Liputan6.com, Jakarta - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, penyidik Polda Metro Jaya dipastikan memperhatikan hak-hak para tahanan termasuk kepada Wowon Cs yang terlibat kasus dugaan pembunuhan berantai disertai penipuan.
Trunoyudo secara detail menyinggung perihal kondisi kesehatan para tahanan. Menurut dia, Biddokkes Polda Metro Jaya selalu bersiaga jika ada tahanan yang mempunyai masalah gangguan kesehatan.
"Tahanan yang ada di Polda Metro Jaya itu tentu sehat, termasuk para pelaku Wowon Cs. Kalaupun ada sesuatu tentang kesehatan, Polda Metro Jaya memiliki Biddokkes yang akan bekerja sama dengan dokter untuk menberikan layanan-layanan kesehatan," kata Trunoyudo kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (20/2/2023).
Advertisement
Wowon dikabarkan mengalami gangguan prostat. Terkait hal itu, Trunoyudo memastikan, keluhan Wowon sudah pasti ditangani oleh tim medis.
"Ya itu tadi saya sampaikan walaupun memang ada, kita akan lakukan layani dengan medis yang ada di Biddokkes Polda Metro Jaya," ujar Trunoyudo.
Lebih lanjut, Trunoyodo menerangkan, penyidik saat ini sedang mengebut kelengkapan berkas Wowon guna diserahkan ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
"Betul, prosesnya sekarang seluruhnya ini dalam rangka melengkapi berkas-berkas perkara termasuk hasil daripada forensik sebagai kelengkapan scientific crime," tandas dia.
Cara Wowon Yakinkan TKW Bisa Gandakan Uang: Ubah Nominal Pakai Amplop
Wowon Erawan alias Aki Banyu mengungkap cara dirinya meyakinkan para tenaga kerja wanita (TKW) bahwa dirinya bisa menggandakan uang. Menurut Wowon, dia biasa meminta TKW yang datang untuk membeli sebuah amplop.
"Dengan cara main amplop gitu, kata saya kalau mau sukses beli amplop dulu di warung," ujar Wowon di Mapolda Metro Jaya, Jumat (3/2/2023).
Menurut Wowon, setelah pasiennya memperlihatkan sebuah amplop, Wowon pun meminta agar amplop tersebut diisi uang pecahan kecil. Setelah itu amplop tersebut dia ambil dan secara diam-diam ditukar dengan amplop yang sudah dia persiapkan sebelumnya.
"Padahal dari kantong saya sudah menyiapkan amplop lain isi Rp 5.000. Saya tukar. Saya bilang, ya itu kalau mau sukses. Apalagi kalau misalnya diisi uang 100.000 kamu bisa kaya. Padahal di situ aku bohong," kata dia.
Wowon pun menegaskan dirinya sama sekali tidak menggunakan kemampuan supranatural dalam mengubah isi uang di amplop tersebut.
"Jadi saya bermain mata dengan korban, supaya amplop yang dari kantong saya itu dipegang korban," kata dia.
Advertisement
Menyesal, Duloh Eksekutor Pembunuhan Berantai Wowon Cs Siap Dihukum Mati
Solihin alias Duloh hanya bisa menyesali perbuatannya setelah ditangkap polisi atas kasus pembunuhan berantai yang didalangi Wowon Erawan alias Aki.
Sebagai eksekutor pembunuhan berantai dengan sembilan korban, Duloh menyatakan siap menerima hukuman mati. Dalam kasus ini, Duloh dan dua tersangka lainnya yakni Wowon dan Dede Solehudin dijerat Pasal 340 KUHP subsider 338, 339 KUHP dengan ancaman pidana paling berat hukuman mati.
"Siap (dihukum berat), siap (dihukum mati). Apa saja (hukumannya) yang itu dilaksanakan, saya terima," ucap Duloh kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Duloh telah mengakui semua kejahatannya membunuh sebanyak sembilan orang. Pembunuhan ini dilakukan atas perintah Wowon lewat peran fiktif sosok 'Aki Banyu'.
"Karena sudah menerima membunuh orang-orang banyak itu saya siap selalu," ujarnya.
Meskipun telah membunuh sembilan nyawa, Duloh mengaku tetap memiliki rasa khawatir setelah mengeksekusi korbannya. Namun ia hanya pasrah karena tak bisa menolak dan termakan janji Wowon dengan iming-iming uang Rp500 juta.
"Kalau pertama enggak takut, sesudahnya takut. Iya enggak bisa tidur. Ya kemarin (pembunuhan di Bekasi) juga sama kepikiran. Takut, tapi pasrah aja. (Karena) demi duit itu (janji uang Rp500 juta), sudah uang sama sakti gitu (janji Wowon)," ucap Duloh.
Sempat Nikah 6 Kali, Pembunuh Berantai Wowon Habisi Nyawa 3 Istrinya
Di balik aksi keji tersangka, pembunuhan berantai Bekasi-Cianjur Wowon Erawan alias Aki ternyata memiliki rekam jejak sempat menikah enam kali, dengan perempuan yang berbeda-beda.
"Iya kurang lebih segitu ya," ucap Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga, saat dihubungi, Sabtu (21/1).
Diketahui Wowon pernikahannya sempat berlangsung dengan yakni Wiwin, Ende, Heni, Iis, Halimah, dan Ai Maemunah. Tiga di antaranya ternyata masih selamat yakni Ende, Heni dan Iis.
"Kalau menurut dia kan masih ada, tapi kita masih dalami gitu, tersangka masih kita lakukan pemeriksaan secara intensif, jadi masih didalami istrinya," katanya.
"Istrinya yang satu lagi ada yang namanya Heni ada di desa ciranjang situ, tapi sudah cerai, yang lain sudah cerai semua," tambah dia.
Sementara untuk tiga istri Wowon lainnya yakni Wiwin, Halimah dan istri terakhir Ai Maemunah ikut menjadi korban pembunuhan bersama dengan enam korban lainnya. Total korban sebanyak sembilan yang dibunuh oleh Aki bersama Solihin Alias Duloh, dan M Dede Solehudin
"Sembilan, iya betul. Sebenarnya kan ada juga tuh anaknya korban, tapi enggak meninggal dunia yang di rumah Bekasi itu," jelasnya.
Advertisement
Tiga Tersangka dan 9 Korban Meninggal
Sebelumnya polisi telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus pembunuhan berantai yang didalangi tiga tersangka yakni, Wowon alias Aki, Solihin, dan Dede Solehudin. Dengan motif penipuan menjanjikan kekayaan kepada para korban.
Sejauh ini telah ada total sebanyak 9 korban di antaranya di Bekasi, Ai Maimunah (istri Aki), Ridwan Abdul Muiz (20); dan Muhammad Riswandi (16) anak Ai Maimunah dari mantan suaminya Didin, ketiga meninggal.
Sementara Neng Ayu Susilawati (5) anak dari Ia Maimunah dari hasil perkawinan dengan Aki ditemukan selamat, ketika di Bekasi saat insiden keracunan.
Sedangkan korban meninggal di Cianjur di antarnya, Noneng (mertua dari Aki), Wiwin (istri pertama Aki), Halimah (Istri Kedua Aki), Bayu (anak Aki dari Ai Maimunah).
Kemudian untuk Farida yang merupakan tenaga kerja wanita (TKW) meninggal di Cianjur. Sementara korban TKW satunya lagi, Siti yang tewas dibunuh di Surabaya.
Sehingga total korban sampai saat ini ada sembilan nyawa yang dibunuh oleh ketiga tersangka, Erawan alias AKI; Solihin alias Duloh; dan M Dede Solehuddin.