Drama Evakuasi Kapolda Jambi Setelah 48 Jam di Hutan Alami Patah Tangan

Setelah 48 jam berada di hutan, rombongan helikopter Kapolda Jambi akhirnya berhasil dievakuasi dari hutan Bukit Tamia, Muara Emat, Kabupaten Kerinci.

oleh Jonathan Pandapotan PurbaNanda Perdana Putra diperbarui 22 Feb 2023, 00:01 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2023, 00:01 WIB
Tim darat saat menemukan titik koordinat helikopter jatuh dan Kapolda Jambi yang menjadi korban.
Tim darat saat menemukan titik koordinat helikopter jatuh dan Kapolda Jambi yang menjadi korban. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah 48 jam berada di hutan, rombongan helikopter Kapolda Jambi akhirnya berhasil dievakuasi dari hutan Bukit Tamia, Muara Emat, Kabupaten Kerinci.

“Alhamdullilah semua bisa dievakuasi hari ini,” tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Selasa (21/2/2023).

Dedi sempat mengirimkan video evakuasi terhadap Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono. Dia diangkat ke helikopter menggunakan papan sambil dijaga oleh anggota tim evakuasi.

Papan tersebut ditarik menggunakan tali ke helikopter. Putaran baling-baling tampak membuat papan tersebut berputar-putar hingga sampai ke atas.

Polri mengaku mengalami kendala dalam upaya mengevakuasi Kapolda Jambi dan rombongannya. Bahkan, tim berencana mengambil langkah modifikasi cuaca.

“Karena kondisi kabut, kondisi cuaca yang tentunya ini sangat menghalangi proses evakuasi yang akan kita laksanakan, khususnya sampai dengan hari ini SAR udara masih kesulitan, sehingga tentunya kami sedang berupaya bagaimana melakukan modifikasi cuaca,” tutur Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (21/2/2023).

Terjunkan Tim Tambahan

Menurut Listyo, modifikasi cuaca diperlukan agar kabut di sekitaran lokasi dapat dihilangkan dan tim SAR dapat melihat jelas TKP evakuasi. Dengan begitu, upaya evakuasi melalui jalur udara dapat dilakukan dengan baik.

“Namun demikian, saat ini kami telah menerjunkan kembali tim tambahan untuk mempersiapkn kemungkinan kita lakukan SAR darat, oleh karena itu saat ini kami sedang melalukan mapping untuk melihat rute terdekat dan rute yang aman bagi korban teman-teman kami yang terluka,” jelas dia.

Listyo menegaskan, upaya penyelamatan tidak bisa sembarangan meskipun butuh langkah cepat. Hal tersebut agar tidak menambah cedera yang dialami korban dan tim evakuasi pun aman selama perjalanan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Patah Tangan

Karo Penmas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono
Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono (Dok Humas Polri)

Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono berhasil dievakuasi pukul 16.35 WIB.

Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Mulia Prianto, mengatakan, saat ini Kapolda Jambi telah dibawa ke Pos Evakuasi di Merangin. Selanjutnya Kapolda Jambi akan melakukan serangkaian stabilisasi keadaan.

"Kalau kondisi sudah stabil akan diterbangkan ke Jambi," ujar Mulia.

Kondisi Kapolda Jambi, kata Mulia, dalam keadaan cedera patah tangan kanan. Selain tangan, dia juga mengalami cedera pada bagian punggung.

Mulia membantah bahwa Kapolda Jambi sempat diserang hipertemia. "Yang jelas kondisinya dalam keadaan sadar," kata Mulia.

Minta Anggota Diutamakan Evakuasi

Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono meminta para anggotanya yang turut menjadi korban jatuhnya helikopter di Kerinci, untuk lebih dulu dievakuasi. Sementara itu, untuk evakuasi terhadap dirinya dilakukan belakangan.

"Arahan Kapolda, para anggota rombongan korban untuk diprioritaskan evakuasi," ujar Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Mulia Prianto.

Kondisi para anggota polisi yang turut serta dalam insiden jatuhnya helikopter itu mengalami cedera serius, sehingga Kapolda meminta anggotanya untuk evakuasinya didahulukan.


Drama Evakuasi Sejak Pagi

 

Sejak pukul 07.00 WIB tim evakuasi telah berupaya ke lokasi, namun tim kembali lagi karena kondisi cuaca dan berkabut.

Kemudian, pada pukul 09.00 WIB tim pun kembali bergerak ke lokasi tetapi kembali lagi dan belum bisa mencapai titik lokasi.

Selain itu, pada pukul 10.00 WIB helikopter dalam rangka kegiatan evakuasi pun kembali lagi menuju ke lokasi, namun tetap belum bisa melakukan proses evakuasi karena faktor cuaca.

Selanjutnya, pada pukul 10.15 WIB helikopter kembali lagi menuju ke lokasi, namun tetap belum bisa.

Terakhir pada pukul 12.10 WIB, helikopter kembali lagi ke lokasi namun juga belum bisa. Karena jarak pandang yang tidak memungkinkan, kabut tebal dan gerimis sedikit deras di lokasi.

Helikopter yang telah lima kali berulang itu juga membawa logistik berupa makanan dan obat-obatan namun juga tidak bisa diturunkan.

Gunakan Teknik Rappeling

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah menyatakan pihaknya menyiapkan skenario untuk mengevakuasi para penumpang helikopter Polda Jambi yang harus melakukan pendaratan darurat di kawasan Bukit Tamia, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Dalam sebuah tayangan video, nampak helikopter menurunkan tali ke lokasi para korban dan korban ditarik kembali ke atas untuk dievakuasi.

Empat helikopter tersebut seluruhnya dilengkapi peralatan hoist sehingga bisa melakukan evaluasi dengan manuver hovering atau tanpa mendarat.

"Jadi helikopter tersebut tidak perlu mendarat di lokasi tetapi hovering kurang lebih 30 meter dari sasaran dan akan menurunkan dereknya, yang akan mengevakuasi dan akan membawa ke tempat di mana dilaksanakan pertolongan lanjutan," ujar Indan dilansir dari Antara.

Adapun, lebatnya hutan belantara di Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, membuat upaya evakuasi hanya mungkin dilakukan dengan teknik rappeling, atau turun-naik menggunakan tali dari atas helikopter yang terbang persis di atasnya.

Teknik rappeling adalah teknik yang dilakukan dengan turun naik dengan tali yang terhubung dengan heli, dipakai baik untuk menerjunkan tim awal evakuasi maupun mengangkut korban kecelakaan helikopter rombongan Kapolda Jambi.

Infografis Polisi Dilarang Pamer Kemewahan
Infografis Polisi Dilarang Pamer Kemewahan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya