Liputan6.com, Kuching - Pemerintah Sarawak tidak pernah diam untuk terus berinovasi dalam pengembangan wisatanya. Setelah sukses menggaet pelancong di event skala internasional Rainforest World Music Festival yang menjadi andalannya, kini mereka berusaha untuk memikat wisatawan dengan wisata medis (medical tourism). Sarawak percaya diri yang mereka kembangkan tidak kalah dengan Penang, Malaka, ataupun Kuala Lumpur.
Dalam perjalanan maskapai Air Asia yang terbang langsung Jakarta-Kuching, Sabtu 24 Juni 2023, seorang ibu -sebut saja Regina, duduk di bangku tengah sebelah saya. Dia bersyukur saat ini ada penerbangan langsung ke Sarawak dari Jakarta tanpa harus singgah di Kuala Lumpur atau Singapura.
"Lebih singkat dan enggak ribet," kata Regina.
Advertisement
Tujuannya ke Kuching bukan tanpa alasan. Perempuan usia 45 tahunan yang tinggal di kawasan Mangga Besar, Jakarta Pusat, ini akan melakukan check up kesehatan di salah satu rumah sakit swasta di sana, Timberland Medical Centre.
"Sudah rutin dan biasanya ke sana," ujarnya.
Sebelum ada maskapai yang terbang langsung ke Kuching, dia mempunyai dua pilihan. Terbang dengan maskapai yang transit di Singapura atau Kuala Lumpur, atau dia sekaligus pulang ke kampung halaman di Pontianak, Kalimantan Barat.
"Dari pontianak kalau tidak diantar keluarga pakai kendaraan pribadi, kita biasa pakai bus sampai perbatasan dan nyambung bus ke Kuching. Ya sekitar 7-8 jam perjalanan kalau lancar," beber Regina.
Lantas, mengapa dia memilih pengobatan ke Sarawak ketimbang di negeri sendiri?
"Saya mencari second opinion. Di kita didiagnosa apa, di sini lain. Intinya profesionalitas," kata dia.
Regina tidak membeberkan sakit yang dideritanya. Namun yang pasti ketika dia divonis sakit berat pada 2015, mentalnya drop. Perasaan campur aduk tak karuan. keluarganya lantas menyarankan dia pergi ke Sarawak untuk bertanya soal penyakitnya. Pertimbangan usulan tersebut adalah karena jarak terdekat dengan Pontianak. Dan dia dibuat terkejut ternyata hasil diagnosa yang dia terima jauh dari diagnosa awal.
"Saya seperti diberi harapan hidup lagi setelah mental drop," kata dia.
Pantauan saya ketika berkeliling tiga rumah sakit di Sarawak: KPJ Healthcare, Normah Medical Specialist Center, dan Borneo Medical Center, kendaraan pelat Kalimantan Barat berjejer di parkiran. Bahkan ketika berada di Rumah Sakit Normah terdapat kendaraan berpelat Bandung.
Selain profesionalitas, faktor lainnya yang mendorong Regina berobat di Sarawak adalah karena harga yang terjangkau.
"Medical Check up di sini 135 Ringgit (kurs Rp 3.400), tentunya kalau di Jakarta sudah sejutaan lebih," beber dia. Harga yang disebutkan itu tentunya berbeda-beda, tidak semua mematok harga serupa karena bergantung dengan fasilitas-fasilitas yang didapat.
Misalnya saja Borneo Medical Canter yang mematok harga paket MCU dari mulai 119 Ringgit sampai 800 Ringgit. Atau Normah Medical Specialist Center yang mamtok harga mulai 228 Ringgit hingga 798 Ringgit. Perbedaan tersebut bergantung fasilitas check up yang ditawarkan.
Lebih Murah Ketimbang Penang
Lantas, apa yang membuat rumah sakit-rumah sakit di Malaysia begitu percaya diri menawarkan medical tourism bersaing dengan Penang, Malaka, dan Kuala Lumpur?
"Harga di kami lebih murah daripada Penang dan Kuala Lumpur," kata General Manager KPJ Kuching, Nurhazimah Mahat, Senin 26 Juni 2023.
Kendati lebih murah, bukan berarti kualitas mereka korbankan. Karena layanan dan profesionalitas adalah komitmen KPJ Kuching kepada para pasiennya.
Kemudahan lain yang didapat adalah penerimaan asuransi dari luar negeri. Calon pasien cukup menghubungi rumah sakit yang dituju via telepon atau email.
"Pengurusan nantinya oleh pihak rumah sakit yang akan menghubungi asuransi calon pasien apakah bisa atau tidak," kata Nurhazimah.
Bila calon pasien diterima di rumah sakit yang dituju, maka pasien berhak untuk dijemput oleh kendaraan rumah sakit atau sendiri. Nantinya, kendaraan penjemputan akan terparkir di Bandara Internasional Kuching untuk mengantar pasien ke rumah sakit.
Sebulan, kata Nurhazimah, terdapat tiga ribu pasien dan 80 persennya berasal dari Indonesia. "Rata-rata mereka mengalami keluhan tulang, usus, dan jantung," kata dia.
Advertisement
Fasilitas Baby Hatch
Di Borneo Medical Center juga memberikan spesialisasi serupa. Namun ada kekhasan dimana mereka memiliki fasilitas Baby Hatch. Fasilitas ini adalah tempat bayi yang lahir namun tidak diinginkan oleh orangtuanya karena faktor ekonomi atau lainnya.
"Fasilitas ini untuk menghindari lagi kasus pembuangan bayi oleh orangtuanya. Sehingga Rumah Sakit Borneo bisa memfasilitasi hal itu," kata seorang pemandu rumah sakit.
Fasilitas ini berada di dekat pintu masuk kendaraan dan pihak rumah sakit merahasiakan identitas orangtua si bayi. Bahkan, rumah sakit tidak memasang CCTV untuk memjaga kerahasiaan orangtua. Jadi, begitu orangtua bayi masuk, maka ada sensor yang memberitahukan ada orang masuk.
Bayi yang berada di fasilitas baby hatch nantinya diperiksa pihak rumah sakit untuk mengetahui perlu tidaknya tindakan medis. Bayi akan berada selama tiga hari di rumah sakit sambil menunggu kepengurusan surat-surat yang diurus dinas sosial. Setelah surat keluar, nantinya pemerintah Sarawak yang akan mengurus dan mencarikan orangtua angkat untuk bayi tersebut.
"Bukan untuk menggalakan praktik hamil di luar nikah, tapi ini adalah jalan terakhir daripada bayi-bayi tersebut dibuang dan ditelantarkan sampai meninggal dunia," kata petugas tersebut.
Lebih Murah Lebih Terjangkau
Laode Syawalludin, Senior Executive Marketing Malaysia Healthcare Travel Council Indonesia, mengatakan terdapat 95 rumah sakit swasta yang berada di bawah naungan Malaysia Care, semacam kementerian kesehatan, yang siap dijadikan medical tourism.
"Sebenarnya ratusan, tapi karena terus diperbaharui data-data dan verifikasi baru masuk 95 rumah sakit," kata Laode.
Laode mencatat, di tahun 2022 terdapat 312 ribu pasien per tahun yang berkunjung ke rumah sakit-rumah sakit di Malaysia, mayoritas dari mereka mencari second opinion di rumah sakit-rumah sakit tersebut.
"300 ribu pasien mencari opini kedua di rumah sakit Malaysia," kata Laode.
Bagi pasien yang menunggu hasil pemeriksaan, mereka bisa berkeliling Sarawak dan menikmati petualan dan alam Negeri Kenyalang. Bagi mereka yang memilih untuk tidak kemana-mana, maka pilihan hotel di kiri-kanan atau seberang rumah sakit bisa menjadi pilihan. Ditambah penerbangan langsung Air Asia dari Jakarta ke Kuching makin memudahkan pasien berobat ke Sarawak, "Jadi lebih murah lebih terjangkau," kata Laode.
Advertisement