KPK Periksa Anak Eks Walkot Ambon Richard Louhenapessy, Dicecar soal Aset Hasil Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencecar Grimaldy Louhenapessy, anak mantan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy berkaitan dengan aset Richard yang dihasilkan dari tindak pidana korupsi.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 15 Feb 2023, 12:15 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2023, 12:15 WIB
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy Ditahan KPK
Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy bersiap menuju mobil tahanan, Gedung KPK, Jakarta, Jumat (13/5/2022). KPK menahan Richard Louhenapessy sebagai tersangka dugaan suap pemberian persetujuan izin prinsip pembangunan cabang usaha retail di Kota Ambon tahun 2020. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencecar Grimaldy Louhenapessy, anak mantan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy berkaitan dengan aset Richard yang dihasilkan dari tindak pidana korupsi.

Selain terhadap Grimaldy, hal serupa juga dikonfirmasi kepada Suminsen, selaku wiraswasta.

Grimaldy dan Suminsen diperiksa dalam kapasitasnya sebagai saksi kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) Richard Louhenapessy. Mereka diperiksa di Gedung KPK pada Selasa, 14 Februari 2023 kemarin.

"Kedua saksi hadir dan didalami pengetahuannya antara lain terkait dengan dugaan kepemilikan aset bernilai ekonomis dari Tersangka RL (Richard Louhenapessy) yang sumber uangnya dari pemberian pihak swasta yang mendapatkan izin usaha di Kota Ambon," ujar Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Rabu (15/2/2023).

Diketahui, KPK tengah mengusut kasus dugaan TPPU mantan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy. Kasus ini pengembangan dari perkara suap izin pembangunan gerai Alfamidi di Ambon.

Dalam perkara suap, Richrad divonis 5 Tahun penjara denda Rp 500 juta subsider 1 tahun kurungan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Ambon. Vonis dibacakan pada Kamis (9/2/2023).

"Pidana penjara 5 tahun dikurangi masa penahanan. Pidana denda Rp 500 juta subsider 1 tahun kurungan," ujar Ali dalam keterangannya, Kamis (9/2/2023).

Ali mengatakan, Richard terbukti melanggar Pasal 12b Jo Pasal 18 UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP dan Pasal 12 B Jo Pasal 18 UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP Jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Selain pidana badan, Richard juga diwajibkan membayar uang pengganti sebesar Rp 8 miliar.

"Pidana uang pengganti Rp 8 miliar," kata Ali.

Sementara terdakwa lain dalam perkara ini, yakni Andrew Erin Hehanussa divonis 2 tahun dan 6 bulan penjara denda Rp 200 juta subsider 3 bulan kurungan.

 

Dituntut

Sebelumnya, Richard Louhenapessy dituntut 8 tahun dan 6 bulan penjara denda Rp 500 juta subsider 1 tahun kurungan. Pembacaan tuntutan dilayangkan pada Selasa, 17 Januari 2023 kemarin.

"Jaksa KPK menuntut pidana penjara 8 tahun dan 6 bulan. Pidana denda Rp500 juta subsider 1 tahun penjara," ujar Ali dalam keterangannya, Rabu (18/1/2023).

Selain pidana badan, Ali menyebut tim penuntut umum juga menuntut kewajiban pembayaran uang pengganti terhadap Richard sebesar Rp 8 miliar. Jika uang pengganti tersebut tak dibayar maka harta bendanya akan disita untuk menutupi uang pengganti.

Namun jika harta bendanya tak mencukupi, maka akan diganti pidana penjara selama 2 tahun.

"Pidana uang pengganti Rp8 miliar subsider penjara 2 tahun," kata Ali.

Sementara terdakwa lain dalam perkara ini, yakni Andrew Erin Hehanussa dituntut 5 tahun penjara denda Rp200 juta subsider 3 bulan kurungan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya