Â
Liputan6.com, Jakarta - Puncak arus balik Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah diprediksi kembali terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Bandara Soetta) pada Sabtu dan Minggu, 29-30 April 2023 mendatang. Pergerakan penumpang pesawat diperkirakan mencapai 170 ribu sampai 180 ribu orang.
Baca Juga
PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara tersibuk itu pun bersiap menyambut lonjakan penumpang. Di antaranya menyiapkan petugas dan penanganan bagasi penumpang yang baru tiba.
Advertisement
Executive General Manager AP II Bandara Soettta Dwi Ananda Wicaksana mengatakan, puncak arus balik gelombang pertama telah terjadi pada Selasa (25/4/2023) lalu dengan total sekitar 1.055 penerbangan (flight) dan jumlah penumpang (pax) sekitar 160 ribu orang.
"Sesuai prediksi kami, kemungkinan akan terjadi gelombang kedua di hari Sabtu dan Minggu besok dengan angka kurang lebih sama, pax-nya juga lebih banyak. Sehingga kami persiapkan besok akan terjadi gelombang kedua untuk arus balik mudik 2023," kata Dwi Ananda, Jumat (28/4/2023).
AP II memprediksi pergerakan penumpang di Bandara Soetta pada puncak arus balik lebaran 2023 gelombang kedua ini sebanyak 170 ribu penumpang baik yang berangkat maupun yang datang.
"Pergerakan penumpang, kami masih memegang angka di sekitar 160 sampai 170 ribu untuk di puncak (arus balik) ke dua ini. Kalau dibanding tahun lalu, kemungkinan sekitar 25 persen sampai dengan 30 persen. Kita lihat nanti di realisasinya," ujarnya.
Oleh karenanya lanjut Dwi Ananda, pihaknya menyiagakan kurang lebih 6.500 personel untuk melayani penumpang saat puncak arus balik gelombang kedua nanti.
Â
Fokus di Pengambilan Bagasi
Di samping itu, AP II juga fokus di fasilitas pengambilan bagasi atau conveyor belt untuk memudahkan penumpang yang baru tiba di Bandara Soetta.
"Total petugas kita internal ada 6.500, shift bergantian. Tentunya ini tidak berkurang, sama kekuatannya pada saat arus mudik kemarin. Untuk arus datang atau balik, arah fokus kita, kita alihkan ke fasilitas pengambilan bagasi, kemudian juga pelayanan transportasi darat antarmodanya, itu kita fokuskan," katanya.
Pihaknya berkoordinasi dengan ground handling agar menyiagakan petugas di area conveyor belt, untuk membantu menangani bagasi tercatat penumpang yang baru tiba. Hal ini untuk menghindari antrean penumpang di area conveyor belt dan lebih memudahkan penumpang untuk mengambil bagasi.
Untuk pengambilan bagasi, pihaknya bekerjasama dengan ground handling untuk melakukan treat khusus, dimana handling bagasi atau tas khususnya di conveyor bagasi yang sudah keluar, akan coba percepat dengan melakukan penataan tas dari conveyor.
"Kita ambil (dan diletakkan) di bawah, sehingga nanti penumpang lebih mudah untuk mengidentifikasi dan membawa tasnya masing-masing keluar. Termasuk memudahkan flight berikutnya menggunakan bagasi conveyor karena sudah kosong (setelah tas penumpang) diturunkan," tutur Dwi Ananda.
Advertisement