Liputan6.com, Jakarta Stunting hingga saat ini masih terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air. Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Imin) pun mengingatkan semua pihak untuk mencegah stunting.Â
Hal tersebut dikatakan usai menghadiri pertemuan dengan salah satu organisasi sayap Nahdlatul Ulama (NU), Fatayat se Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Minggu (11/6). Menurut Gus Imin, stunting adalah problematika yang tidak kunjung selesai karena akan menjadi mata rantai pola konsumsi dan gizi.
Baca Juga
"Salah satu ancaman stunting baru kita adalah anak-anak yang sulit makan kemudian dipaksakan makan ala kadarnya karena banyak orang tua memberikan konsumsi makanan di bawah standar gizi yang dibutuhkan. Itu ancaman stunting yang serius," kata Gus Imin.
Advertisement
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengakui jika stunting adalah ancan serius dan memerlukan penangan yang serius pula. Ia bahkan pernah berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo terkait masalah stunting.
Â
"Saya pernah diskusi bersama Presiden dan kita memiliki kesimpulan yang sama bahwa pemerintah tidak mungkin jalan sendiri. Pemerintah membutuhkan partisipasi masyarakat, ibu-ibu muda tentu saja tidak juga bisa berjalan sendiri-sendiri, organisasi kemasyarakatan, pimpinan-pimpinan perempuan dan Fatayat NU bisa mengambil peran it. Tapi tentu Fatayat NU tak bisa optimal tanpa dibantu pemerintah. Pemerintah harus memberikan dorongan agar semua pihak terlibat menangani stunting di kekinian maupun yang terus berproses," kata Gus Imin.
Di sisi lain, Gus Imin menekankan pentingnya penanganan stunting tidak berfokus hanya di wilayah pedesaan, melainkan di seluruh wilayah Indonesia. Pasalnya stunting ternyata juga menimpa anak-anak yang hidup di perkotaan.
"Stunting tidak hanya di desa, di kampung-kampung, di daerah yang jauh, tapi juga ada di kota-kota karena sudah menyangkut kemampuan mengkonsumsi makanan bergizi," tukas Gus Imin.
Â
(*)