Liputan6.com, Jakarta - Lucas Prakoso menjadi salah satu kandidat hakim agung yang tengah menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test bersama Komisi III DPR RI, Senin (27/3/2023). Lucas Prakoso menjadi orang pertama dari total enam calon hakim agung lainnya yang akan diuji hari ini.
Dalam kesempatan itu, Lucas menyampaikan alasan yang menjadi motivasi mengapa dirinya yang sudah menjabat sebagai Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Umum Mahkamah Agung (MA) hendak maju sebagai hakim agung.
"Tahun 2002 saya mendapatkan WA ucapan dari kerabat, Dek Lucas ini Calon Hakim Agung, dari situ keinginan saya timbul saat menjabat di Pengadilan Negeri Klungkung lalu saya merintis untuk ke arah situ. Mengapa Kamar Perdata? Karena pararel dengan karya tulis saya di berbagai disertasi yang mengambil prinsip lingkungan hidup, oleh karena itu saya mengambil kamar perdata," kata Lucas di Komisi III DPR RI Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Advertisement
Lucas mengaku, selama ini dirinya banyak mengadili kamar perdata saat bertugas di satuan kerja. Itulah mengapa dirinya berharap ke depan ketika menjadi hakim agung bisa mewarnai putusan keperdataan di MA.
"Berdasarkan kemampuan saya, tahun '96 di Ende, saya memupuk kemampuan saya dan saya menempuh studi S2-S3 ini lah yang saya lakukan untuk memenuhi harapan 2002 tadi dan Alhamdulilah saya bisa duduk di sini hari ini," jawab Lucas.
Anggota Komisi III DPR lalu menyinggung soal kasus sejumlah hakim agung yang terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK dan menanyakan bagaimana Lucas memandang fenomena tersebut.
Â
Janji Perbaiki Wilayah Abu-Abu di MA
Dia pun menjawab jika menjadi hakim agung adalah wilayah yang abu-abu sesuai dengan pernyataan yang dia terima dari Prof Bagir Manan saat dirinya menjalani uji publik di Komisi Yudisial (KY).
"Saat uji publik di KY saya diingatkan akan menjalani wilayah abu-abu apakah saya siap? Saya katakan siap! Saya berani melaksanakan meski pun saat ini memasuki wilayah abu-abu," tegas Lucas.
Namun jawaban Lucas malah membuat Anggota Komisi III Johan Budi dari Fraksi PDIP tergelitik. Menurut Budi, hakim agung bukanlah wilayah abu-abu tetap harus jelas antara hitam dan putihnya.
"Interupsi pimpinan, apa itu wilayah abu-abu? Kenapa hakim hakim agung memasuki wilayah abu-abu? Tolong jelaskan clear!," tanya Johan.
Lukas lalu meluruskan, bahwa pernyataan itu adalah pesan dari Prof Bagir Manan di KY. Namun jika terpilih maka dirinya akan memastikan tidak ada abu-abu untuk hakim agung sesuai dengan yang dimaksud Johan Budi.
"Prof Bagir di KY yang mengatakan, Anda saat menjadi hakim agung memasuki wilayah abu-abu, banyak yang terkena OTT. Beliau berpesan berarti Anda harus ikut perbaiki ini, siapkan diri Anda, dan saya siap!," pungkas Lucas.
Advertisement