Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyebut keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi atau keputusan MKMK memberikan cahaya terang di tengah gelapnya demokrasi saat ini.
Megawati Soekarnoputri menyebut, MKMK yang menjatuhkan sanksi kepada hakim MK yang memutus batas usia calon presiden dan wakil presiden (batas usia capres-cawapres) ini menjadi bukti kokohnya kebenaran.
Baca Juga
Megawati juga meminta seluruh masyarakat ikut mengawal jalannya Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 mendatang. Megawati memberi sinyal akan adanya kecurangan dalam Pemilu 2024 mendatang.
Advertisement
Pernyataan Megawati tersebut ditanggapi sejumlah pihak, salah satunya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto mengatakan, pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri adalah sebuah panggilan kepada seluruh komponen bangsa untuk terus melawan kegelapan demokrasi.
"Pidato itu sebuah panggilan bagi bangsa dan negara, a national call, sebuah panggilan bagi seluruh rakyat yang digerakkan nurani untuk memperjuangkan kebenaran dan senantiasa bersama menghadapi kegelapan demokrasi terutama dengan rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi demi ambisi kekuasaan," kata Hasto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu 12 November 2023.
Menurut Hasto, pidato tersebut juga adalah hasil pemikiran Megawati yang ditujukan kepada masyarakat agar terus mengawal dan menegakkan demokrasi, serta tidak takut untuk bersuara dan tidak takut untuk berpendapat.
Selain itu, Ketua Dewan Pembina Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Bahlil Lahadalia mengaku dari pihak bacapres-bacawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka hanya tersenyum saja.
"Masing-masing menerjemahkan saja. Kalau kita dari kubu Prabowo-Gibran itu senyum saja. Orang mau bicara apa, itu hak mereka. Itu hak mereka semua dan kita tetap senyum," kata Bahlil.
Berikut sederet respons sejumlah pihak terkait pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal keputusan MKMK yang memberikan cahaya terang di tengah gelapnya demokrasi saat ini dihimpun Liputan6.com:
1. Kata Sekjen PDIP Hasto
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri adalah sebuah panggilan kepada seluruh komponen bangsa untuk terus melawan kegelapan demokrasi.
"Pidato itu sebuah panggilan bagi bangsa dan negara, a national call, sebuah panggilan bagi seluruh rakyat yang digerakkan nurani untuk memperjuangkan kebenaran dan senantiasa bersama menghadapi kegelapan demokrasi terutama dengan rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi demi ambisi kekuasaan," kata Hasto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu 12 November 2023.
Hasto menyebut pidato tersebut juga adalah hasil pemikiran Megawati yang ditujukan kepada masyarakat agar terus mengawal dan menegakkan demokrasi, serta tidak takut untuk bersuara dan tidak takut untuk berpendapat
"Apa yang disampaikan oleh Ibu Mega merupakan hasil renungan Beliau sendiri. Di tulis tangan, dan lalu dikasih ke saya beberapa hari lalu," kata Hasto.
Dia juga mengatakan kewajiban warga bangsa, dan bahkan menjadi keharusan setiap anak bangsa agar tidak terjadi kesewenang-wenangan.
Seraya mengingatkan Pemilu harus demokratis yang jujur, adil, langsung, umum, bebas, dan rahasia, harus dijalankan tanpa ada kecuali. Rakyat tidak boleh diintimidasi demi merasakan dan merayakan kegembiraan pesta demokrasi yang sejati.
"Ibu Megawati mengajak kita semua untuk kawal Pemilu 2024 dengan nurani dan sepenuh hati. Pemilu 2024 menjadi momentum untuk mendapatkan pemimpin terbaik yang benar-benar mewakili seluruh kehendak rakyat Indonesia agar Indonesia menjadi bangsa hebat, unggul, dan berdikari. Sehingga rekayasa hukum tidak boleh terjadi lagi," ujar Hasto dilansir dari Antara.
Advertisement
2. Kubu Prabowo-Gibran Sebut Kita Senyum Saja
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengomentari soal polemik di Mahkamah Konstitusi (MK). Menurutnya, manipulasi hukum terjadi kembali, karena adanya praktik hukum yang mengabaikan kebenaran
Terkait hal itu, Ketua Dewan Pembina Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas), Bahlil Lahadalia mengaku dari pihak Bacapres-Bacawapres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hanya tersenyum saja.
"Masing-masing menerjemahkan saja. Kalau kita dari kubu Prabowo-Gibran itu senyum saja. Orang mau bicara apa, itu hak mereka. Itu hak mereka semua dan kita tetap senyum," kata Bahlil di Jakarta, Minggu malam 12 November 2023.
Ia pun mengaku, bakal terus fokus untuk bekerja untuk memenangkan eks Danjen Kopassus dengan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
"Kita tetap fokus bekerja untuk kemenangan, tidak untuk masuk pada dialektika hal-hal yang tidak terlalu kami anggap untuk mendorong potensi kemenangan pasangan calon kami," jelas Bahlil.
3. Kata Gibran Rakabuming Raka
Menanggapi pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, yang berharap agar tidak ada lagi kecurangan dalam pemilu, Wali Kota Surakarta sekaligus bacawapres Gibran Rakabuming Raka mempersilakan masyarakat melaporkan jika memang ada kecurangan pemilu.
"Ya, dilaporkan aja ke Bawaslu atau apa, misalnya ada kecurangan atau apa pun itulah, ya," kata Gibran dikutip Antara, Senin (13/11/2023).
Disinggung mengenai munculnya narasi bahwa ada aparat yang menginstruksikan pemasangan baliho capres dan cawapres usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di sejumlah daerah, putra sulung Presiden Joko Widodo itu mengelak.
Menurut Gibran, yang memasang baliho-baliho tersebut adalah relawannya.
"Sing masang (yang memasang) Bolone Mas e. Ya takono (tanya saja) Mas Kuat (Koordinator Relawan Bolone Mase Kuat Hermawan) Mas Kuat ora tau turu, masangi baliho (Mas Kuat tidak pernah tidur karena memasang baliho)," tandas Gibran.
Advertisement