Pemuda Muhammadiyah Anggap Kelakar Zulhas soal Gerakan Salat Bukan Penistaan Agama

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bikin heboh publik. Menteri Perdagangan itu diduga melecehkan agama ketika gerakan salat dijadikan candaan.

oleh Elza Hayarana Sahira diperbarui 21 Des 2023, 18:36 WIB
Diterbitkan 21 Des 2023, 18:36 WIB
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hassan (Zulhas)
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hassan (Zulhas) saat menghadiri Konsolidasi PAN Nusa Tenggara Barat (NTB) di Lombok, Minggu (10/12/2023). (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bikin heboh publik. Menteri Perdagangan itu diduga melecehkan agama ketika gerakan salat dijadikan candaan.

Peristiwa itu terjadi saat Zulhas memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Selasa, 19 Desember 2023.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad menilai pernyataan Zulhas itu tidak seharusnya langsung dikaitkan dengan agenda politik.

"Kelakar yang disampaikan Zulhas pada Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Kota Semarang, Jawa Tengah menimbulkan diskursus. Kami memilih diksi diskursus bukan konflik, karena sejatinya perlu dilihat dengan sudut pandang yang beragam sekaligus sebagai proses pendewasaan beragama dan bepolitik," ujar Dzulfikar Ahmad dalam keterangan resminya dikutip Kamis, 21 Desember 2023.

Dzulfikar juga menekankan bahwa apa yang disampaikan Zulkifli Hasan adalah pengalaman pribadinya dalam masyarakat. Ia menyoroti pentingnya melihat pernyataan tersebut tanpa menganggap sebagai pandangan pribadi atau penistaan agama.

Lebih lanjut, kata Dzulfikar, Pemuda Muhammadiyah mengingatkan bahwa untuk dikategorikan sebagai penistaan agama, pernyataan tersebut harus dianalisis berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. Seperti Pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Pasal 304 UU Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Pemuda Muhammadiyah berpendapat bahwa kelakar Zulhas soal gerakan salat tidak dapat dianggap sebagai penistaan agama, karena tidak ada motif yang menciptakan rasa kebencian atau permusuhan berdasarkan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

Dzulfikar mengimbau masyarakat untuk tidak mengondisikan pernyataan Zulhas menjadi polemik politik, tetapi jadikan sebagai bagian dari proses pendewasaan beragama dan berpolitik.

"Pemuda Muhamamdiyah mengimbau segenap anak bangsa untuk tidak menjadikan ini sebagai polemik yang dapat berujung pada kegaduhan dan mengusik rasa persaudaraan, terlebih jika diskursus ini ditarik ke ranah politik dan pilpres," kata Dzulfikar.

"Kita tentu sebagai bangsa yang memilki nilai keluhuran yang tinggi dan keadaban, maka mari kita maknai ini sebagai proses pendewasaan kita dalam beragama dan berpolitik yang rahmatan lil'alamin," pungkas Dzulfikar.

Viral Zulhas Jadikan Bacaan Al-Fatihah dan Gerakan Salat sebagai Kelakar

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memberikan inspirasi kepada kaum muda di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (8/12/2023) (Media PAN)
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) memberikan inspirasi kepada kaum muda di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (8/12/2023) (Media PAN)

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menuai kontroversial. Menteri Perdagangan itu menjadikan gerakan salat sebagai candaan saat memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Selasa, 19 Desember 2023.

Awalnya, politikus yang akrab disapa Zulhas itu menyampaikan berbagai isu dan persoalan terkait perdagangan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Zulhas juga menyampaikan pengalamannya saat mendampingi Presiden Jokowi saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.

Kemudian, Zulhas juga menyinggung soal pernyataan Prabowo Subianto yang menyebutkan Indonesia punya segala-galanya untuk menjadi negara maju.

"Maka perlu kesinambungan, perlu keberlanjutan. Pokoknya intinya kira-kira udah pahamlah ya," ujar Zulhas.

Namun, di akhir sambutan, Zulhas justru menyinggung soal bacaan Al-Fatihah dan gerakan salat. Videonya pun viral di media sosial.

"Tapi di sini mah aman ya. Saya keliling daerah, di sini aman. Di Jakarta engga ada masalah. Yang jauh-jauh ada loh yang berubah. Jadi kalau solat Magrib baca Al-Fatihah, 'waladhollin'. Ada yang diem sekarang, Pak. Ada sekarang yang diem. Loh, ada yang diem sekarang, banyak. Saking cintanya ke Pak Prabowo," ucap Zulkifli Hasan.

"Itu kalau tahiyatul akhir kan gini (Zulhas menunjukkan satu jari telunjuk satu_red). Sekarang banyak yang gini (dua jari dua), Pak. Banyak gini. Saking apa ya. Ya pak kiai, ya," kata Zulhas.

PAN Klarifikasi Kelakar Zulhas soal Gerakan Salat

Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay (Istimewa)
Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Daulay (Istimewa)

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Prataonan Daulay, mencoba meluruskan pernyataan Zulkifli Hasan.

Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu menegaskan dalam pernyataannya, Zulhas tidak bermaksud melecehkan agama, namun mengungkap dampak dari pilihan pilpres 2024 yang begitu luar biasa.

"Jika video tersebut diikuti secara keseluruhan, dapat dipahami bahwa Zulkifli Hasan ingin mengajak semua pihak untuk menjaga agar pilpres tetap teduh, tertib, aman, dan damai. Tidak ada sedikit pun maksud untuk melecehkan agama," kata Saleh lewat pesan tertulis, Rabu, 20 Desember 2023.

Menurut Saleh, Zulhas justru khawatir umat terpecah karena pilihan politik dalam pilpres 2024 merembet sampai ke praktik ibadah.

"Bang Zulhas itu kan memberi contoh agar mudah dipahami masyarakat. Nah, yang gampang diingat mungkin ya pada akhir bacaan surat Al-Fatihah. Termasuk gerakan jari pada saat tahiyat. Dalam konteks ini, Bang Zulhas mengingatkan bahwa tarikan politik begitu luar biasa. Dia khawatir, umat terpecah," ujar Saleh.

Saleh menyayangkan ada pihak-pihak yang memotong video tersebut sehingga muncul kesan Zulhas melakukan penistaan agama Islam. Padahal, di banyak tempat Zulhas kerap mengingatkan agar umat beragama selalu rukun dalam segala situasi.

"Bang Zulhas kerap menyebut bahwa kontestasi politik hanyalah sesaat. Yang penting terus diperjuangkan adalah kepentingan umat dan masyarakat," ucap Saleh.

Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya