BMKG Prediksi Gelombang Tinggi 4 Meter Berpotensi Terjadi di Banten hingga Laut Arafuru pada 23-24 Mei

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo mengatakan, pola angin menjadi salah satu penyebab terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 23 Mei 2023, 12:56 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2023, 12:54 WIB
Cuaca Ekstrem Tenggelamkan Kapal di Perairan Maluku, 14 Tewas
Ilustrasi cuaca ekstrem sebabkan gelombang tinggi di perairan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, gelombang tinggi hingga empat meter berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 23-24 Mei 2023.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo mengatakan, pola angin menjadi salah satu penyebab terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.

Ia mengemukakan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 8-25 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Kep. Tanimbar, perairan Kep. Kai-Kep. Aru, Laut Arafuru, perairan Yos Sudarso, dan perairan Merauke," ucap dia.

Kondisi itu, lanjutnya, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-barat Lampung, Samudra Hindia Barat Aceh-Bengkulu, perairan selatan Bali-Sumbawa, perairan selatan Pulau Sumba, perairan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rotte, Laut Sawu, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Selayar.

Kemudian, Laut Flores, perairan Baubau-Wakatobi, Teluk Tolo, perairan selatan Kepulauan Banggai-Kepulauan Sula, perairan Bitung, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan Pulau Buru-Pulau Ambon-Pulau Seram, Laut Seram, perairan Kepulauan Sermata, perairan Fakfak-Kaimana, perairan Agats-Amamapare, perairan Yos Sudarso, perairan utara Papua Barat, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua Barat. 

Untuk gelombang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Banten-Jawa Timur, Samudra Hindia Barat Lampung, Samudra Hindia Selatan Banten-NTT, Laut Banda, perairan Kep. Babar-Kep. Tanimbar, perairan Kep. Kai-Kepulauan Aru, Laut Arafuru.

Eko Prasetyo mengimbau, masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).

Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


BMKG Minta Warga Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta

Cuaca Ekstrem, Banjir Rob Landa Pelabuhan Muara Baru
Nelayan melintasi banjir rob saat cuaca ekstrem di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (28/12/2022). Banjir ROB, hujan deras dan cuaca buruk melanda kawasan Pelabuhan Muara Baru saat siang menjelang sore hari. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan, akan ada fenomena fase bulan baru pada Jumat (19/5/2023). Fenomena ini berpotensi membuat pasang air laut yang dapat menyebabkan banjir pesisir atau rob.

"Waspada banjir pesisir. Durasi 19 Mei sampai dengan 24 Mei 2023," tulis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dalam akun Instagramnya @bpbddkijakarta.

Banjir rob ini diprediksi terjadi pada pukul 20.00 sampai 00.00 WIB di wilayah pesisir DKI Jakarta seperti di Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, dan Kalibaru.

"Diimbau untuk WASPADA terhadap peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang berpotensi menyebabkan terjadinya banjir pesisir," tegas BPBD DKI.

BPBD DKI Jakarta juga mengimbau masyarakat untuk memantau informasi terkini mengenai gelombang air laut pada laman bpbd.jakarta.go.id/ gelombanglaut. 

"Bila menemukan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan, segera hubungi Call Center Jakarta Siaga 112," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya