Jokowi: Indonesia Dapat Tambahan Kuota Haji 20 Ribu untuk 2024

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Indonesia berhasil mendapatkan kuota haji sebanyak 20.000 untuk tahun 2024.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 20 Okt 2023, 20:17 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2023, 20:17 WIB
Joko Widodo atau Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan Indonesia berhasil mendapatkan kuota haji sebanyak 20.000 untuk tahun 2024. Penambahan kuota haji ini didapat usai Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman al-Saud (MBS) di Istana Al-Yamamah, Riyadh, Kamis, 19 Oktober 2023.

Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan antrean haji di Indonesia sangat panjang dan banyak masyarakat yang harus menunggu berpuluh-puluh tahun. Dia menuturkan keluhan itu lalu ditanggapi positif oleh Pangeran MBS.

"Saat bertemu dengan Perdana Menteri Mohammad bin Salman, saya menyampaikan apa adanya bahwa antrean haji di Indonesia sangat panjang. Bahkan, ada yang harus menunggu 47 tahun sehingga Indoensia membutuhkan tambahan kuota haji, dan alhamdulillah di tanggapi sangat positif," jelas Jokowi saat menyampaikan keterangan pers di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (20/10/2023).

"Kurang dari 12 jam komitmen tambahan kuota haji langsung diberikan paling tidak 20.000 untuk tahun depan tambahannya diberikan untuk Indoensia," sambung dia.

Pada sisi lain, Jokowi menceritakan pertemuan antara Ibu Negara Iriana dan istri Pangeran MBS, Sara binti Mashhur di sela kunjungan kerja di Riyadh, Arab Saudi. Menurut dia, Princess Sara hampir tak pernah menerima istri dari kepala negara lain.

"Artinya saya melihat hubungan Indonesia dan Arab Saudi ini memang semakin lama semakin erat, semakin lama semakin baik," kata Jokowi.

 

 

Soal Palestina-Israel

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengajak pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk bersama-sama menghentikan eskalasi di daerah konflik agar tidak makin meningkat. Selain itu, dia mendorong agar permasalahan di daerah konflik Palestina dan Israel dapat segera terselesaikan sesuai dengan ketentuan yang disepakati.

Hal ini disampaikan Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Kerajaan Arab Saudi (KAS) Mohammed bin Salman al-Saud (MBS) di Istana Al-Yamamah, Riyadh, pada Kamis, 19 Oktober 2023.

"Ini saatnya dunia berdiri bersama untuk menghentikan eskalasi, mengutamakan isu kemanusiaan, dan menyelesaikan akar masalah sesuai parameter internasional yang sudah disepakati," kata Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Jumat (20/10/2023).

Dalam pertemuan ini, dia juga menyampaikan kekhawatiran Indonesia terhadap situasi di Palestina yang makin memburuk.

Kutuk Serangan Israel ke RS Al Ahly di Gaza

Jokowi menegaskan sikap Indonesia yang mengutuk keras segala penyerangan yang berdampak pada kemanusiaan dari negara tersebut.

"Indonesia mengutuk keras serangan Israel atas Rumah Sakit Al Ahly di Gaza yang memakan ratusan korban sipil," ujarnya.

Selain bertemu Pangeran MBS, kunjungan Jokowi ke Arab Saudi juga untuk menghadiriKonferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-GCC di Riyadh, Arab Saudi, Jumat (20/10/2023). Adapun negara anggota GCC antara lain, Uni Emirate Arab, Bahrain, Arab Saudi, Oman, Qatar, dan Kuwait.

Dia mengajak pemimpin negara ASEAN dan anggota Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Kawasan Teluk (GCC) untuk mencegah agar kondisi di Gaza, Palestina tak semakin memburuk akibat serangan Israel. Jokowi menegaskan tindakan kekerasan di Gaza harus segera dihentikan.

 

Ingatkan Akar Masalah Konflik

"Secara khusus saya ingin menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas perkembangan situasi di Gaza," jelas Jokowi sebagaimana disiarkan di saluran Youtube, Jumat (20/10/2023).

"Tindakan kekerasan harus dihentikan, isu kemanusian harus menjadi prioritas saat ini, dan kita harus mencegah agar kondisi tidak semakin buruk," sambungnya.

Dia mengingatkan bahwa akar masalah dari konflik tersebut adalah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel. Jokowi mengajak pemimpin negara ASEAN dan GCC harus solid mendukung perdamaian yang adil di Palestina.

"Kita tidak boleh lupa akar masalahnya adalah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel, ini yang harus diselesaikan sesuai dengan parameter internasional yang telah disepakati. Di mana posisi ASEAN dan GCC harus jelas dan solid untuk mendukung solusi perdamaian yang adil dan langgeng di Palestina," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya