Liputan6.com, Jakarta - Pada Selasa malam 3 Mei 2023, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengadakan pertemuan dengan enam ketua umum partai politik (parpol) koalisi pemerintah di Istana Merdeka Jakarta.
Namun, Jokowi tidak mengajak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Hal itu pun diakui Jokowi yang memang tak mengundang Ketum Partai NasDem Surya Paloh.
"Ya memang (NasDem) enggak diundang," kata Jokowi kepada wartawan di Sarinah Jakarta, Kamis 4 Mei 2023.
Advertisement
Jokowi pun mengungkapkan alasan tak mengundang Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam pertemuan itu. Dia menyebut bahwa saat ini NasDem sudah membentuk koalisi sendiri dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
"NasDem itu ya kita harus bicara apa adanya, kan sudah memiliki koalisi sendiri dan ini gabungan partai yang kemarin berkumpul itu kan juga ingin membangun kerja sama politik yang lain," ucap dia.
Jokowi menyampaikan hal tersebut wajar terjadi dalam politik. Jokowi menekankan bahwa selain pejabat publik, dirinya juga pejabat politik.
Meski begitu, Jokowi membantah anggapan dirinya cawe-cawe atau ikut-ikutan dalam urusan Pilpres 2024.
"Bukan cawe-cawe. Wong itu diskusi aja kok (disebut) cawe-cawe. Diskusi. Saya tadi sampaikan, saya ini juga pejabat politik. Saya bukan cawe cawe," jelas Jokowi.
Jokowi pun menegaskan dirinya tak melanggar konstitusi saat mengundang enam ketum parpol di Istana Merdeka Jakarta tersebut. Jokowi meminta publik mengerti dirinya juga merupakan seorang politisi.
Berikut sederet pernyataan Presiden Jokowi usai mengadakan pertemuan dengan enam ketua umum partai politik (parpol) koalisi pemerintah pada Selasa malam 3 Mei 2023 di Istana Merdeka Jakarta dihimpun Liputan6.com:
1. Benarkan Tak Undang NasDem dan Alasannya
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui tak undang Partai NasDem dalam pertemuan enam ketua umum partai politik koalisi pemerintah di Istana Merdeka Jakarta, Selasa 2 Mei 2023 malam.
"Ya memang (NasDem) enggak diundang," kata Jokowi kepada wartawan di Sarinah Jakarta, Kamis 4 Mei 2023.
Dia pun mengungkapkan alasan tak mengundang Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam pertemuan itu. Dia menyebut bahwa saat ini NasDem sudah membentuk koalisi sendiri dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
"NasDem itu ya kita harus bicara apa adanya, kan sudah memiliki koalisi sendiri dan ini gabungan partai yang kemarin berkumpul itu kan juga ingin membangun kerjasama politik yang lain," ucap Jokowi.
"Mestinya ini kan memiliki strategi besarnya apa, ya masa yang disini tahu strateginya. Kan mestinya tidak seperti itu," sambungnya.
Advertisement
2. Bantah Lakukan Cawe-Cawe
Jokowi membantah anggapan dirinya cawe-cawe atau ikut-ikutan dalam urusan Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
Anggapan tersebut muncul usai Jokowi mengumpulkan enam ketua umum partai politik (ketum parpol) koalisi pemerintah di Istana Merdeka Jakarta, Selasa 2 Mei 2023.
"Bukan cawe-cawe. Wong itu diskusi aja kok (disebut) cawe-cawe. Diskusi. Saya tadi sampaikan, saya ini juga pejabat politik. Saya bukan cawe cawe," ucap Jokowi.
3. Undang Ketum Parpol Bahas Pilpres di Istana, Jokowi Klaim Tak Langgar Konstitusi
Kemudian, Jokowi menyebut dirinya tak melanggar konstitusi saat mengundang enam ketua umum (ketum) partai politik (parpol) di Istana Merdeka Jakarta, Selasa 2 Mei 2023.
Jokowi meminta publik mengerti dirinya juga merupakan seorang politisi.
"Kalau mereka (parpol) mengundang saya, saya mengundang mereka boleh-boleh saja. Apa konstitusi yang dilanggar dari situ? Enggak ada," ucap dia.
"Tolonglah mengerti bahwa kita ini juga politisi, tapi juga pejabat publik," sambungnya.
Dia menilai wajar apabila ikut membahas soal politik. Jokowi menyebut hal tersebut juga bagian dari tugasnya sebagai seorang presiden.
"Saya itu adalah pejabat publik sekaligus pejabat politik. Berarti biasa kalo saya bicara politik ya boleh dong. Ya kan? Saya bicara berkaitan dengan itu bisa dong. Kan itu tugasnya seorang presiden," kata Jokowi.
Advertisement
4. Tidak Diundang, Jokowi Tak Ingin NasDem Tahu Strategi Politik Parpol Lain
Jokowi lantas menjelaskan alasan tak mengundang Partai NasDem dalam pertemuan ketua umum (ketum) partai politik (parpol) koalisi pemerintah di Istana Merdeka Jakarta, Selasa 2 Mei 2023.
Hal ini, kata dia, karena Partai NasDem sudah memiliki koalisi sendiri di Pilpres 2024.
"Ya memang (NasDem) tidak diundang. NasDem itu ya, kita bicara apa adanya ya. Kan sudah memiliki koalisi sendiri," kata Jokowi.
Sementara itu, kata dia, ketua umum partai politik yang diundang ingin membangun kerja sama politik lain.
Jokowi menilai seharusnya partai pimpinan Surya Paloh itu tak boleh mengetahui strategi politik dari partai politik lain yang ingin membuat kerja sama.
"Ini gabungan partai yang kemarin berkumpul itu kan juga ingin membangun kerja sama politik yang baik. Mestinya, ini kan memiliki strategi besarnya apa. Ya masa yang disini tau strateginya," ucap dia.
Dia menyampaikan hal tersebut wajar terjadi dalam politik. Jokowi menekankan bahwa selain pejabat publik, dirinya juga pejabat politik. Sehingga tak masalah apabila membahas politik, termasuk soal Pilpres 2024.
5. Jokowi Tegaskan Tak Ikut Campur soal Capres dan Cawapres di KPU
Namun, Jokowi mengatakan dirinya tak lagi ikut campur apabila sudah ada ketetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengenai capres dan cawapres 2024.
"Saya itu adalah pejabat publik sekaligus pejabat politik. Berarti biasa kalo saya bicara politik ya boleh dong. Ya kan? Saya bicara berkaitan dengan itu bisa dong. Kan itu tugasnya seorang presiden," tutur dia.
"Hanya memang kalau sudah nanti ada ketetapan KPU baru saya gitu," sambung Jokowi sambil mengangkat tangan.
Advertisement
6. Ungkap Isi Pertemuan dengan 6 Ketum Parpol Koalisi Pemerintah di Istana
Jokowi mengungkapkan banyak hal yang dibahas dalam pertemuan enam ketua umum (ketum) partai politik (parpol) koalisi pemerintah di Istana Merdeka Jakarta, Selasa, 2 Mei 2023. Pertemuan itu berlangsung selama tiga jam.
"Yang dibahas banyak sekali. Wong 3 jam banyak sekali," kata Jokowi.
Dia menyebut pertemuan tersebut membahas soal kondisi politik di Tanah Air dan sosok pemimpin yang dibutuhkan Indonesia kedepan.
Jokowi tak membantah pertemuan itu juga membahas sosok calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
"Semuanya dibicarakan. Utamanya terkait politik yang menyangkut negara ke depan akan seperti apa tantangannya," ujarnya.
"Itu semuanya butuh kepemimpinan nasional dengan leadership yang kuat yang dipercaya oleh rakyat, internasional, dan investor," sambung Jokowi.
Jokowi mengakui tak mengundang Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam pertemuan tersebut, meski bagian dari koalisi pemerintah. Hal ini lantaran Partai NasDem telah membentuk koalisi sendiri untuk Pilpres 2024.
"Ya memang (NasDem) tidak diundang. NasDem itu ya, kita bicara apa adanya ya. Kan sudah memiliki koalisi sendiri," ucap dia.
Sementara itu, kata dia, ketua umum partai politik yang diundang ingin membangun kerja sama politik lain. Jokowi menilai seharusnya partai pimpinan Surya Paloh itu tak boleh mengetahui strategi politik yang dibahas.
"Ini gabungan partai yang kemarin berkumpul itu kan juga ingin membangun kerja sama politik yang baik. Mestinya, ini kan memiliki strategi besarnya apa. Ya masa yang disini tau strateginya," jelas Jokowi.
