Polusi hingga Pengolahan Limbah Buruk Jadi Kendala Pelayanan 100 Persen Air Bersih di Jakarta

PAM Jaya menyebut, permasalahan polusi hingga pengelolaan limbah menjadi beberapa faktor yang menyebabkan buruknya pelayanan air perpipaan di DKI Jakarta. Pada 2022, tercatat pelayanan air pipa di Ibu Kota baru mencapai 65,85 persen.

oleh Winda Nelfira diperbarui 11 Mar 2023, 09:26 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2023, 09:19 WIB
FOTO: Warga Muara Angke Geruduk Balai Kota Tuntut Air Bersih
Warga RW 022 Muara Angke membawa jeriken saat berunjuk rasa di depan Kantor Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (22/2/2022). Warga menyerahkan surat pengajuan air bersih ke Gubernur DKI Jakarta dan menuntut Pemprov DKI meminta PAM Jaya memberikan pelayanan air bersih. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya Arief Nasrudin mengatakan bahwa pihaknya menemui sejumlah hambatan untuk mewujudkan pelayanan 100 persen air bersih di Jakarta. Hambatan itu mulai dari polusi hingga pengolahan limbah yang buruk.

“Tantangan yang dihadapi PAM JAYA saat ini adalah ketersediaan sumber air baku, polusi dan bencana air, penurunan tanah, dan pengolahan limbah yang buruk,” kata Arief di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis 9 Maret 2023.

Permasalahan itu, kata Arief, menjadi beberapa faktor yang menyebabkan buruknya pelayanan air perpipaan di DKI Jakarta. Pada 2022, tercatat pelayanan air pipa di Ibu Kota baru mencapai 65,85 persen.

"Atau sebanyak lebih dari 900 ribu sambungan rumah dengan kapasitas produksi 20.082 liter per detik (lpd)," ucap Arief.

PAM Jaya, lanjut Arief menargetkan 100 persen cakupan pelayanan air perpipaan di DKI Jakarta terwujud pada 2030.

Untuk memenuhi target itu, PAM Jaya menambah kapasitas produksi hingga 10.900 liter per detik serta perluasan jaringan pipa hingga 4.500 kilometer. "Dua hal tersebut, akan menambah jumlah pelanggan sebanyak 1,1 juta,” kata Arief.

Selain itu, ujar Arief, PAM Jaya juga akan memulai pekerjaan konstruksi pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur I dan Karian-Serpong, pembangunan IPA Buaran 3, SPAM Pesanggrahan dan Ciliwung, serta pencarian sumber air curah.

"PAM JAYA juga melakukan pembangunan dan penempatan penampungan air (reservoir) bagi wilayah yang kesulitan akan akses air," ungkapnya.

 

Sosialisasi Konstruksi Pembangunan SPAM di DKI Jakarta

Kondisi Memprihatinkan Waduk Daan Mogot Tidak Terawat
Warga duduk di bangku dengan kondisi sampah berserakan di sekeliling Waduk Mookervart, Duri Kosambi, Jakarta Barat, Senin (11/10/2021). Waduk ini berfungsi sebagai sumber resapan air dan dilengkapi SPAM untuk sumber air bersih bagi warga Rusun Pesakih. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

 

Arief menambahkan, pada 2022 ini PAM Jaya juga bakal memulai sosialisasi perihal penampungan air bagi pelanggan serta melakukan sosialisasi konstruksi pembangunan SPAM di DKI Jakarta.

“Kesadaran atas manajemen air warga Jakarta sangat penting untuk pemerataan suplai air. Dengan menampung air pada jam di mana air tidak banyak digunakan, warga akan memiliki stok air untuk pemenuhan kebutuhan mereka,” jelas dia.

Arief menuturkan bahwa pihaknya ke depan sangat membutuhkan pemahaman warga Jakarta untuk memaklumi dampak kemacetan lalu lintas yang akan terjadi karena pembangunan konstruksi SPAM.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya