Ayah yang Tewas Membusuk Bersama Balita di Koja Ternyata Pengusaha Peralatan Umroh

Seorang ayah inisial H (50) yang ditemukan tewas membusuk bersama anaknya AQH (2) di dalam rumah kawasan Jalan Balai Rakyat V, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara ternyata berasal dari keluarga berkecukupan.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi garis polisi pembunuhan (Merdeka.com/ Ronald)
Ilustrasi - Rumah korban pembunuhan dipasang garis polisi (Merdeka.com / Ronald)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang ayah inisial H (50) yang ditemukan tewas membusuk bersama balita AQH (2) di dalam rumah kawasan Jalan Balai Rakyat V, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara ternyata berasal dari keluarga berkecukupan.

Demikian hal itu diungkap, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Iverson Manossoh setelah dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dan barang bukti. Terungkap kalau H merupakan pengusaha peralatan umroh.

"Bapaknya, almarhum ini bekerja di usaha sarana kelengkapan umroh sampai dengan kejadian usaha itu masih berjalan," kata Iver saat dikonfirmasi, Rabu (1/11/2023).

Berdasarkan latar belakang H, kata Iver, dari penyidik memperkirakan kalau keluarga tersebut berasal dari orang berkecukupan. Hal itu senada dengan sang istri NP yang selamat saat ditemukan di dalam rumah.

"Ya menengah ya, kalau saya lihat. Kulkas juga terisi persediaan juga, perlengkapan di rumah cukup ya saya lihat, keadaan kulkas dan isinya cukup ya," kata Iver.

"Nah, ibunya (NP), ibu rumah tangga istrinya. Jadi dirumah kami temukan paket pengadaan kaya sarung dan beberapa perlengkapan umroh," tambah dia.

 

Keponakan Nyaleg

Ilustrasi Garis Polisi. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)
Ilustrasi Garis Polisi. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Selain itu, Iver juga membenarkan soal spanduk calon legislatif (caleg) inisial AD dari salah satu partai yang terpasang di tembok depan rumah H dan NP, ternyata adalah keponakan dari korban.

"Itu keponakan, itu numpang pemasangan aja. Itu keponakan almarhum. Jadi almarhum punya kakak, itu anaknya dari kakak almarhum," sebutnya.

Adapun, AD adalah salah satu saksi yang saat awal kejadian bersama warga menolong NP dan anak sulungnya ADA (4) yang selamat. Serta mengevakuasi jasad ayah inisial H (50) dan anak terakhirnya AQH (2) yang tewas membusuk di dalam rumah.

"Iya, dia termasuk salah satu yang datang ke TKP yang menolong yang selamat ya. Dia yang datang ke TKP di hari pertama kita periksa mintakan saksi ya. Tapi jangan ditulis soal politik, tidak ada urusan soal politik," ungkap Iver

"Itu kebetulan (alasan di rumah ada banner caleg) spanduk itu dipasang strategis biar terbaca oleh orang lain terlihat gitu loh," tambah dia.

 

Masih Tunggu Autopsi

Disamping itu, Iver menyampaikan untuk proses penyelidikan saat ini pihaknya masih menunggu hasil sampel yang telah diambil untuk diperiksa ahli. Guna memastikan penyebab kematian H (50) dan anak terakhirnya AQH (2).

Beberapa ahli yang dilibatkan seperti ahli histopatologi forensik, ahli psikologi forensik, identifikasi, dan ahli toksikologi forensik, guna mengungkap penyebab kematian ayah dan anak tersebut.

"Sampai saat ini kami masih menunggu hasil apa yang menyebabkan almarhum meninggal. Itu domain ahli kita tidak bisa berandai-andai," ucapnya.

Hal itu sebagai tindak lanjut dari proses olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang berhasil membawa beberapa sampel, Selasa (31/10) kemarin.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya