempa berkekautan magnitudo 6,8 melanda Elazig pada Januari 2020, menewaskan lebih dar 40 orang.
Pada Oktober 2022, gempa berkekuatan magnitudo 7 melanda Pantai Aegean Turki, menewaskan 114 orang dan melukai lebih dari 1.000 orang.