Wakapolda Metro Jaya Ungkap Penyebab Remaja Pelaku Tawuran Jadi Begitu Beringas

Wakapolda Metro Jaya, Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Suyudi Ario Seto menyinggung korelasi antara penggunaan obat-obatan terlarang dengan kasus kejahatan seperti tawuran dan sebagainya.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 14 Mei 2023, 02:10 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2023, 02:10 WIB
Tim Patroli Perintis Presisi Jakarta Barat menangkap 12 remaja diduga hendak tawuran.
Tim Patroli Perintis Presisi Jakarta Barat menangkap 12 remaja diduga hendak tawuran. belasan remaja tersebut diamankan saat sedang asyik konvoi dengan membawa senjata tajam di Jalan Raya Kresek Kosambi, Cengkreng Jakarta Barat pada Minggu (12/3/2023). (Dok. Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta Wakapolda Metro Jaya, Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Suyudi Ario Seto menyinggung korelasi antara penggunaan obat-obatan terlarang dengan kasus kejahatan seperti tawuran dan sebagainya.

Menurut Suyudi, berdasarkan data, hampir 90 persen mereka yang melakukan tawuran habis mengonsumsi obat-obatan terlarang. Data-data itu diperoleh dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya maupun jajaran polres-polres.

"Ini menjadi segitiga yang sangat penting antara obat-obatan keras, anak-anak kita yang notabene masih mencari identitas dengan tindakan yang mereka lakukan, premanisme, geng, motor, dan sebagainya. Maka terjadilah kegiatan seperti tawuran di beberapa wilayah, karena dipicu oleh obat-obatan ilegal," kata Suyudi di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (14/5/2023).

Suyudi mengungkit pengungkapan kasus di wilayah Polres Metro Jakarta Barat, hampir 30 juta butir obat-obatan terlarang seperti tramadol dan Hynix disita sebagai barang bukti. Kedua obat diketahui telah dilarang keras oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Itu harganya tidak mahal. Harganya dikemas satu paket Rp150 ribu. Ini dibeli anak-anak kita kemudian dikonsumsi tidak hanya 1 atau 2 butir, tapi 1 paket itu isi 10, dimakan semuanya. Bisa dibayangkan akibatnya apa. Sehingga akhirnya timbul lah bukan hanya keberanian, tapi keberingasan," ujar Wakapolda Metro Jaya.

Oleh karena itu, Suyudi memerintahkan kepada anggota Tim Patroli Printis Presisi, jika mengamankan pelaku kejahatan diwajibkan untuk melakukan tes urine supaya jaringannya dapat diungkap.

"Tugas kita semua untuk menghentikan jaringan ini, sehingga kejadian-kejadian tawuran sadis gangster-gangster motor ini bisa kita hentikan," ujar Suyudi.

 

 

Pelaku Tawuran Biasanya Janjian di Media Sosial

Tim Patroli Perintis Presisi Jakarta Barat menangkap 12 remaja diduga hendak tawuran.
Tim Patroli Perintis Presisi Jakarta Barat menangkap 12 remaja diduga hendak tawuran. belasan remaja tersebut diamankan saat sedang asyik konvoi dengan membawa senjata tajam di Jalan Raya Kresek Kosambi, Cengkreng Jakarta Barat pada Minggu (12/3/2023). (Dok. Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Suyudi meminta Tim Patroli Presisi Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan jajaran tim Cyber Ditreskrimsus. Hal ini dinilai penting untuk memetakan daerah rawan tawuran remaja di Provinsi DKI Jakarta.

"Saya minta untuk rekan-rekan Presisi dan Patroli Brimob bisa berkoordinasi dengan tim Cyber Direktorat Krimsus Polda Metro Jaya. Terutama pada saat malam Minggu seperti ini, hari Minggu, dan hari-hari rawan lainnya bisa dilihat kadang berubah-berubah," ujar Suyudi.

Suyudi menerangkan, pelaku-pelaku tawuran biasanya selalu janjian di media sosial, baik Facebook maupun Instagram.

"Nah, jadi ini bisa dipetakan, supaya patrolinya bisa lebih spesifik mengarah kepada hasil dari informasi media sosial seperti itu, paham ya?" ujar dia.

"Karena mereka janjian itu. Nah itu bisa ditemui oleh tim Patroli Cyber Direktorat Reskrimsus. Nanti silakan koordinasikan," ujar Suyudi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya