Tak Ada Operasi Yustisi, Heru Budi: Semoga yang Datang ke Jakarta Punya Pekerjaan

Heru Budi mengatakan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) akan aktif mendata para pendatang yang masuk ke DKI Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Apr 2023, 10:57 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2023, 09:09 WIB
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan operasi yustisi kependudukan untuk mengendalikan jumlah pendatang yang masuk ke Ibu Kota pascamudik Lebaran 2023. Meskipun demikian, ia meminta para pendatang untuk memiliki penjamin berupa rumah tinggal dan pekerjaan yang tetap di Jakarta.

"Nggak (ada operasi yustisi kependudukan). Mereka datang tinggalnya di mana, ada penjamin enggak, ada pekerjaan enggak. Mudah-mudahan yang datang semuanya sudah ada pekerjaan," kata Heru Budi Hartono saat ditemui di Monas, Minggu 23 April 2023.

Diketahui, operasi yustisi kependudukan merupakan aturan di era Gubernur Fauzi Bowo (Foke) untuk mencegah tingginya jumlah pendatang baru yang masuk ke Jakarta pascahari raya Idul Fitri. Warga yang terjaring operasi ini akan dipulangkan ke kampung halamannya.

Nantinya, kata Heru, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) akan aktif mendata para warga pendatang yang masuk ke DKI Jakarta.

"Jakarta memang tetap terbuka tapi tetap harus terkendali. Nanti Dinas Dukcapil mendata saja supaya data-data kependudukan itu valid," tambah Heru.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta meminta para warga pendatang pascamudik Lebaran 2023 untuk lapor ke RT/RW saat tiba ke Ibu Kota. Hal itu bertujuan agar warga dapat tertib administrasi kependudukan (adminduk).

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta Budi Awaluddin mengatakan, tertib adminduk berguna agar pihaknya dapat memetakan permasalahan kependudukan.

Administrasi Warga Pendatang Dinilai Jadi Solusi

Dari pemetaan itu, Budi mengklaim dapat memberikan solusi yang tepat. Adapun permasalahan yang dimaksud adalah potensi meningkatnya kemiskinan, stunting, pengangguran, hingga masalah kriminalitas.

Budi menjelaskan, warga pendatang yang tak melapor Nomor Induk Kependudukan (NIK) nya akan dinonaktifkan.

"Kita ada program penonaktifan NIK di mana Pak RT bisa mengusulkan warganya untuk dinonaktifkan jika Pak RT tidak mengetahui dan tidak mengenal warganya," kata Budi ketika dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu 15 April 2023.

Kemudian, jika warga pendatang belum memiliki jaminan tempat tinggal, Disdukcapil tidak akan menerbitkan dokumen kependudukannya. Sebab, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun 2019 mencatat bahwa warga pendatang wajib memiliki tempat tinggal.

"Jika tidak ada jaminan tempat tinggal, di dalam aturan Permendagri 108 tahun 2019, yang menjelaskan wajib ada jaminan tempat tinggal. Jika tidak jaminan tempat tinggal tidak diterbitkan dokumen kependudukannya karena bagian dari persyaratan," jelas Budi.

"Untuk tempat kerja dan keterampilan imbauan dari kami agar mereka mempersiapkan diri dengan baik jika ingin menetap di Jakarta karena persaingan di Jakarta yang begitu ketat," tambah Budi.

 

 

 

Reporter: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com

Infografis Journal
Infografis Journal: Kenapa Banyak Pekerja di Jakarta Tinggal di Kota Penyangga (Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya