Isu Kudeta Gus Dur Kembali Mencuat, Cak Imin: Itu Masa Lalu, Tiap 5 Tahun Muncul

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin buka suara soal kembali mencuatnya isu kudeta terhadap Presiden keempat RI Abdurrachman Wahid atau Gus Dur pada 2008 silam.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Sep 2023, 09:11 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2023, 09:11 WIB
PKB Menargetkan Deklarasi Capres-Cawapres Sebelum Ramadan 2023
Ketum DPP PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyatakan bahwa partainya akan mendeklarasikan Capres-Cawapres sebelum Ramadan 2023. (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin buka suara soal kembali mencuatnya isu kudeta terhadap Presiden keempat RI Abdurrachman Wahid atau Gus Dur pada 2008 silam.

Diketahui, Cak Imin telah berulang kali menepis anggapan kudeta tersebut. Terbaru, ia menepis polemik tersebut dalam wawancara khusus dengan Najwa Shihab. Namun, putri Gus Dur, Yenny Wahid kembali mengoreksi ucapan Cak Imin.

Menanggapi hal itu, Cak Imin berujar bahwa itu merupakan permasalahan yang selalu muncul setiap lima tahun sekali.

"Itu masa lalu yang tiap lima tahun pasti muncul. Saya sudah jawab bolak-balik, masa lima tahunan diulang lagi," kata Cak Imin kepada wartawan di Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).

Tak hanya itu, ia juga menilai persoalan resistensi dari keluarga Gus Dur sebagai isu lima tahunan.

"Itu pertanyaannya sama. Pertanyaan rutin tiap lima tahun, sudah sering," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid menegaskan, sulit mendukung koalisi yang menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai calon wakil presiden (cawapres). Alasannya, Cak Imin pernah mengkudeta Gus Dur saat memimpin PKB.

"Posisi saya sejak awal bukan rahasia. Jadi sudah jelas sekali, ketika waktu itu Cak Imin masih berkoalisi dengan Pak Prabowo, saya sudah menyatakan secara terbuka posisi kami," jelas Yenny kepada wartawan, Rabu (6/9).

"Akan sulit sekali bagi kami mendukung capres yang bersanding dengan orang yang pernah mengkudeta Gus Dur, sulit posisi kami sulit," sambungnya.

Pilihan Hanya 2

Yenny Wahid Datangi Kediaman Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto
Sebelumnya diberitakan, Yenny Wahid menegaskan alternatif pilihan politiknya untuk Pilpres 2024 kini tersisa antara Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saat ini, kata Yenny, pilihan keluarga maupun pengikut Gus Dur hanya dua. Yakni mendukung koalisi Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo.

Menurut Yenny, pihaknya masih membangun komunikasi dengan dua koalisi tersebut.

"Kami para anak buah Gus Dur, pengikut Gus Dur, ya pilihan politiknya tinggal 2, dan sedang kami olah, kami melakukan proses komunikasi dengan kedua kelompok tersebut, kelompoknya Pak Prabowo dan Pak Ganjar," kata Yenny.

Yenny pun mengungkit momen di saat Cak Imin mengkudeta Gus Dur. Kudeta Cak Imin terhadap Gus Dur ini terjadi dalam Muktamar yang diberlangsungkan di Ancol, Jakarta Utara. Saat itu, Gus Dur dicopot dari posisinya sebagai Ketua Majelis Dewan Syuro PKB.

Menurut Yenny, proses kudeta Gus Dur dari Dewan Syuro ini turut diketahui publik atau masyarakat Indonesia. Hal ini lah yang kemudian menjadi problem besar bagi pihaknya.

"Ya ini kan terjadi bukan cuma di belakang layar, tapi Muktamar Ancol ini terjadi di belakang publik. Jadi apapun terjadi di belakang layar, layar apa? Layar tancep. Jadi klaim seolah terjadi yang berbeda di belakang layar, enggak usah lihat yang di belakang layar, di depan layar saja," ungkapnya.

"Muktamar Ancol kurang apa terang benderangnya. Di situ Gus Dur diganti, di situ Gus Dur dikudeta. Kok Masih klaim menyatakan sebaliknya. Saya rasa publik juga sudah dewasa, bisa lihat banyak kok saksinya yang ikuti proses politik terjadi," sambung Yenny.

Ungkit soal Wasiat Gus Dur

Bahkan, sampai Gus Dur disebutnya mengeluarkan surat serta wasiat yaitu agar mengganti posisi Cak Imin.

"Gus Dur sampai mengeluarkan surat. Jadi saya rasa bukti-bukti formal ya menunjukkan bahwa memang telah terjadi pengkudetaan terhadap Gus Dur. Cak imin boleh saja mengklaim. Tapi sampai beliau wafat, memang masih berwasiat Cak imin harus diganti," pungkasnya.

 

Reporter: Lydia Francisca

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya