Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan tetap pada keputusannya terkait aturan masuk sekolah pukul 5.00 pagi. Atas keputusannya itu, Viktor meninjau secara langsung Sekolah Menengah Atas Negeri 6 (SMAN 6) Kupang, NTT.
Viktor memperlihatkan kunjungannya dilakukan pada pagi hari ini, Jumat (3/3/2023) melalui akun instagram pribadinya @viktorbungtilulaiskodat. Dalam unggahannya itu dia terlihat menari bersama para siswa dan siswi SMAN 6 Kupang.
Tak hanya para siswa dan siswi, terlihat juga para pengajar di sekolah tersebut turut menari dengan diiringi lagu daerah Kupang.
Advertisement
Dalam unggahannya, Viktor mengaku sengaja mengunjungi SMAN 6 Kupang untuk memberikan dukungan dan motivasi.
"Mengunjungi anak-anak SMAN 6 Kupang pagi tadi untuk memberikan motivasi dan dukungan sekaligus meninjau lingkungan sekolah untuk melihat sarana, prasarana, dan fasilitas yang harus disiapkan dan ditingkatkan sebagai sekolah unggulan," demikian kata Viktor dikutip dari akun intragramnya, Jumat (3/3/2023).
"Anak-anak SMAN 6 Kupang ini sudah mampu memproduksi minyak serah lho," Viktor menandaskan.
Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan dirinya tidak akan mundur soal kebijakan sekolah dimulai jam 05.00 WITA pagi di daerahnya. Adapun kebijakan ini diwajibkan untuk pelajar kelas XII SMA dan SMK di NTT.
"Saya tidak akan mundur, nanti kalau sudah tidak jadi gubernur, pengganti saya tak muncul. Saya menyatakan ini penting," kata Viktor dikutip dari video akun Instagramnya @viktorbungtilulaiskodat, Rabu 1 Maret 2023.
Diterapkan untuk 2 Sekolah Unggulan
Dia menjelaskan bahwa hanya dua sekolah unggul di NTT yang akan diterapkan kebijakan ini yakni, SMA 1 dan SMA 6.
Viktor menyampaikan kebijakan ini bertujuan untuk mempersiapkan para siswa kelas XII SMA/SMK masuk ke perguruan tinggi negeri maupun luar negeri.
"Sehingga (siswa) yang tertarik masuk UI mereka dipersiapkan dari awal sehingga kalau tes UI langsung mereka mampu, punya standar yang sama dengan Jakarta. UGM ataupun yang menuju Harvard University sekalipun," jelasnya.
"Kalau mereka menulis itu kami: saya ingin ke Harvard University. Maka anak ini dipersiapkan sekelas masuk Harvard University," sambung Viktor.
Advertisement