Pemprov DKI Jakarta Mulai Tata Kabel Semrawut di Senopati

Dinas Bina Marga DKI Jakarta melakukan penurunan kabel udara di sepanjang jalur Senopati, Jakarta Selatan, agar bisa masuk ke dalam tanah atau pada Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT).

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Nov 2023, 11:02 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2023, 05:07 WIB
Petugas dari Dinas Bina Marga didampingi JIP memotong kabel fiber optik yang semrawut di kawasan Jalan Senopati, Jakarta, Kamis (24/8/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Petugas dari Dinas Bina Marga didampingi JIP memotong kabel fiber optik yang semrawut di kawasan Jalan Senopati, Jakarta. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Dinas Bina Marga DKI Jakarta melakukan penurunan kabel udara di sepanjang jalur Senopati, Jakarta Selatan, agar bisa masuk ke dalam tanah atau pada Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT).

Penurunan ini dilakukan oleh Plt Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo dan Walikota Jakarta Selatan Munjirin. Turut mendampingi juga direksi PT Jakarta Infrastruktur Propertindo (JIP) selaku BUMD yang memiliki penugasan penataan SJUT.

Secara total, terdapat 47 kabel fiber optik yang diturunkan dari sisi selatan dan sisi utara ruas Jalan Senopati. Jumlah ini jiga setara dengan panjang 3 km.

"Penurunan kabel utilitas serentak ini dilakukan guna menciptakan lingkungan Ibu kota yang lebih tertata dan estetis. Kegiatan ini bertujuan agar kabel-kabel semrawut dapat segera masuk ke dalam (SJUT)," kata Heru di Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (23/11/2023).

Dengan diturunkannya kabel di Senopati, Heru mengkalim sudah sepanjang 185 km yang berhasil ditata dalam SJUT.

"Wilayah Jakarta Selatan boleh dibilang cukup banyak ya (kabel semrawut). Baru Selatan cukup banyak yang pindah. Ini kalau secara total mungkin sudah sekitar 185 kilo totalnya sudah pindah ke bawah," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Munjirin mengingatkan kepada para operator pemilik kabel optik untuk dapat segera menata kabel-kabelnya agar dapat dipindahkan.

"Kami mohon mungkin operator yang belum melaksanakan pemasangan di-ducting untuk segera melakukan pemasangan, karena kalau tidak Dinas Bina Marga pasti akan untuk memotong kegiatan tersebut," kata Munjirin.

Maka dari itu, Munjirin berharap masyarakat bisa menikmati keindahan kota Jakarta tanpa kabel semrawut.

"Harapannya tentunya kita bisa menikmati Jakarta yang estetikanya lebih terlihat bagus. Kemudian yang kedua faktor keamanan. Yang kita lihat sendiri mungkin bisa bikin celaka seseorang kalau kabelnya berantakan," imbuhnya.

 

Target untuk Jakarta Selatan

PT Jakarta Infrastruktur Propertindo (JIP) menargetkan, penataan kabel semrawut ke dalam tanah atau Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) di Jakarta Selatan rampung pada Agustus 2024.

Plt Direktur Utama PT Jakarta Infrastruktur Propertindo (JIP) Ivan C Permana mengatakan, terdapat 125 km kabel semrawut yang ditargetkan masuk ke dalam SJUT pada Agustus tahun depan.

Sebagai informasi, PT JIP merupakan anak perusahaan dari BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang ditugaskan untuk menata SJUT di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

"Kami akan bangun 100 km lagi. Jadi targetnya mudah-mudahan di Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia 2024 kami sudah selesai," kata Ivan kepada wartawan di Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (23/11/2023).

Ivan berujar, pihaknya telah membangun SJUT sepanjang 25 km di 10 ruas jalan di Jakarta Selatan. Kesepuluh jalan tersebut adalah Jl. Mampang Prapatan, Jl. Kapten Tendean, Jl. Wolter Monginsidi, Jl. Senopati, Jl. Suryo, Jl. Cikajang, Jl. Gunawarman, Jl. Pattimura, Jl. Trunojoyo, dan Jl. Sultan Hasanuddin.

"Kami sudah berhasil membangun 25 km di 10 ruas jalan di Jakarta Selatan. Harapanya tentu ini akan diikuti ruas jalan lain," ujar Ivan.

 

Harus Bekerja Sama

Lebih lanjut, Ivan mengungkapkan proses penataan kabel optik tersebut. Ia mengatakan, kabel ini baru bisa diturunkan jika para operator mau bekerjasama.

"Jadi sebenarnya untuk menghindari layanan telekomunikasi ke masyarakat itu terputus, setelah membangun SJUT kami bekerjasama dengan operator untuk menarik kabel di bawah," jelas Ivan.

"Setelah layanan operator itu pindah dari kabel udara ke bawah, baru kita potong. Jadi buat masyarakat juga tidak terganggu," sambungnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan PLN. Sebab, ia tak bisa memindahkan kabel milik BUMN itu.

"Untuk PLN sendiri tentu saja kami masih membahas secara teknis karena memang kalau kita ngomong kabel PLN faktor keselamatan lebih tinggi," imbuh Ivan.

 

Reporter: Lydia Fransisca/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya