Liputan6.com, Jakarta - Warga Kota Bogor mengaku dirugikan atas penutupan Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) sejak 1 Mei yang diperkirakan bakal berlangsung selama 8 bulan ke depan. Ada pun akses yang ditutup mendekati proyek pembangunan jembatan Otista yang menelan anggaran sebesar Rp 49 miliar.
Masyarakat yang paling terdampak penutupan Jalan Otista yaitu para pedagang di kawasan itu. Salah satunya adalah para pedagang bunga yang lokasinya dekat dengan proyek jembatan. Mereka mengaku merugi lantaran sepi pembeli.Â
Bisanya untuk satu toko bunga, bisa meraup omzet Rp 1 juta per hari.Â
Advertisement
"Kalau diambil rata-rata perkiraan kehilangan omzet selama sepekan ini mencapai Rp 7 juta," kata Rizki Imamudin (29), pemilik toko Rafi Florist ditemui, Senin (8/5/2023).
Imam mengatakan imbas penutupan jalan ini membuat para pelanggan atau konsumen dadakan memilih belanja ke toko bunga di tempat lain. Tak hanya itu, bunga-bunga yang tidak terjual pun kini mulai layu dan berubah warna kecokelatan.
"Sepekan ini, sehari cuma dapet penghasilan Rp 20 ribu, kadang nggak ke jual sama sekali. Karena jalan (Jalan Otista) ditutup, mungkin pelanggan lari ke yang lain," ujarnya.
Rizki mengatakan, para pedagang yang terdampak sudah mengajukan dana kompensasi. Namun, tidak ditanggapi oleh Pemkot Bogor.
"Kami juga kan punya istri dan anak untuk dihidupi, belum lagi harus menggaji pegawai kami dan bayar sewa tempat setiap bulan," ujar Rizki yang memiliki empat pegawai.
Kerugian omzet ini juga tidak hanya dialami para pedagang bunga, tetapi toko-toko lainnya yang berada di sepanjang Jalan Otista Bogor, yang ditaksir telah kehilangan penghasilan Rp jutaan rupiah per hari.
"Sekarang sehari hanya bisa menjual empat tabung oxygen. Biasanya sampai menjual 20-30 tabung," kata pemilik Toko Bogor Oxygen, Arifin (47).
Â
Pembangunan Jembatan Otista Bikin Ruas Jalan Macet
Belum dipastikan kapan para pelaku usaha ini menyatakan kegiatan bisnis di kawasan tersebut kembali normal. Namun, pengerjaan jembatan ditargetkan baru selesai akhir Desember 2023.
Tak hanya melumpuhkan perekonomian di sepanjang Jalan Otista, pengalihan arus lalu lintas membuat sejumlah ruas jalan macet. Misalnya di kawasan lampu merah Sukasari, Jalan Lawang Gintung sampai dengan pertigaan Bogor Nirwana Residen (BNR), Jalan MV Sidik sampai Jalan Sukasari 2, kawasan Jambu Dua, dan di beberapa ruas jalan lainnya.
Imbas penutupan Jalan Otista juga membuat warga terpaksa harus mengeluarkan kocek dua kali lipat untuk ongkos naik kendaraan umum.
"Biasanya saya naik angkot, tapi karena sekarang jauh, muter-muter jadi terpaksa pake ojol," kata Yuliani, warga Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Â
Advertisement
Keluh Warga Imbas Proyek Jembatan Otista
Senada juga diungkapkan Umar, warga Kebon Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor ini. Untuk menuju Pasar Bogor, ia terpaksa harus menempuh jarak yang sangat jauh. Padahal, normalnya dari rumahnya menuju Pasar Bogor hanya berjarak sekitar 1 km.
"Saya kan belanja ke pasar biasa pake motor biar bisa bawa barang banyak. Sekarang mesti muter jauh karena jalan ditutup," keluhnya.