Manuver Jokowi Bangun Dinasti Politik

Kaesang Pangarep jadi sorotan. Pemuda 28 tahun itu mendadak terjun ke politik. Dunia yang sebelumnya ogah dia gandrungi karena melihat sang ayah dan kakaknya yang ribet mengurusi rakyat.

oleh Aries Setiawan diperbarui 27 Sep 2023, 05:24 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2023, 05:24 WIB
Banner Infografis Jokowi Pertimbangkan Hapus PPDB Sistem Zonasi. (Liputan6.com/Abdillah)
Presiden Jokowi (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Kaesang Pangarep jadi sorotan. Pemuda 28 tahun itu mendadak terjun ke politik. Dunia yang sebelumnya ogah dia gandrungi karena melihat sang ayah dan kakaknya yang ribet mengurusi rakyat.

Apalagi Kaesang Pangarep mengeklaim punya gaji lebih besar ketimbang ayah dan kakaknya yang lebih dulu terjun ke politik. Alih-alih ikuti jejak sang ayah dan kakak, Kaesang pun lebih memilih menjalankan bisnis. Katanya, bisa santai sambil zoom call.

Kini, Kaesang memilih berpolitik praktis. Malah tidak tanggung-tanggung, putra bungsu Presiden Jokowi itu langsung jabat ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Penunjukan Kaesang sebagai ketua umum disampaikan pada saat PSI menggelar Kopdarnas yang diadakan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin malam, 25 September 2023.

Pengumuman Kaesang Pangarep menjadi ketua umum tercantum dalam Surat Keputusan Dewan Pembina yang dibacakan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie.

"Surat keputusan Dewan Pembina tentang pengangkatan ketua umum PSI menetapkan, Bro Kaesang Pangarep sebagai ketua berlaku sejak 2023 hingga 2028," kata Grace dalam pidatonya.

Saat menyampaikan pidato perdanannya sebagai ketua umum PSI, Kaesang mengaku terjun ke politik praktis karena terinspirasi dari sang ayah, Presiden Jokowi.

"Saya masuk politik itu, salah satu inspirasinya ya bapak saya sendiri," kata Kaesang dalam pidatonya di Djakarta Theater, Jakarta, Senin, 25 September 2023.

"Kepada Bapak, saya ingin menyampaikan, izin saya mau menempuh jalan saya, Pak. Semoga gusti Allah memberkahi jalan yang saya pilih ini," ucap Kaesang.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komarudin, menilai ditetapkannya Kaesang sebagai ketua umum PSI bukan sebuah pencapaian yang besar. Karena secara kualitas personal maupun pengalaman, Kaesang belum mumpuni.

"Kalau saya sih melihatnya bukan pencapaian besar ya. Saya melihatnya ini bagian dari politik dinasti. Karena kalau bukan anaknya Jokowi, tidak mungkin Kaesang itu menjadi ketua umum. Jadi karena privilege, hak istimewa, itu dia anak Jokowi," kata Ujang kepada Liputan6.com, Selasa, 26 September 2023.

Baca juga: Gerindra Yakin Kaesang Jadi Ketum Parpol Bukan Politik Dinasti, Singgung Puan dan AHY

Menurut Ujang, Kaesang menjadi ketua umum PSI sudah menjadi bagian dari desain Jokowi untuk membangun dinasti politik. Mantan wali kota Solo itu sudah mulai menata kehidupan politik bagi anak-anaknya, karena sebentar lagi lengser dari jabatan presiden.

"Motifnya tentu ketika Jokowi sudah tidak nyaman lagi di PDIP, sudah tidak betah lagi, sudah banyak yang tidak sejalan dengan partainya sendiri, maka bagaimana pun Jokowi harus punya alternatif, harus bisa menata kehidupan politik keluarganya ke depan, artinya anak-anaknya," ujar Ujang.

Karena hubungannya kurang harmonis dengan Megawati Soekarnoputri dan PDIP, menurut Ujang, Jokowi mulai mempersiapkan "bekal" politik untuk anak-anaknya dengan mencari pelabuhan lain. Partai yang akan menjadi tempat bagi anak-anaknya, bahkan untuk Jokowi sendiri.

"Itu tadi, Jokowi tidak nyaman, ingin mencari pelabuhan lain ya anaknya diminta masuk ke PSI. Saya sih melihat politik Jokowi ini 'don't put egg in the same basket', jangan taruh telur di keranjang yang sama, karena kalau keranjangnya itu jatuh, telurnya akan pecah semua. Maka taruhlah telur di keranjang yang berbeda," kata Ujang.

"Nah, Jokowi saya melihatnya sedang memainkan politik seperti itu. Dia simpan Gibran di PDIP, dia simpan Kaesang di PSI. Saya melihatnya Jokowi akan berlabuh ke partai lain yang lebih besar agar lebih aman," kata Ujang.

Maka itu, kata Ujang, sebelumnya sempat beredar isu yang menyebut bahwa Jokowi akan merapat ke Partai Golkar. Lalu, berembus isu Jokowi ditawari menjadi ketua umum Partai NasDem. Hingga muncul isu bargaining dengan Partai Gerindra, dan Jokowi bakal diberi jabatan ketua umum.

"Jadi kelihatannya ke depan Jokowi akan cari partai lain. Soal partai mana, ya nanti tergantung kesempatan," kata Ujang.

Baca juga: Kaesang Pangarep ke PSI, Puan Anggap Bukan Manuver Politik Keluarga Jokowi

 

Siapkan Kehidupan Politik Anak-anaknya

Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep
Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep (dok. Instagram @kaesangphttps://www.instagram.com/p/B6srV_CJCvN/Putu Elmira)

Sebelum Kaesang terjun ke partai politik, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sudah lebih dulu menjadi wali kota Solo. Sementara itu, sang menantu, Muhammad Bobby Afif Nasution alias Bobby Nasution menjabat wali kota Medan. Gibran dan Bobby maju menjadi wali kota melalui PDIP.

Namun, karena hubungannya dengan Megawati dan PDIP saat ini sudah kurang harmonis, belum lagi dalam waktu kurang lebih satu tahun ke depan lengser dari jabatan presiden, Jokowi dinilai sedang "mendesain kehidupan politik" bagi anak-anaknya.

"Karena Jokowi paham ketika sudah tidak lagi menjadi presiden di 2 Oktober 2024 nanti, maka Jokowi tidak bisa lagi bergantung kepada PDIP. Karena kita tahu hubungan PDIP dengan Jokowi sering naik turun, panas adem, sering tidak baik," kata Ujang.

Dengan masuknya Kaesang ke PSI, menurut Ujang, semakin memperuncing panasnya hubungan Jokowi dengan Megawati dan PDIP. Apalagi di PDIP memiliki aturan yang harus ditaati oleh kader yaitu satu keluarga inti satu partai. Dalam konteks ini, menurut Ujang, Jokowi sudah terang-terangan melanggar aturan prinsip PDIP.

"Kalau saya melihatnya PDIP pasti marah. PDIP tentu marah, karena ada aturan yang dilanggar bahwa di aturan PDIP itu satu keluarga satu partai. Itu kan dilarang," kata Ujang.

Walaupun PDIP sendiri mencari-cari pembenaran untuk melegalkan Kaesang masuk PSI dengan alasan sudah beda kartu keluarga, namun Ujang melihat partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu jelas marah dengan langkah Jokowi.

"Apalagi PDIP konsisten melarang itu. Dan Jokowi melanggar aturan secara prinsipal. Sebelumnya juga ketika Gibran maju jadi wali kota, itu tidak lolos secara aturan administrasi di PDIP, tapi diloloskan. Itu melanggar aturan partai juga, tapi karena anaknya presiden, diloloskan. Nah saya melihat PDIP tidak akan berdiam diri dalam konteks ini," tuturnya.

Kaesang Targetkan PSI Lolos ke Parlemen

Kaesang Pangarep Resmi Jadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia
Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, resmi menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Usai diresmikan menjadi ketua umum, Kaesang menargetkan partai besutannya itu lolos ambang batas parlemen alias parliamentary threshold sebesar 4 persen pada pemilu 2024.

"Saya seorang yang optimistis. Target saya insyaallah PSI lolos parliamentary threshold 4 persen dan PSI ada di Senayan di 2024," ucap Kaesang.

Pengamat politik Ujang Komarudin melihat secara kualitas dan pengalaman politik, Kaesang sangat sulit meloloskan PSI ke Senayan.

Tetapi perlu dicatat bahwa Kaesang adalah putra Jokowi, sosok yang saat ini masih menjabat sebagai presiden. Jabatan yang memiliki kekuasaan besar untuk mengendalikan semua sumber daya. Sehingga, kata Ujang, bukan tidak mungkin target itu akan mudah tercapai.

"Kalau Kaesangnya sih enggak punya pengalaman, biasa-biasa saja, enggak ada yang istimewa. Tetapi jangan lupa, di balik itu ada Jokowi. Ada sang presiden, yang kelihatannya pertaruhan harga diri presiden ada di tubuhnya Kaesang. Sehingga suka tidak suka, senang tidak senang, kelihatannya PSI akan dijadikan partai yang lolos ke Senayan," kata Ujang.

"Skemanya tentu akan habis-habisan, akan mati-matian menggunakan berbagai macam cara, termasuk dengan intervensi kekuasaan ya, dalam tanda petik, untuk bisa meloloskan PSI ke Senayan. Itu soal harga diri Jokowi dan keluarganya," Ujang menambahkan.

Untuk mendulang banyak, pendukung dan relawan Jokowi akan diarahkan ke PSI. Hal ini diakui sendiri oleh Kaesang saat menyampaikan pidato perdananya. Dia mengajak pendukung dan relawan Jokowi untuk jalan bersama PSI.

Untuk meloloskan PSI ke Senayan pada pemilu 2024, Ujang melihat akan ada "operasi khusus" yang bakal dilakukan oleh Jokowi.

"Jadi skemanya adalah Jokowi ingin menjadikan PSI naik kelas, naik derajat, naik tingkat untuk bisa lolos ke Senayan. Saya melihatnya untuk lolos ke Senayan, kelihatannya akan ada operasi khusus, atau dalam tanda petik, ada intervensi kekuasaan untuk meloloskan PSI ke Senayan. Saya melihat politik di belakang layar akan dimainkan," kata Ujang.

Ujang melihat, dengan naiknya Kaesang menjadi ketua umum PSI, maka yang akan dirugikan adalah PDIP. Pada pemilu 2024 nanti, kemungkinan besar suara PDIP kembali akan digerogoti oleh PSI. Sebab, Kaesang sudah mengajak pendukung dan relawan Jokowi untuk bergabung. Ditambah lagi dengan "operasi khusus" yang bakal dijalankan Jokowi, dinilai Ujang, akan semakin menggerus suara PDIP.

"Memang targetnya ketika jadi ketua umum PSI, Kaesang targetnya mengambil ceruk suara pendukung dan relawan Jokowi. Kedua mengambil suara dari PDIP. Kita tahu bahwa di 2019 lalu suara PDIP itu berkurang, karena digerogoti, diambil oleh PSI. Jadi paling tidak saya melihat ada dua ceruk suara yang diambil PSI. Relawan dan pendukung Jokowi, di saat yang sama juga akan mengambil suara PDIP," kata Ujang.

"Karena 2019 lalu seperti itu. Suara PDIP bukan diambil oleh partai lain, tapi digerogoti oleh PSI. Saya melihat partai mana yang akan diambil, ya saya melihatnya PDIP. Yang dirugikan adalah PDIP," kata Ujang.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengucapkan selamat kepada Kaesang yang didaulat menjadi ketua umum PSI. Meski menyambut hangat, Cak Imin tetap mewaspadai kekuatan PSI di bawah kepemimpinan Kaesang.

"Di satu sisi kita ikut bahagia, politik nasional semakin ramai, dinamis, dan kita berdoa welcome to the jungle. Moga-moga kehadiran Mas Kaesang di dunia politik ini membawa warna yang tentu demokratis, memberikan suasana semakin segar," kata Cak Imin pada wartawan, Selasa, 26 September 2023.

Di sisi lain, Cak Imin menyebut kehadiran Kaesang di PSI menjadikan lawan politik yang patut dipertimbangkan.

"Ini menjadi kekuatan yang patut dipertimbangkan bagi kita semua untuk menyambut dengan serius," kata Cak Imin.

"Tentu menjadi kewaspadaan kita semua, partai-partai ini, di mana di belakang Mas Kaesang adalah Pak Presiden," sambungnya.

Baca juga NasDem: Kaesang Jadi Ketum, PSI Ambil Jalan Pintas Lolos ke Senayan

Berpotensi Menyalahgunakan Jabatan

6 Momen Keakraban Kaesang dan Jokowi, Kompak Berbagi Canda Tawa
Momen keakraban Kaesang dan Jokowi (IG/kaesangp)

Sementara itu, Ketua DPP Partai NasDem Effendi Choirie menilai tidak elok seorang anak presiden menduduki jabatan sebagai ketua umum partai maupun menjadi pejabat publik, sementara sang ayah masih aktif menjabat. Sebab, akan terjadi penyalahgunaan kekuasaan.

"Sebagai anak presiden, pemimpin tertinggi negara ini, mestinya sabar, tidak kesusu untuk jadi pejabat, pimpinan partai, atau jadi wali kota. Itu kurang pantas, kurang elok," kata Effendi Choirie kepada wartawan, Selasa, 26 September 2023.

Politikus yang akrab disapa Gus Choi itu menilai Kaesang Pangarep sebagai anak Presiden Jokowi berpotensi melakukan penyalahgunaan jabatan dengan posisinya kini ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Potensi penyalahgunaan itu untuk menguntungkan pribadi dengan menyalahgunakan jabatan sang ayah sebagai presiden. Bahkan, menurut Gus Choi, Jokowi sendiri sangat berpotensi menyalahgunakan jabatannya untuk menyukseskan anak-anaknya.

"Karena dia anak presiden, maka ada potensi penyalahgunaan jabatan bapaknya untuk kepentingan diri dan partai. Bapaknya pun ada potensi menyalahgunakan jabatannya, langsung atau tidak langsung untuk menyukseskan anaknya dan partai yang dipimpin anaknya," kata Gus Choi.

Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti, menilai penetapan Kaesang sebagai ketua umum PSI sangat menggelikan. Dia menyebut layaknya pertunjukan sebuah sulap, "sim salabim".

"Tidak ada yang paling menggelikan dalam bulan ini di ruang politik kecuali PSI memilih Kaesang sebagai ketua umum partai itu. Seperti sim salabim. Baru sehari bergabung langsung didapuk menjadi ketua umum. Tujuannya jelas, meraih suara pada pemilu 2024 yang akan datang," ujar Ray kepada Liputan6.com, Selasa, 26 September 2023.

Ray mengaku tidak mengetahui mekanisme pengangkatan seseorang untuk menjadi pimpinan di PSI, terutama ketua umum. Namun, melihat secara kasat mata, apa yang dipraktikkan PSI sungguh menggelikan.

"Bagaimana tidak, orang yang baru sehari ditetapkan sebagai anggota, tetiba sudah ditetapkan jadi ketua umum. Bila merujuk ke suasana ini, maka sangat patut kita geli melihatnya," kata Ray.

Menurut Ray, cara yang dilakukan PSI telah mengabaikan banyak aspek. Bahkan untuk organisasi yang paling sederhana sekali pun, kata Ray, ada tata cara, waktu, syarat dan pelibatan anggota di dalam pemilihan ketua umumnya.

"Demi kepentingan suara itu, kualitas-kualitas personal diabaikan lalu ditukar dengan kualitas "bapakisme"," kata Ray.

"Kaesang adalah anak Presiden, dan PSI hendak meraup suara pemilih yang memilih berdasar popularitas Pak Jokowi," Ray menambahkan.

Sifat menggantungkan diri pada "bapakisme" ini, menurut Ray, mengaburkan idiom PSI sebagai partai anak muda atau kaum milenial.

"Anak muda yang seharusnya diberi teladan untuk selalu siap mandiri, malah yang terlihat sebaliknya: manggantung nasib pada bapakisme," ujar Ray.

Dalam kondisi seperti ini, Ray mengaku ragu PSI akan menarik simpati pemilih Jokowi. "Tapi yang sudah pasti, PSI menukar hal-hal ideal dalam berpolitik untuk semata mengejar suara. Satu perilaku yang mencerminkan standar etika politik PSI yang biasa-biasa saja," tuturnya.

Kaesang Jadi Ketum PSI, OSO: Salahnya di Mana?

Ketua Umum Partau Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menyambut baik penetapan Kaesang Pangarep menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Menurut OSO, saat ini memang momen yang tepat bagi Kaesang untuk terjun ke dunia politik.

"Momen yang tepat terlibat dalam politik praktis," kata OSO, Senin, 25 September 2023.

OSO mengaku kagum dengan Kaesang yang masih berusia muda, namun sudah menjabat sebagai ketua umum partai politik. OSO menilai PSI sudah pantas memilik anak muda seperti Kaesang Pangarep.

"(Kaesang) diangkat menjadi ketua umum PSI saya sangat, apa, kagum. Lantas kemudian saya ngucapin selamat, bahwa memang saya kan sering pidato kalau sekarang zamannya milenial, ya kan?" ujar OSO.

"Jadi pantas saja partai ini mengambil anak muda. Saya melihat cara Kaesang itu bicara dan sekarang memang kelihatan mempunyai tanda-tanda bahwa tertarik dengan politik, gitu. Kan kita lihat sering tampil, penampilannya. Ini luar biasa. Jadi salahnya di mana ya?" sambung OSO.

Infografis Respons PDIP Usai Kaesang Pangarep Berniat Jadi Depok 1. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Respons PDIP Usai Kaesang Pangarep Berniat Jadi Depok 1. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya