Cuaca Hari Ini Kamis 25 Mei: DKI Jakarta Pagi dan Siang Hujan

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorolohi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi DKI Jakarta akan diguyur hujan pada hari ini, Kamis (25/5/2023). Hujan tersebut akan terjadi di sejumlah wilayah.

Dalam keterangannya, BMKG menginformasikan hujan ringan terjadi di seluruh wilayah DKI Jakarta pada pagi hari. Hujan tersebut akan berlangsung hingga siang hari.

Berikut prakiraan cuaca DKI Jakarta tanggal. 25 Mei 2023, pukul 07.00 WIB - 26 Mei 2023, pukul 07.00 WIB:

Pagi hari (07.00 - 13.00 WIB):

1. Jakarta Pusat: hujan ringan
2. Jakarta Utara: hujan ringan
3. Jakarta Selatan: berawan
4. Jakarta Barat: hujan ringan
5. Jakarta Timur: berawan
6. Kepulauan Seribu: berawan

Siang hari (13.00 - 19.00 WIB):

1. Jakarta Pusat: hujan ringan
2. Jakarta Utara: berawan
3. Jakarta Selatan: hujan sedang
4. Jakarta Barat: hujan sedang
5. Jakarta Timur: hujan sedang
6. Kepulauan Seribu: berawan

Malam hari (19.00 - 01.00 WIB):

1. Jakarta Pusat: berawan
2. Jakarta Utara: berawan
3. Jakarta Selatan: berawan
4. Jakarta Barat: berawan
5. Jakarta Timur: berawan
6. Kepulauan Seribu: hujan ringan

Dini hari (01.00 - 07.00 WIB):-

1. Jakarta Pusat: berawan
2. Jakarta Utara: berawan
3. Jakarta Selatan: berawan
4. Jakarta Barat: berawan
5. Jakarta Timur: berawan
6. Kepulauan Seribu: hujan sedang

- Suhu udara: 24 - 32 °C- Kelembapan udara: 70 - 80 %- Angin: Timur - Tenggara, 05 - 20 km/jam

Peringatan Dini:Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Jaksel, Jakbar, dan Jaktim pada siang dan sore hari.

Cuaca panas dan gerah di Indonesia masih terasa saat ini. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan ada sejumlah faktor penyebab yang membuat suhu panas dan terasa gerah di Indonesia. Lalu hingga kapan cuaca panas ini berlangsung?

Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan Indonesia merupakan negara tropis dan temperature di kisaran 30-an derajat Celsius.  Saat ini ada perubahan siklus tahunan, menurut Ardhasena hal itu terjadi lantaran gerak semu matahari dari utara ke selatan. Hal tersebut membuat temperatur naik pada April dan Mei, kemudian kembali terjadi pada September, Oktober.

"Dampak di Indonesia temperatur naik, (terasa gerah-red), kenaikan (temperature) 1-2 derajat Celcius. Ini berbeda kenaikan (kalau gelombang panas-red), kalau di Indonesia hanya 1-2 derajat Celsius,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (28/4/2023).

Selain gerak semu matahari yang akibatkan temperature naik, Ardhasena menuturkan, Indonesia juga terjadi pancaroba yakni transisi musim hujan ke musim kemarau. Hal itu membuat atmosfer lembap. Kondisi seperti itu, menurut Ardhasena menyebabkan ketidaknyamanan karena gerah atau sumuk.

“Kelembapan bertemu kenaikan temperatur karena gerak semu matahari. Dua penyebab (cuaca panas dan terasa gerah-red). Setelah Mei (temperature-red) turun, karena masuk musim kemarau. Musim kemarau temperatur sedikit turun tapi masih di kisaran 30 derajat Celsius,” kata dia.

Ia menuturkan, cuaca panas dan terasa gerah sehingga membuat tidak nyaman karena temperatur yang naik dan kelembapan masih tinggi. Namun, menurut Ardhasena kisaran suhu masih di kisaran 34-36 derajat Celsius. Saat musim kemarau, temperatur akan turun tetapi lebih kering. Oleh karena itu,  cuaca panas dan terasa gerah ini akan berakhir memasuki musim kemarau.