Stafsus Mensesneg Ingatkan Adian soal Pernyataan Jokowi Minta 3 Periode Bisa Jadi Fitnah

Faldo mengingatkan Adian bahwa pernyataan hubungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan PDIP merenggang karena permintaan Jokowi untuk tiga periode bisa menjadi fitnah apabila tidak ada bukti.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 26 Okt 2023, 10:31 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2023, 10:31 WIB
Ganjar Pranowo, Jokowi dan Megawati
Adapun, tema Rakernas IV PDIP adalah 'Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia' dengan sub tema 'Pangan Sebagai Lambang Supremasi Kepemimpinan Indonesia Bagi Dunia'. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Menteri Sekretaris Negars (Stafsus Mensesneg), Faldo Maldini menjawab tudingan Politikus PDIP Adian Napitupulu yang menyebut bahwa hubungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan PDIP merenggang karena permintaan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tiga periode ditolak Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Faldo mengingatkan Adian bahwa pernyataan tersebut bisa menjadi fitnah apabila tidak ada bukti.

"Kami sayang Bang Adian. Beliau politisi yang layak jadi teladan. Kalau nggak ada bukti, bisa jadi fitnah. Kalau dari kami, senyumin aja. Sama-sama menahan diri, tidak usah memperkeruh situasi," kata Faldo kepada wartawan, Kamis (26/10/2023).

Menurut dia, perbedaan pandangan merupakan suatu hal yang biasa dalam politik. Faldo meyakini Adian juga pernah berbeda pendapat dengan pimpinan partainya.

"Beda pandangan tentu biasa. Saya kira Bang Adian juga pasti pernah beda pandangan dengan pimpinan partainya. Itu biasa. Saya kira Bang Adian bukan orang yang nunduk-nunduk kalau hati dan pikirannya tidak sama dengan apa yang terjadi," jelasnya.

Faldo menuturkan, perbedaan pandangan antara Jokowi dan Megawati bukan alasan hubungan keduanya terpecah. Dia menyebut Jokowi hingga kini masih hormat kepada Megawati.

"Yang jelas, Pak Jokowi selalu tunduk pada konstitusi dan kehendak rakyat. Bu Mega dan Pak Jokowi sama-sama negarawan, tentunya beda pandangan bukan alasan untuk terpecah. Mereka tentu punya kesabaran revolusioner," ujar dia.

"Sekarang, Pak Jokowi tentu masih hormat kepada Bu Mega. Jadi, bukan hal yang perlu digosok-gosok terus," sambung Faldo.

Hubungan Panas Jokowi-PDIP

PDIP Usung Jokowi Jadi Capres 2019
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berpose bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat Rakernas PDIP III Tahun 2018 di Badung, Bali, Jumat (23/2). (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpress)

Sebelumnya, konflik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PDI Perjuangan meruncing. Hubungan panas keduanya semakin tergambar saat putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi cawapres Prabowo Subianto dan telah resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), hari ini, Rabu, 25 Oktober 2023.

Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP Adian Napitupulu menegaskan, Jokowi dan keluarganya sudah mengkhianati PDI Perjuangan.

Menurut Adian, meregangnya hubungan Jokowi dengan PDIP disebabkan oleh hal sederhana yakni, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tidak mengabulkan permintaan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden menjadi tiga periode.

"Ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui," kata Adian Napitupulu dalam keterangan resminya.

Menurut Adian, PDIP menolak permintaan Jokowi tersebut karena tidak ingin mengkhianati konstitusi. PDIP ingin menjaga konstitusi karena terkait dengan keselamatan bangsa dan negara serta rakyat Indonesia.

"Kemudian ada pihak yang marah, ya terserah mereka. Yang jelas kita bertahan untuk menjaga konstitusi. Menjaga konstitusi adalah menjaga republik ini. Menjaga konstitusi adalah menjaga bangsa dan rakyat kita," tegasnya.

"Kalau ada yang marah karena kita menolak penambahan masa jabatan tiga periode atau perpanjangan, bukan karena apa-apa, itu urusan masing-masing. Tetapi memang untuk menjaga konstitusi. Sederhana saja," kata Adian menambahkan.

Sikap Perubahan Jokowi

Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres PDI Perjuangan (TKRPP-PDIP) Adian Napitupulu
Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres PDI Perjuangan (TKRPP-PDIP) Adian Napitupulu. (Foto: Delvira Hutabarat/Liputan6.com).

Adian menyesalkan sikap perubahan Jokowi yang begitu cepat terhadap PDIP. Padahal partai banteng moncong putih itu sudah memberi segalanya untuk Jokowi dan keluarganya, mulai dari menjadi wali kota surakarta dua periode, gubernur DKI Jakarta dan presiden dua kali.

"Ada sejarah begini, dulu ada yang datang minta jadi wali kota dapat rekomendasi. Minta rekomendasi, dikasih. Minta lagi dapat rekomendasi, dikasih lagi. Lalu minta jadi gubernur, minta rekomendasi dikasih lagi. Lalu minta jadi calon presiden, minta rekomendasi dikasih lagi. Kedua kali dikasih lagi," kata Adian.

"Lalu ada lagi minta untuk anaknya dikasih lagi. Lalu ada diminta untuk menantu lalu dikasih lagi. Banyak benar," kata Adian.

Ketika Jokowi dan keluarganya berpaling dari PDI Perjuangan, Adian yang juga aktivis 1998 ini mengaku sama sekali tidak peduli.

Fokus Menangkan Ganjar-Mahfud

Saat ini, lanjutnya, Adian hanya memikirkan bagaimana memenangkan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Hanura, dan Partai Perindo pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di pilpres 2024 mendatang.

"Status Gibran anak Jokowi. Soal status mereka diserahkan ke DPP dan Ketua Umum PDI Perjuangan. Tugas saya menggalang suara, menggalang kekuatan untuk memenangkan Ganjar," kata Adian.

"Bagaimana Gibran, tidak saya pikirkan. Bagaimana Jokowi, enggak saya pikirkan. Yang saya pikirkan adalah bagaimana menambah suara satu, satu, satu terus setiap hari untuk Ganjar," tegas Adian.

Infografis Panas Dingin Hubungan Jokowi - Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Panas Dingin Hubungan Jokowi - Megawati. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya